4. Ayo Belanja (Produktif) !
“Pepatah mengatakan -habis manis sepah di buang, tapi kini kita harus berpikir lebih jauh lagi,
karena jika membuang sampah terus menerus tanpa mengolahnya lebih lanjut atau didaur ulang
akan mengakibatkan pencemaran lingkungan....“. Ini sebagian kalimat yang saya baca dari brosur
COP 13. Sebuah panduan Cara Oke Pelihara Bumi dari Kementrian Lingkungan Hidup.
Membacanya membuat saya menyadari betapa sudah sembrononya kita dengan uang. Tanpa
sengaja kita memperlakukan uang seperti sampah, habis manis sepah di buang. Buktinya kita jarang
merasa puas dengan uang, bahkan seringkali menyesal. Jika tidak mengeluh karena kurang,
pastilah karena hasilnya yang tidak kelihatan kecuali gundukan barang-barang belanjaan
dan setumpuk masalah keuangan . Coba anda perhatikan makanan cepat saji di lemari es yang
harus dibuang , baju yang sejak di beli belum pernah dipakai atau les-les mahal yang tidak diminati
anak sampai berbagai investasi yang sebenarnya spekulasi. Apa yang salah dengan cara belanja
kita ? Apakah penghematan jalan keluarnya ? Yang jelas anda tidak mungkin tidak berbelanja,
walaupun saya setuju dengan penghematan asalkan tidak menjadikan orang kikir atau pelit.
Sebenarnya cara kita berbelanja dapat membuat berbagai pengeluaran kita menjadi pemasukan
kembali. Caranya adalah dengan melakukan belanja produktif melalui prioritas belanja. Untuk
melakukannya di mulai dari hal yang paling penting dalam perencanaan keuangan : berbelanja.
Belanja VS Menghabiskan Uang
Pengeluaran kita akan selalu berpasangan dengan pemasukan, sebab dari apa yang kita keluarkan
barulah bisa menuai hasilnya. Namun cara pandang kebanyakan orang memposisikan bahwa tidak
mungkin ada pengeluaran tanpa penghasilan. Saya kira Ini cara pandang yang kurang tepat.
Bayangkan saja , bagaimana mungkin anda bisa mendapatkan hasil investasi, jika anda tidak
mengeluarkan uang terlebih dulu untuk investasi tersebut. Juga tidak mungkin mendapat gaji jika
tidak bekerja dulu selama sebulan sebelumnya, mengeluarkan uang untuk tarnsportasi dan makan
siang di kantor. Ini sebuah contoh sederhana saja , bahwa pengeluaran ada mendahului
penghasilan. Makanya berbelanja menjadi suatu kegiatan yang sangat penting , sebab berbelanja
bukanlah semata-mata kegiatan menghabiskan uang melainkan lebih kepada penggunaan uang.
Banyak orang mengira bahwa berbelanja adalah kegiatan menghabiskan uang, padahal belanja
adalah kegiatan menggunakan uang. Memang ada kemiripan antara menggunakan uang dengan
menghabiskan uang, tetapi ada perbedaan besar juga antara keduanya. Yang pertama akan
membuat anda bertambah kaya, sedangkan yang kedua membuat anda miskin. Konsepnya begini, ”
Penggunaan uang seharusnya memperindah hidup anda, bukan menyusahkan.” Kenyataannya
kita menggunakan uang setiap hari , anehnya tetap saja selalu merasa tidak punya uang. Kemana
perginya uang-uang itu ? Mungkin ada yang tetap di tabungan, ditempatkan ke deposito, dibelikan
5. reksa dana, menjadi belanja bulanan, listrik, tv kabel, iuran fitnes, bensin, sampai baju-baju model
terbaru. Barangkali sebagian besar dibayarkan untuk cicilan rumah, mobil atau kartu kredit. Tidak
ada yang salah dengan pengeluaran-pegeluaran itu, bahkan pengeluaran tersebut harus ada untuk
mendukung hidup yang berkualitas. Masalah akan terjadi jika pengeluaran tersebut
dilakukan berlebihan , kekurangan dan tidak proporsional. Ukuran lebih-kurang-
proporsional inilah yang sangat subyektif, relatif tergantung pelakunya. Patokannya adalah suatu
kegiatan belanja produktif adalah terciptanya penggunaan uang yang menghasilkan
pertambahan nilai denga biaya yang seimbang . Dengan pendekatan ini maka belanja /
pengeluaran (spending) dilakukan dalam rangka investasi bukan beban atau biaya (expense)
Lagipula jika anda menghabiskan penghasilan dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan
dengan waktu bekerja yang Anda usahakan untuk mendapatkan penghasilan tersebut,
tidakkah Anda ingin memastikan bahwa pengeluaran-pengeluaran tersebut memang berharga untuk
dilakukan ? Karena itu konsep belanja poduktif juga mencakup pertimbangan apakah cara Anda
menghabiskan penghasilan bisa menghargai waktu dan tenaga yang Anda keluarkan untuk
mendapatkan penghasilan tersebut. Yang jelas pengeluaran anda sama pentingnya dengan
pemasukan anda, bagaimana cara anda menggunakan uang akan berpengaruh terhadap seberapa
besar anda bisa menghasilkan uang kembali.
Cara Belanja & Belanjaannya
Adapun belanja produktif dalam prakteknya dilaksanakan dengan melalui prioritas anggaran
belanja, artinya mengutamakan suatu hal tertentu dibandingkan yang lain. Kesalahan kebanyakan
orang adalah mengeluarkan uang terlalu banyak pada suatu pembelanjaan yang paling bisa
diminimalkan. Sebaliknya terlalu kecil untuk pembelanjaan yang seharusnya paling dimaksimalkan.
Hanya karena sifatnya yang genting beberapa pengeluaran dinggap penting, padahal bukan berarti
yang terutama. Tidak heran kebanyalan pengeluaran kita lebih bersifat konsumtif daripada
produktif. Prioritas anggaran tidak hanya merujuk pada besar kecilnya alokasi dana maupun urutan
yang harus didahulukan lebih dari itu fleksibilitasnya terhadap penyesuaian kondisi keuangan.
Prioritas anggaran belanja adalah sebagai berikut :
1. Prioritas belanja pertama adalah tabungan dan investasi karena sifatnya tidak bisa ditunda dan
harus ada. Walaupun akan digunakan di masa depan namun alokasinya harus dilakukan sejak
sekarang. Tabungan dan investasi sangat berguna di masa tua nanti ketika usia, fisik dan
penghasilan tidak mampu lagi menopang gaya hidup anda. Penundaan dan pengurangan jatah
belanja tabungan dan investasi ini hanya akan menambah beban biaya hidup anda nanti. Belanja
tabungan dan investasi adalah penggunaan uang yang akan membuat anda mendapatkan uang
kembali. Selanjutnya agar belanja investasi tidak berujung kepada spekulasi yang membuat anda
merugi, maka belanjaan investasinyapun harus dipilih dengan cermat dengan risiko yang bisa di
toleransi.
2. Prioritas belanja ke dua adalah belanja cicilan hutang, yang artinya kita menggunakan uang untuk
melunasi hutang. Berhutang pada awalnya membuat kita memiliki kewajiban, namun jika
digunakan dnegan tepat dapat membantu kita memiliki aset-aset. Bahkan aset-aset itu jika dikelola
dapat menghasilkan uang kembali. Nah, pembelian asset-asset inilah yang tidak selalu bisa diakses
oleh setiap orang dengan dana tunainya sekaligus. Adanya hutang inilah yang berfungsi sebagai
pembiayaan mengatasi keterbatasan dana tersebut. Dengan demikian belanja hutangpun memiliki
6. dua sisi. Dengan hutang anda bisa memiliki asset –asset yang yang bisa menghasilkan uang kembali,
namun jika penggunaannya kurang tepat malah bisa membuat anda miskin.
3. Prioritas ke tiga adalah belanja asuransi. Pengeluaran tak terduga yang disebabkan musibah dan
bencana tidak diharapkan akan terjadi, tetapi kita harus siap menghadapinya. Sifatnya yang tidak
pasti inilah yang membuatnya tidak fleksibel, disinilah asuransi mengatasi ketidak pastian akibat
finansial ini. Untuk itu terlebih dulu kita mengeluarkan uang untuk membayar premi. Jika pada
suatu saat nanti terjadi risiko, maka ada pemasukan berupa Uang Pertanggungan yang dapat
digunakan utnuk mengurangi kerugian finansial tersebut. Hati-hati, keengganan belanja asuransi
bagi yang justru membutuhkannya akan berakibat kerugian finansial yang lebih besar lagi.
Sementara dibeli secara berlebihan tidak menyebabkan anda “fully protected” melainkan
mengarah pada pemborosan.
4. Prioritas ke empat adalah belanja kebutuhan dan pemuasan gaya hidup seperti makanan,
pakaian, transportasi,komunikasi, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Sifatnya sekarang atau masa
kini dan baik jumlah maupun waktunya bisa diperkirakan dengan berbagai pilihan belanjaan
kebutuhan hidup yang sangat beragam . Contoh, jika tidak mampu beli mobil maka anda bisa naik
taxi atau kendaraa umum yang lebih ekonomis dengan manfaat yang kurang lebih sama namun
tingkat kenyamanan berbeda. Contoh lain, jika tidak mampu beli baju bermerek , maka anda bisa
beli baju biasa yang lebih ekonomis. Jadi belanja kebutuhan hidup memang paling fleksibel dari sisi
jumlah, waktu dan pilihan.
Dari ke-empat prioritas ini, maka yang paling memungkinkan untuk penyesuaian dalam rangka
penghematan adalah jika melakukannya dari prioritas terbawah yaitu nomor empat barulah
selanjutnya ke atas. Yang harus diingat adalah bahwa walaupun prioritas belanja membuat anda
menggunakan uang, namun semuanya dilakukan dalam rangka mendapatkan hasil. Akhirnya,
konsep belanja produktif adalah kerangka berpikir yang menempatkan uang sebagai alat untuk
mencapai tujuan, bukan sesuatu yang dibuang.
Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP
Source : Belanja, Belanja
Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog