asuransi tidak hanya untuk yang sudah berkeluarga, namun juga untuk si single.Karena kita tidak akan pernah bisa menghindar dari sakit,kecelakaan,kematian
4. Asuransi untuk si Single
perlukah?
“Perlukah seorang dengan status
perkawinan single memiliki asuransi ?”
Di era modern yang ditandai
dengan derasnya arus
informasi dan globalisasi
saat ini, dimana orang –
orang cenderung menunda untuk
berkomitmen membina hubungan
pernikahan, disekitar kita akan mudah ditemui orang –
orang yang memiliki status pernikahan ‘Single’. Atau
bahkan mungkin kita sendiri yang menyandang status
tersebut. Entah itu single karena memang baru lulus
kuliah dan belum menikah, single karena memang belum
menemukan jodohnya meskipun sudah cukup berumur, ataupun
juga single karena pasangan yang dinikahinya meninggal,
ataupun berpisah dengan pasangannya. Namun dibalik semua
latar belakang status single tersebut, pertanyaan yang
seringkali menggelitik adalah :
Bagi seorang single yang merupakan orang dewasa muda yang baru saja menyelesaikan studinya,
hal pertama yang akan dilakukannya adalah mencari pekerjaan yang dirasa layak dan cocok dengan
dasar ilmu dan ketrampilannya. Begitu mendapat pekerjaan yang diinginkan, orang tersebut akan
bekerja dengan giat dengan harapan bisa segera memiliki kehidupan yang lebih mapan, sambil
sebisa mungkin menyisihkan sebagian penghasilan yang ia dapatkan untuk ditabung. Kenapa
ditabung?. Alasannya bermacam – macam. Ada yang menabung agar bisa bepergian ke tempat –
tempat yang ia senangi, bisa segera membeli rumah dan tinggal terpisah dari orangtuanya, ada yang
ingin bisa segera membeli mobil, ataupun menabung agar bisa segera menikah dengan pujaan
hatinya, seperti yang dilakukan oleh sebagian besar orang. Perlukah si single ini memiliki asuransi?
Pada masa ini, si single cenderung belum memiliki pengeluaran yang cukup besar. Ia hanya
bertanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri, dengan asumsi ia tidak menanggung hidup orang
lain lagi seperti adiknya yang masih sekolah misalnya. Bila yang ia tuju adalah jenjang pernikahan
5. misalnya, si single harus menabung jumlah yang cukup besar agar bisa mengadakan pesta acara
pernikahan yang layak. Pada fase ini tawaran asuransi berbasis investasi unit link bisa ia
kesampingkan, karena bila ingin menabung dengan dana yang tidak terlalu besar ada instrumen lain
yang bisa ia ikuti seperti reksa dana ataupun dengan membeli emas. Namun perlu diingat, dalam
perjalanannya menabung itu bukan berarti ia menjadi manusia super. Tetap saja si single tidak
pernah bisa terbebas dari kejadian tidak enak seperti terkena penyakit kritis ataupun kecelakaan
yang mengakibatkan bisa jadi tidak hanya uang yang ia tabung jadi berhenti, tapi bisa jadi yang
sudah ia tabung selama ini harus habis untuk membayar kejadian yang menimpanya, dan pada
akhirnya impiannya untuk segera bersanding di pelaminan jadi buyar. Jadi bagi para lajang yang
merupakan kaum dewasa muda, bila anda merasa asuransi unit link kurang nendang dalam hal
memberikan imbal hasil, anda bisa menggunakan cara lainnya. Tapi pastikan impian – impian
seperti menikah dan memiliki rumah sendiri tidak pupus. Caranya adalah dengan membeli asuransi
jiwa berjangka yang dapat diperbaharui apabila sudah jatuh tempo.
Ada lagi orang – orang yang bahkan mungkin sudah memasuki usia senja namun tetap berstatus
single. Entah itu memang belum menemukan tambatan hati yang cocok, atau memang memutuskan
untuk tidak menikah. Pada kondisi seperti ini, orang tersebut biasanya sudah tidak memiliki hasrat
yang terlalu kuat untuk mengejar hal – hal yang bersifat duniawi ataupun kebendaan. Hal ini karena
pada usia mereka, secara ekonomi orang – orang ini sudah berada dalam posisi yang relatif mapan.
Mereka sudah memiliki rumah, ataupun bila belum maka tidak akan terlalu ngotot untuk bisa
memiliki rumah dan lebih menikmati tinggal di rumah kontrakan atau di kos – kosan. Tidak ada
rencana untuk menikah, dan bila mereka meninggalpun tidak ada anak atau pasangan yang akan
diwarisi harta kekayaannya, karena memang mereka tidak menikah. Tabungan yang ada sebatas
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, serta untuk bepergian ke tempat yang mereka sukai. Jadi
masih perlukah mereka memiliki asuransi?
Sama halnya dengan para single yang berusia muda, single di usia senja pun tidak akan pernah
kebal dari hal – hal yang tidak mengenakkan seperti penyakit kritis ataupun kecelakaan, dan mereka
tidak akan pernah tahu bila akan terkena hal tersebut. Penyakit kritis seperti kanker terkenal sebagai
6. bukan hanya penyakit yang membawa kematian, tapi juga membuat kanker alias kantong kering
alias bokek bagi penderitanya. Begitu pula kecelakaan, kita tidak akan pernah tahu kapan dan
dimana akan terjadi pada kita. Jadi daripada uang yang ditabung habis untuk membiayai pengobatan
kita, lebih baik perusahaan asuransi saja yang membayarkan biaya pengobatan tersebut, sehingga
uang tabungan kita tetap bisa digunakan untuk jalan – jalan ataupun menikmati hal lain di masa tua.
Asuransi whole life baik yang bersifat tradisional maupun berbasis investasi unit link dapat
dijadikan pilihan dalam hal ini. Terlebih lagi bagi beberapa suku yang ada di Indonesia dimana
upacara penguburan jenazah memakan biaya yang sangat besar, uang pertanggungan dari asuransi
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Memang si single
tidak perlu mewariskan hartanya ke pasangan ataupun anaknya karena memang ia tidak memiliki
ahli waris langsung, namun paling tidak ia bisa membantu meringkankan biaya yang dikeluarkan
oleh orang lain yang mengurus pemakaman jenazahnya.
Baca juga artikel menarik tentang "Melindungi Diri Dengan Asuransi Kesehatan"
Kemudian status single yang terakhir adalah single yang diakibatkan oleh meninggalnya sang
pasangan ataupun karena bercerai. Pada kondisi ini keadaan akan menjadi lebih rumit apabila
kemudian si single ini memiliki anak yang ikut dengannya dari hasil perkawinannya tersebut, yang
biasa disebut dengan single parent. Pada kondisi ini si single harus memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari – hari, plus dia harus memenuhi kebutuhan anak – anaknya, mulai dari kebutuhan makanan
sampai pendidikannya. Apakah single seperti ini memerlukan asuransi ?
Bila menyimak uraian diatas, secara sederhana apabila seorang single tanpa tanggungan anak saja
tetap memerlukan asuransi, apalagi untuk seorang single dengan tanggungan anak. Selain harus bisa
memenuhi kebutuhan dirinya bila terjadi hal yang tidak mengenakkan pada dirinya, si single ini pun
harus memikirkan kelangsungan hidup anak yang ditanggungnya apabila ia sebagai seorang pencari
nafkah utama tidak bisa menjalankan tugas dan kewajibannya. Karena meskipun ia sudah tidak
mampu lagi mencari nafkah, anak – anaknya tetap harus makan dan bersekolah. Maka asuransi
sangat diperlukan bagi single pada kondisi ini. Selain sebagai proteksi finansial bagi dirinya sendiri,
ia harus memastikan bahwa anak – anaknya tidak terlantar meskipun ia tidak ada sekalipun. Produk
asuransi dengan basis investasi unit link maupun yang tradisional bisa menjadi pilihan dalam hal
ini, tergantung dari keinginan dan kebutuhan kita masing – masing.
7. Jadi pada hakikatnya asuransi itu dibutuhkan tidak hanya oleh orang yang sudah berkeluarga
saja, tetapi dibutuhkan juga orang yang menyandang status single. Karena kita tidak akan
pernah bisa menghindar dari yang namanya sakit kritis, kecelakaan, menderita cacat, meninggal
ataupun menjadi tua. Kita pun tidak pernah tahu kapan hal – hal tidak mengenakkan tersebut
menyapa kita, sehingga kita harus memproteksinya dengan asuransi.
Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP.
Source : Asuransi untuk si single, Asuransi untuk si single
Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog