Pemimpin daerah kabupaten muna dan pola pembangunannya pada zaman reformasi
1. MAKALAH MULOK
PEMIMPIN DAERAH KABUPATEN MUNA DAN POLA PEMBANGUNANNYA
PADA ZAMAN REFORMASI
DI SUSUN OLEH:
KELAS :XI IPS.2
KELOMPOK :V(LIMA)
KETUA :WD.SARNI YANTI
ANGGOTA :
1. MEGA AMELIA Z
2. NUR ANNISA F
3. PRISCHILA DEWI A
4. JHOSUA KRISTIAN R
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa,karna berkat rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini.dalam pembuatan makalah ini kami selaku penulis
makalah ini sudah berkerja semaksimal mungkin,namun kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini kami masih memiliki banyak kesalahan dengan demikian kami
masih membutuhkan saran dan kritik dari ibu guru.dengan demikian kami ucapkan
terima kasih dan mohon di maklumi.
Tim penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......
DAFTAR ISI........
BAB I.PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG.......
BAB II.ISI
II.1 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA.....
II.2 KARIR POLITIK RIDWAN BAE SAAT MENJABAT BUPATI MUNA....
BAB III.PENUTUP
III.1 KESIMPULAN.........
DAFTAR PUSTAKA............
5. BAB II
ISI
II.1 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA
A.dalam bidang pendidikan
Kemajuan pendidikan suatu daerah merupakan simbol kemajuan daerah itu secara
umum , karena berkaitan dengan sumber daya manusia yang mengembalikan daerah
sebagaimana ungkapan Aris Toteles bahwa”Barang siapa yang sudah merenungi seni
memerintahkan,maka manusia itu pasti yakin bahwa nasib suatu
emperium/kerajaan/daerah tergantung pada pendidikan generasi mudanya.” Dalam
kepemimpinan Ridwan beliau melakukan program jangka panjang dan jangka pendek
dalam bidang :
a. Program jangka panjang yang bersentuhan dengan pemikiran kemajuan
yaitu kesiapan beliau mengkoordinir keinginan rakyat disuatu wilayah
untuk membangun sekolah-sekolah baru melalui tenaga teknis pendidikan
(Diknas) berhasil mendirikan 10 SMA Negeri baru dan 15 SMP Negeri Di
Kabupaten Muna.
b. Dalam bidang non fisik beliau mengalokasikan APBD untuk peningkatan
sumber daya manusia yaitu memberikan peluang pada setiap instansi
untuk mengikuti program paska sarjana yang selama ini belum perna di
lakukan.program ini di lakukan dengan istilah gerakan 2001,maka hingga
saat ini puluhan PNS yang telah melanjutkan program S2 baik yang sudah
menyelesaikan studinya maupun masih sementara studi.
B.DI BIDANG KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah merupakan ciri khas suatu daerah,proses kelahirannya adalah
bukan budi yang terlahir daru ide gagasan masyarakatnya akan tetapi proses pelestariannya
yang memerlukan kesadaran dari setiap pendukungnya,sehingga timbul tengelamnya suatu
budaya adalah tergantung pada kepekaan masyarakat.akan tetapi konstribusi pemimpin dari
suatu daerah dominan dalam mempertahankan kelangengan budaya.pada priode
kepemimpinan Ridwan di muna memiliki langka-langka positif untuk mempertahankan nilai-
nilai kebudayaan daerah yaitu
1. Melestarikan kain tenunan khas muna melalui penekanan pada pegawai negeri sipil
untuk memakai tenunan khas muna pada hari sabtu.program ini di awali dengan
sosialisasi dan publikasi tenunan daerah pada event MTQ tingkat provinsi yang di
selengarakan di muna 2002.
2. publikasi kerajinan daerah pada event nasional di bali,jakarta,misalnya
tenunan,kerajinan gembol dan kerajinan nentu serta tarian tradisional.
6. 3. pelestarian kebudayaan kabanti wuna,seni pukul gong melalui event perayaan hari-hari
besar nasional misalnya 17 agustus dan vestival kabanti wuna.
4. pembudayaan makanan khas daerah muna (makanan non beras)dan masakan
tradisional muna.
Hal ini di anggap sebagai manufer positif karna selama ini hampir tidak tampil di
permukaan bumi,di samping kurang kepedulian dari pengambil kebijakan juga di
sebabkan tidak di publikasikan pada khalayak.
C.PEMBANGUNAN KEAGAMAAN
Sentuhan pembangunan non fisik keagamaan adalah sesuatu yang sulit di identifikasi
tetapi dalam tulisan ini hanya mendeskripsikan kebijakan pemerintah yang bersentuhan
dengan nilai-nilai keagamaan yaitu:
1. Dalam tahun 2003 muna menjadi tuan rumah dalam penyelengaran
MTQ tingkat provinsi.pemeritah menginstruksikan semua
masyarakat muna yang memasuki arena MTQ harus mengenakan
busana muslim bagi wanita dan bagi pns,pada seminggu sebelum
dan setelah hari H.dampak dari kebijakan ini memberikan
konstribusi positif pada kaum perempuan,karena pada akhirnya
jilbab yang di pakai sudah berlanjut hingga saat ini.
2. Dalam tahun 2003-2004 merenofasi pembangunan mesjid kota
muna yang dilengkapi dengan perurnahan pegawai syarah dengan
konstruksi ciri khas rumah Adat Muna.
3. Program pembangunan Siar islam melalui kegiatan yasinan yang
dilakukan pada setiap malam jumat dirumah kediaman bupati.
4. Terbentuknya wadah pembinaan keagamaan bagi kaum perempuan
melalui majelis ta’lim (BKMT). Melalui wadah ini dilakukan
pembinaan secara kontinuitas kepada ibu-ibu dan kaum perempuan
secara luas. Dan masih banyak lagi manufer pembangunan non
fisik yang bersifat positif.
D. PEMBANGUNAN DALAM BIDANG KESEHATAN
Pembangunan fisik yang di lakukan oleh pemerintah dalam kesehatan adalah pembangunan
puskesmas pada setiap kecamatan sebagai sarana perbaikan kesehatan masyarakat melalui
dana alokasi umum ( DAU ), tercatat beberapa pembangunan fisik yaitu:
1. Pembangunan puskesmas maginti di pajala
2. Pembangunan puskesmas di waara
7. 3. Pembangunan puskesmas bune gunu di koko
4. Pembangunan peskesmas wakorumba utara
5. Pembangunan puskesmas labuan di labuan
Program dalam rangka peningkatan sumber daya tenaga medis, maka ditahun
2004 Kabupaten Muna berhasil mendirikan lembaga pendidikan Kesehatan
setingkat D.III yaitu Akademi Keperawatan Kabupaten Muna (AKPER).
Program ini adalah meripakan proses peningkatan status SPK daerah yang
dianggap tidak dapat memenuhi standar kebutuhan dan peningkatan sumber
daya tenaga medis.
Dalam program peningkatan penyelenggaraan kesehatan masyarakat
secara profesional, maka pemerintah melakukan program kontrak tenaga ahli
yaitu mengontrak dokter ahli yang didasarkan pada skala prioritas.Berdasarkan
hasil analisa masyarakat Muna lebih membutuhkan dokter ahli kandungan , maka
yang dikontrak adalah dokter kandungan.
II.2 KARIR POLITIK RIDWAN BAE SAAT MENJABAT BUPATI MUNA
Sosok Ridwan berlatar belakang seorang pengusaha. Karir politik beliau
berawal dari keaktifannya dalam partai Golkar sejak Pemilihan Umum 1997,
Keberhasilan Ridwan Dalam menekuni profesi dunia politik terbukti pada pemilu
tahun 1999 berhasil mendapat kepercayaan dari Rakyat melalui pintu Partai
Golkar mewakili Sulawesi Tenggara sebagai anggota DPR-RI.
Perjalanan Ridwan dalam memimpin Daerah Muna dilewati dengan berbagai
rintangan dan tantangan yang datang dari berbagai penjuru, tetapi dengan
kesabaran beliau dapat melewatinya.
Menjelang pemilu 2004 , dalam tubuh Partai Golkar Terjadi persoalan internal
partai antara ketua Golkar terpilih hasil MUSDA LA ODE MARADALA dengan
beberapa komca.
Masalah ini terus berlanjut sehingga dikhawatirkan akan mengancam
intengritas Golkar dalam pemilu 2004, akhirnya Ridwan mengambil inisiatif
menyampaikan masalah ini kepada DPD Golkar TK.I dan Pusat.
Melalui konsolidasi dengan DPD Golkar TK.I dan DPP Golkar, sehingga
ketua DPD Golkar TK.I Hino Biohanis atas petunjuk DPP melaksanakan Musda
luar Biasa yang akhirnya menghasilkan keputusan bahwa Ridwan Bae mendapar
kepercayaan sebagai ketua Golkar Kabupaten Muna menggantikan La ode
maradala. Langka selanjutnya beliau berhasil melakukan konsilidasi dengan
seluruh komca sehingga permasalahan ditubuh partai dapat diselesaikan.
8. PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA)
SECARA LANGSUNG SEBAGAI RANGKAIAN PEMILU KEDUA
ZAMAN REFORMASI
Pesta demokrasi langsung dalam menentukan wakil-wakil rakyat
dilegislatif maupun menentukan pemimpin daerah sebagai kepala
eksekutif merupakan bagian dari agenda reformasi yang menjadi tuntunan
rakyat . agenda ini mulai di aplikasikan dalam kehidupan politik sejak
diselenggarakan pesta demokrasi pemilu bulan mei 2005 untuk
menentukan wakil-wakil rakyat diDPR dengan model yang berbeda
dengan pemilihan umum sebelumnya.
Pemilihan umum kali ini dengan sistem pemilihan figur yang diusung oleh
partai politik kontestan pemilu. Berdasarkan peraturan pemerintah bahwa
seseorang dapat mewakili partai pada legislatif jika memenuhi salah satu
persyaratan yaitu:
Memenuhi bilangan pembagi dari wilayah pemilihan.
Menepati urutan pertama dan diwilayah pemilihannya memenuhi
syarat perolehan suara untuk bilangan pembagi.
Mendapat suara walaupun tidak memenuhi suara pembagi , tetapi
setelah diranking memperleh urutan tertinggi dari semua calon
yang tidak memenuhi syarat bilangan pembagi yang ada diwilayah
pemilihannya
.Berkaitan dengan pelaksanaan pesta demokrasi tersebut , dikabupaten
muna memperebutkan 30 kursi legislatif yang tersebar di 4 wilayah
pemilihan, yaitu:
o Wilayah I terdiri dari kecamatan Katobu, Bata Laiworu, Duruka
,Lohia,Lasalepa,Napabalano,Watuputi dan Kontunaga
memperebutkan 10 kursi
o Wilayah II terdiri Dari kecamatan
Lawa,Barangka,Sawerigadi,Tikep,Tiwowo tengah,Maginti dan
Kusambi yang memperebutkan 6 kursi
o Wilayah III yang terdiri dari Kecamatan
Kabawo,Kabangka,Parigi,Bone,Wakuru Memperebutkan 8
kursi.
9. BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Selama Ridwan meimpin ada manufer dan gebrakan menyangkut konstribusi positif
sosial budaya didaerah muna dalam bidang pendidikan,kebudayaan,pembangunan
keagamaan dan pembangunan dalam bidang kesehatan.
Menjadi seorang pemimpin yang baik harus memiliki kesabaran agar dapat melewati
berbagai rintangan dan tantangan
2. Saran
10. DAFTAR PUSTAKA
Adi Susilo 1997, Sekelumit Gagasan Tentang Filsafat Sejarah dan Sudut-sudut Filsafat,
Karya Aksara. Jakarta.
Anwar,L. E. 1980 Sejarah Muna, Tabir Rahasia Kakak dan Beradik. Ujung Pandang.
Ali, R. N. 1965 . Pengantar ilmu Sejarah Indonesia Bharatara. Jakarta
Burhanuddin. B Haeba Syamsuddin . 1977/1978. Sejarah Daerah Sulawesi Tenggar. Proyek
penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.
Burhanuddin. B. 1989. Tata Ketakuan Di Lingkungan Pergaulan Keluarga dan Masyarakat
diSulawesi Tenggara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.