Dokumen tersebut membahas tentang kode etik media dan peran media dalam masyarakat demokratis. Media seharusnya menyajikan berita yang akurat, komprehensif, dan cerdas serta berperan sebagai forum diskusi dan kritik masyarakat. Media juga harus merepresentasikan berbagai kelompok masyarakat dan tujuan-tujuan masyarakat.
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Infotainment ETIKA
1.
2. 1. EQI FAHMI R.
2. MOCH. IMRON R.
3. RIANTIKA NOVI H.
4. GUSTIO WAHYU W.
5. AGUNG PRASETYO
6. BAGUS NURSIAM F.
7. IRWANDA I. P.
(120531100054)
(120531100056)
(120531100057)
(120531100059)
(120531100060)
(120531100061)
(120531100062)
3. Definisi infotainment adalah info dan entertainment,
yaitu informasi yang memberikan hiburan.
Merupakan kependekan dari istilah Inggris
information-entertainment. Infotainment di Indonesia
identik dengan acara televisi yang menyajikan berita
selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang
unik”. menurut salah satu Ensiklopedia bebas di
Internet.
4. Pasal 36
1.
2.
3.
Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan
manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral,
kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta
mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.
Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh
Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib
memuat sekurangkurangnya 60% (enam puluh per seratus) mata
acara yang berasal dari dalam negeri.
Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan
kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan
menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga
penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi
khalayak sesuai dengan isi siaran.
5. 4.
5.
Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh
mengutamakan kepentingan golongan tertentu.
Isi siaran dilarang :
bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;
menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-
gunaan narkotika dan obat terlarang; atau
mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
6.
Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan,
melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama,
martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan
internasional.
6. Sebuah kode etik yang baik tentu mengacu pada cita-cita
tertingginya. Cita-cita media yang ideal tentu menjadi
pewujud masyarakat yang demokratis. Secara umum “public
sphere” merujuk kepada ruang nasional yang menyediakan
sedikit banyak kebebasan dan arena keterbukaan atau juga
forum untuk debat publik (McQuail, 2005 : 181).
7. Saat ini, banyak disuguhkan berita-berita sensasional
para selebritis Indonesia di televisi. Infotainment seakan
telah menghipnotis masyarakat. Dibalik sifat persuasif
dari infotainment, banyak tayangan-tayangan dan isinya
yang melanggar etika jurnalisme. Namun tidak dapat
dipungkiri, keberadaan infotainment yang fenomenal
mendatangkan keuntungan tersendiri di sebagian pihak,
terutama bagi selebritis itu sendiri.
8. 1.
2.
3.
4.
5.
Media harus menyajikan “pemberitaan yang benar,
komprehensif, dan cerdas.”
Media harus berperan sebagai forum pertukaran
pendapat, komentar, dan kritik.
Media harus menyajikan gambaran khas dari setiap
kelompok masyarakat.
Media harus selalu menyajikan dan menjelaskan
tujuan dan nilai-nilai masyarakat.
Media harus membuka akses ke berbagai sumber
informasi
9. Dari video Olga Syahputra dalam kasus pencemaran
nama baik sesuai laporan Dr. Febby Karina Kasus Ini
dapat menjadi dampak yang buruk bagi masyarakat,
karena Olga adalah publik figur. Sementara publik
figur adalah contoh panutan masyarakat yang telah
diidolakan para penggemarnya yaitu masyarakat.
Panutan disini tidak hanya memiliki arti yang baik,
tapi juga bisa memiliki arti yang buruk.