SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 79
Descargar para leer sin conexión
Antologi Puisi Egois 
Maghfur Amien
Karya Ini 
Untuk: 
Hamba, Kekasih dan Tuhan 
Yogyakarta, 21 April 2012 
Penulis
1 
Mana mungkin nafas Tuhan mendengkur 
tanpa sadar membesut rembulan bercahya, 
Mana mungkin Tuhan bersendawa saja 
mengilatkan sinar matahari panas mengecupi 
segala tata surya, 
Mana mungkin gerak lentik jemari-Nya 
mengupil tanah menebar manusia dan 
membenam di bumi bahkan luar buana, 
Mana mungkin?, Tuhan memang terlalu sadar 
bagi hamba..
2 
“AKU, adalah pusat, dunia dan segala 
mengitari. Tak ada yang bisa menyakiti. 
AKU sembunyi semua menemukanku. Dan 
temuku pada diri adalah AKU.”
3 
“jadilah dirimu sendiri!” 
“ingin mempermainkanku?” 
“kenapa?” 
“iya, kenapa aku ingin menjadi orang lain?” 
“tentu saja kautak bisa menjadi aku” 
“lantas?” 
“entahlah, aku hanya bingung dengan diriku sendiri”
4 
Aku adalah sekarang, 
sekarang adalah aku, 
aku adalah?, sekarang adalah?, 
adalah aku, adalah sekarang, 
adalah aku sekarang, 
adalah sekarang aku, 
aku sekarang adalah?, 
sekarang aku adalah?. 
terserah
5 
Aku 
Tubuh buru bagai parodi 
Terantai tak kalah rodi 
Digerai dalam terik bagai padi 
Dicambuk dilepaskan tulang-tulangnya, dicincang daging-dagingnya, diremah otot- ototnya, dikuras darah-darahnya, tapi 
hatinya telah kumasukkan peti 
Untukmu dan begitu aku terus mencintaimu.
6 
“Merapal rasuk redam sukmaku yang kapal. Jejak paling tandas jadi 
langkah paling kandas. Jelma jangkar tumpul, AKU kalam yang 
karam.”
7 
“Aku adalah kasturi yang berfermentasi hingga hampir 
serupa tuak, yang kubutuhkan adalah lentera untukku 
menari di atas altar penyucian, untuk bercumbu lagi dengan 
harum kasturiku...”
8 
Bila cahaya adalah kegelapan yang sesungguhnya, 
Bila gelap menjadi cermin sebagai cahaya sejatinya, 
Bila cahaya di atas cahaya menggelapkan seluruh mata, 
Bila mata berkegelapan memandang cahaya dan kegelapan sama, 
Maka tiada lagi petunjuk selain pada kesesatan cahaya..
9 
“Hatiku kupetak jadi dua, satu kubangun masjid satunya lagi kudirikan istana megah, 
Jika kaumasuk istana,, masjidku makin megah, 
Jika kaubersemayam di masjid, istanaku dihuni makhluk-makhluk bertuah, 
Bertempatlah di mana saja, terserah!”
10 
“Wanita-wanita itu tanamkan tebu ampas laman dadaku 
yang kawah 
ditebasi sendiri menyepahnya ruas di tong hatiku yang 
sampah 
sisa rebusnya mendedah kalapku yang didih 
dan aku lumer terpilin buih yang tindih.”
11 
Kau tak terbit hari ini 
Bukan keluguan mendung atau keangkuhan angin 
Tapi guyuran buatmu tergelincir lelumutan 
Pusara saga tertelan renyai di pagi* 1pertamamu., 
“Matahari lebam di dadaku, dihantam pukulan 
semacam rindu.” 
____________________________ 
“Kidung yang kaukirim bersama angin semilir. Pada siapa ia akan 
hampir? Tidakkah kaurasa ini perhentian yang mangkir?”
12 
* 
Tanganku merogoh saku mencari-cari receh dan mataku 
Menangkap nuansa dan jarak laju 
Yang mengantara sinar dan cahaya cermin buku 
Otakku penuh, huruf, nominal, ruas, puisi dan tetap mataku.
13 
Kenapa rintik ini menyayat-nyayat, tangis rinduku?, 
Padahal sudah kupersembahkan pelangi yang paling haus di tapak batu, 
Langkahku, 
Tandasku, 
Menitis jejak membekas, 
Semangatku, 
Yakinku, 
Meretas jalan meski terjal yang tak kutahu, 
Namun, jika rintik itu ingin hapus pelangiku, 
Hingga aku sadar menapaki batu-batu..? 
Bilakah begitu?
14 
“Kutanam manifestasi 
dalam lembah 13 rasi, 
menujum gemintang pucat pasi, 
luruh 
seluruh 
runtuh 
oleh guruh 
menjurang kremasi.”
15 
Andai semburat yang mengawang pada mendung-mendung mampu kutatap 
hingga terantuk di pelaminan kita, 
Kupanjati pepohonan yang menerjangkan jemarinya menggoyangkan kursi tua 
semayamku merenda, 
Mengamati dari jarakku melempar mata dan bibirku juga terlempar 
mengecupimu, 
Ah! Aku terlalu mesra pada awan-awan yang mematut senyum dihujani 
soreku.
16 
Jangan menantiku malam ini karena kau menghalau mendung tempatmu 
sembunyi, 
Bila tak ingin aku menangkapmu dalam kawahku yang benar-benar nyala, 
Basahilah cahyamu dengan luapan yang lumer di lembah-lembahku, 
Jika tiba-tiba kau kabur menebar aromamu, seluruh gemintang kutelan di 
perutku, 
Kau akan sendirian dan aku leluasa bulat-bulat melahapmu dalam 
muaraku.
17 
Bukankah malam kini telah mengecupkan kegelapannya pada 
lampu-lampu sepanjang jalan yang kau lalui? 
Lalu bulan sambil cemburu memalingkan rautnya digumuli 
luka bumi, 
Dimanakah harus terbit meski aku mentari? 
Tapi aku memilih menjadi mata merelangkan pandanganmu 
pada hati ini.
18 
Kaukakikukaku 
Kaukah? Kakikukah? 
Kakukah? 
Kaukakukakiku.
19 
Kita semakin dekat, jauh berdekatan dan aku dekat dari kejauhan, mendekati kedekatan dan 
menjauhi kejauhan, dekat dalam kedekatan dalam kedekatan dekat, mendalami kedekatan mendekat 
dalam dekat, mendekat dalam-dalam dekat dalam terdalam dekat kedekatan terdalam.
20 
Bagaimana bisa kaukatakan kita semakin dekat, mendekat dalam kedekatan yang terdekat? 
Bagaimana bisa kaukatakan kita semakin dekat, menjauhi kejauhan? 
Ah, jauh-dekat memang bukan soal jarak, tapi pertanyaan ini tetap saja mendesak.
21 
“Alirkan rindu hantam hatimu! Takkan tangisi sesak ini, sayang. 
Lukaku tak terlalu mendung banjiri kawah dadamu yang mengapi. 
Resamku melarung. Tak padamkan golakmu sampai bara-bara.”
22 
Wahai hanin., 
Hatiku merindu, 
Membayang ratu malam atas lautan hatiQ., tanpa ombak tenang, 
karena rembulan sudah kutelan dalam mata ikan- ikan yang 
merelang., lalu aq meneguk garamnya sendiri, karenanya aq tiba- 
tiba menyala dalam kebiruan dan jingga, 
Kau merasuk dalam rasuk, merasuk ke dalam terdalam..
23 
“Aku tak mampu mengerti sajakmu. Karena takutku akan keraguanku. 
Lalu apalah arti untaian rasa tanpa bisa aku merasa?”
24 
Suara-suara alam keagungan mahligai malam., 
Mendengar kepak dan bisik sendawa angin., 
Setengah kelaparan badai menyantap daging- daging gemintang masih janin., 
Bakal matahari sempurna, keperakan untuk esok yang renta.. 
Purnama nanti aku memelukmu meminjam sayap merpati.,
25 
Kau akan mengerti rinduku yang belum terobati, 
Hingga bulu-bulu memenuhi haribaanmu aku tetap mendekap, aku tak ingin 
kaumengerti, 
Jika kau mengerti, aku pura-pura kautak mengerti, 
Meski mengerti sedang berpura-pura, kuanggap kau tetap tak mengerti, 
Tetaplah kaudengan rinduku tak mengerti.
26 
“Kapan lagi aku bisa memejamkan mata dan kauterlihat tanpa batas denganku., 
Kuceritakan keraguan dan yakinku, rebah dalam lembutmu dan mengurai senyum yang 
entah karena apa.. 
Menjadi diriku adalah dirimu meski tak mungkin seperti itu., 
Bukankah kita telah menyatu sebelum jamah menyentuh kasat mata.,?”
27 
“Seandainya aku yakin untuk merebahkan keyakinanku pada keyakinanmu, 
bisakah kaumeyakinkan bahwa keyakinanku itu tak keliru? 
Seandainya aku memberi ruang untukmu dalam sebagian kontrak hidupku, 
bisakah kaumemberi ruang yang sama luasnya, dalam celah-celah waktumu?”
28 
“titik [.] seperti dia kauhentikanku menikmati detik, 
Aku mencari segala celah waktuku menemukanmu tanpa ketik, 
Tanpa spasi menjagamu dalam terdekat, 
Tanpamu tak akan kumulai lagi satu kalimat.”
29 
Selimuti, aku kedinginan.. 
Seakan malam balas dendam padaku membiarkan aku merindu, 
Dan kau sambil begitu indah menyusupi mimpiku, 
Pagi ini aku mengingat-ingat semestinya, itu bukan mimpi, 
Kau begitu nyata, 
Aku yakin itu dirimu, Karena 
kusentuh jemarimu,
Kugenggam tanganmu, 
Kurangkul 
Kupeluk 
Kudekapkan ke tubuhku 
Kutebarkan rinduku, 
Kau nyata begitu..
30 
Lebih nyata mampang dalam mimpiku kaumenjelang, 
Bak fajar mampu kukejar, 
Lepas semua tabir aku tak tahu kenapa kaubertakbir, 
Apa kau lebih khusu‟ ber‟telanjang‟di mataku yang nyalang..?
31 
Memudar di bantal-bantal sandarku pada impian, 
Aku lebih sadar dari terjaga mimpi kesekian, 
Jika aku punya sayap bukankah itu khayalan, Sayang? 
Jika aku bisa terbang pasti kauanggap itu bualan, Sayang.. 
Padahal aku yakin rasa ini: sayang.
32 
U know? U draw U on my pillow 
So I ever, like I dream U in my how 
We have close every single word I show 
Even U thought I never be right and too slow.
33 
Membuat seribu kata yang tak kaupahami menjadikanku yakin cintaku 
masih, 
Aku lebih takut jika kautahu aku benar-benar mencintaimu dan kau 
beralih, 
Bahkan mentari yang kutatap tak pernah mampu berdalih, 
Bukankah kautahu itu, kasih?
34 
Duduk di seberang, menatap rembualan dan calon pagi yang saling membelai, 
entah kerinduan apa, mungkin bumi yang mempersatukan, tapi aku tak begitu 
mesra malam ini, kusangka mereka beradu tentang ketulusan, kukira mereka 
berebut masing-masing dirinya, “aku mesra kan?”, mereka merebutkanku dengan 
pertanyaan. 
35 
“Pagi yang kujanjikan semalam berselingkuh dengan mentari, mereka benar-benar 
romantis, menghujaniku bunga api tersundut mega, hampir berjelaga dan asap-asap
berubah embun, mereka berebut cahaya, juga masing-masing dirinya, “apakah aku 
indah?”, aku tak pernah berpendapat atas pertanyaan itu.” 
36 
“Mereka bercinta di sana, sedang di sini langitku menangis, hingga embun pun 
terkikis.” 
“Kurasakan mereka sedang menanti tangis menderaikan hasrat, tapi tatapan tajam 
itu tak mungkin lumer menjadi air mata, meskipun hujan menepis embun seperti 
langitmu, bukankah mereka larut dalam asmara cahaya?, aku tak tega mengusiknya 
sekalipun dengan pelangiku.”
37 
Menyapa handuk-handuk yang basah di hilir sungai tubuhku, 
Kausedang mengaduk-aduk cangkir uap dan aroma hitam yang baru, 
Tak lama sekian pagi setelah mengamini doaku, 
Kaubersandar di pundakku menyambut pagi hingga senja beradu
38 
Entah malam keberapa aku tetap membicarakan 
malam, entah rindu yang bagaimana aku tetap 
merindu, entah cinta yang seperti apa aku tetap 
merapal cinta, 
Entahlah.., 
Entah kesekian yang entah..
39 
Ingin berlari menjauhi tangkapku mengadulah tentang rasa sakit yang kautakutkan,. Maka 
mengerti rasa sakitku yang tak tertahan. Aku tak mau menjadi matahari, api, bara, cahaya, 
nyala, panas. Yang menyakitimu menyakitkan..
40 
“Kau satu waktu labuhkan jamah jemari 
Berdesiran segala rongga nadiku 
Tapi kita takkan sebadan kan? 
Aku adalah diriku begitu juga kau serta egomu 
Meski ranjang hendak rapatkan tubuh kita ditambah kelambu 
“Kutitipkan semalam rindu di ranjang manismu”, salamku 
Namun kau buatku sakau 
Meremuk sekat kian racau 
Seakan kau “agama.ku”
41 
“Haruskah dengan pongah aku berkata, 
telah menguasai hatimu tanpa menundukkanmu, 
mengikat pikiranmu tanpa memperbudakmu, 
walau tetap ada lapisan kabut yang menghalangiku untuk 
„mempertaruhkan. hati ini di haribaanmu...”
42 
“Jika kau tak datang lagi untuk kubacakan hatiku yang terlewat, maka 
Jika hatiku menumpahkan isi darahnya di bumi, maka 
Jika semua darah itu tanpa sengaja menyapamu mengatakan apa saja, maka 
Jika semua keyakinanmu tentang ketulusan dan kesetiaan sirna, maka 
Jika hatiku berbicara nanti, tentang kecuranganmu, maka 
Jika aku hanya mengadukannya pada Sang Penguasa Hati, maka.”
43 
“Maka apa yang harus kuperbuat agar darahmu tak perlu tumpah dan aku tak perlu bermain 
dengan kecurangan?”
44 
Lafal-lafal di hatimu getarkan lidahku memucatkan bibir 
mencuat, 
Sesekali kuberbisik suara berisik rangkai nada yang melumat, 
Hingga tubuh berguruh-gemuruh tanpa diktat tercatat, 
Tetap lafal-lafal itu tertambat, di hatimu saja aku berkutat
45 
“Mengkhatamkan hatimu yang terbaca 
Mengkhusyu‟kan baris-baris takbir salamku malam sepertiga 
Dan kau benar-benar lebur menjadi diriku tanpa aku meraba 
Karena sukmamu dan sukmaku menyatu tanpa segala.”
46 
“Kegembiraan apakah yang membuatmu begitu tegar berdiri di sana menahan air 
mata? 
Kesedihan apakah yang menjadikanmu begitu berkeras merenda tawa?
Tatapan apakah yang mengingatkanmu bahwa kaubegitu sederhana? 
Hati apakah yang melunakkanmu tangis, tertawa, dengan tatapan yang menerpa?” 
“Kata manakah yang paling tepat untuk menjawab segala yang kautanya?” 
“Katakanlah jawabanmu hingga kautepat menanyakan bagaimanakah hatimu..”
47 
“Satu rahasia mengapa perempuan itu rumit, sesekali memahami hatinya 
sendiri saja sulit...” 
“Teruslah saja seperti itu..” 
“Seperti apa?” 
“Rumit.”
48 
“Keindahan macam apa yang kautawarkan agar sukmaku meresap sendiri dalam sukmamu tanpa 
kau.jamah.?”
49 
“Bahkan keindahan yang kupunya tak pernah sebenarnya milikku, bukan? 
Bahkan yang ingin aku berikan tak juga pernah kutawarkan, kepastian untuk selain hamba, bukan? 
Bahkan kekecewaan, kekuranganku, sudah kuhidangkan tepat di hadapanmu, bukan? 
Bahkan,.”
50 
“Tidakkah kau mengerti bahwa keindahan yang kuharapkan tidaklah lebih dari kenyataan yang 
sederhana, tidak lebih dari kepastian yang mengukuhkan, agar bisa kuyakinkan pada diriku sendiri 
bahwa sebenarnya keindahan itu telah kugenggam sendiri...”
51 
“Apa daya, penyair yang mencinta lebih sakau, 
dari candu yang diciptakannya sendiri ia meracau...........” 
52 
“Dan takkan pernah berarti jika daya sakaunya hanya sembunyi di balik racau yang tak 
pasti.............” 
“Aku hanya terlalu sederhana mencintai seseorang, I.m just falli.n in love”
52 
kosong
53 
Kepada “wahai” yang menjarah rasaku, 
Kepada “aduhai” yang menghujam pikiranku, 
Kepada “alangkah” yang menembus hatiku, 
Kepada “wah” yang menggenangi jiwaku, 
Wahai! Yang Maha Alangkah, satukanlah kami tanpa celah!
54 
Sembilan senar gitar yang kauputus buatku menari 
camar. 
Mengicau tak kalah kacau dari dengusmu yang 
racau menyamar. 
Mengirim sumbang yang sambaing sembahyang 
tegang saling hambar. 
Menjadi sukma sajadah rima tak gema sambar- 
sinambar...”
55 
“Jika aku merasa lebih tenang dengan cukup kauberkata, “sungai-sungaiku bermuara di 
lautmu”, 
Jika saja aku menjadi damai menikmati katamu, “aku tirtamu menitis embun kuncupkan 
daunmu yang kering”, 
Jika kau ingin katakan dan aku dapat tentram, “aku hilangkan dahagamu hingga tanahmu 
becek penuh bunga bermekaran”, 
Jika saja kau diam, membuatku tak mau kauberkata-kata, 
Cukup diam itu yang mengertikanku, “semua- yang-aku:ingin-kau-katakan”.”
56 
“Jika saja aku tak terlalu takut akan patahnya hati, sudah terlalu dalam aku bersenyawa 
dalam biru lautmu, airmu sungguh menawarkan ketenangan, tapi sudah kukatakan bahwa 
aku terlalu takut, bilakah ada karang tajam yang tak bisa untuk kulampaui, yang 
mengharuskanku tenggelam di tengah-tengah biru lautmu?”
57 
“Resapilah semua ketakutanku bahwa keyakinanku, 
Mengalirlah dalam ketakutanmu bahwa kekuatanmu, 
Menghempaslah karangmu bahwa loncatanmu, 
Meresaplah maka aku mengalirimu, 
Kuatkan aku maka meyakinkanmu, 
Kita menerjang karang tanpa ragu.”
58 
“Seandainya saja tenang lautmu itu t‟lah nampak di pelupuk mataku, kukira aku berani 
melangkah sendiri menyelamimu..”
59 
O, Meisya,. Tapakku merapal desah 
Tanpa kesah relangku kalah 
Selaksa pendarmu merasuk luapan titah 
Dalam kubah yang bersujud rambah 
Turutku tersungkur menelan dahi yang bilah 
Dan KAU dalam shaf kananku sebelah
60 
Jika perjumpaan kita yang seperti ini membuat Tuhan cemburu, karena tiba-tiba aku begitu 
mencintaimu, semestinya aku tetap memenuhkan Tuhan dalam hati dengan segala upayaku. 
Namun, lubang yang kaubuat menjadikan kaulah sendiri yang harus menambal hingga 
utuhlah hatiku.
61 
Sebagian orang mengumpulkan mimpi, 
Beberapa berbagi mimpi, 
Dan melupakan mimpi. 
Tapi benarkah kita sedang bermimpi?, 
Bagaimana mungkin aku melupakan mimpi untuk 
mengingat bahwa aku lupa mimpi-mimpi. 
Mimpiku dalam mimpi??.
62 
“Gigil kawin dipelaminan celah daun-daun tubuhku, 
jemari mentari merangkul gemetar tanganku, 
Kutatapnya mesra meresap kehangatan di julur aromaku, 
Melepas pandang pada laut yang membirukan mataku, 
Ingin kuminum habis cahaya dan air laut itu, 
Tapi untuk apa?”
63 
“Begitu indah, tapi aku terjeruji dan semakin jauh tuk bisa tanganku gapaimu, 
hingga dinding tebal dengan sedikit celah untuk udara bermanuver hilir mudik, dari 
situ kulihatmu berpendar terkepung keindahan. Apakah ini yang orang sebut 
pengorbanan?”
64 
“Manusia terlalu naïf untuk menyatakan sebuah pengorbanan. Ribuan kata-kata 
hanya bertakdir sebagai kata semata tanpa adanya transformasi pada dimensi 
nyata. Dan kata hanya akan menyusut seperti embun yang menyerah pada tahta 
surya.” 
65 
“Surya juga berkorban terbakar sendiri untuk terik menelan embun habis-habisan.” 
67 
“Itu hanya alasan embun untuk berkelit dari vonis alam, berusaha mencitrakan diri
sebagai pemenang untuk menyamarkan daya rapuhnya yang begitu nyata.” 
68 
“Apa mungkin, itu ketidaksempurnaan yang sangat sempurna?” 
69 
“Entahlah...”
70 
Entah ratusan hari kuciumi mawar yang bahkan tak pernah kuncup, 
Hingga bukan saja duri yang menusuk-nusuk mataku yang tertutup, 
Namun aroma apa yang semerbak di hidungku? 
Benarkah ini mawar yang kutanam itu? 
Tapi mengapa di sana ada keranda dan kelopak- kelopak pucat yang layu? 
Tapi derai tangis tak kalah pucat dalam rumah yang tak asing bagiku?
Tapi hari tak hujan dan mereka berpayung hitam? 
Tapi aku yakin ini harum mawar? 
Tapi, tapi, ta, tapi, ta, ta..pi 
Ini harum melati
71 
“Nira disulamkan pada belanga -kandung induknya, 
Ia anai yang empedu dijilati setia. 
Sayap mulai tumbuh pahit getirkan udara 
Meluntakan muntah silir angin utara. 
Manusia, inang yang malang. 
Bukan Ia lebih syakal dengan sayapnya tebal ,
paling tidak , daging sayap itu penyeimbang kembang rasa. 
Itu lebih hamba dari penyembahan, lebih „tuhan. dari menuhankan.”
72 
“O, lahat pelepas mendung. 
Dungulah kala serapah memejam. 
Pejamilah panas resam yang kalam. 
Lampiaskan segepok ronta kurung 
pasung.
73 
Robbi inni maghlubun, fantashir! Wajma‟ qalbi „l-munkasir! 
................ 
Tuhanku sungguh kuterlecah nafsuku, tolong dong.. 
Satukan kesadaranku, jiwaku tercecer di mana- mana, Tuhanku.
74 
“Kau menghujaniku dengan puisi-puisi yang indah, sekalipun tak semuanya bisa 
kumaknai dengan sempurna, tapi terimakasih karena kau telah menghadiahkanku 
saat-saat aku merasa bahwa aku lebih dari sederhana.”
75 
“bukan puisi! Kau tetap memaksaku percaya?”, 
“tapi itu indah, perhatikan..”, 
“kau tak punya cita rasa?” 
“bukan, aku yakin itu indah” 
“keyakinanmu yang indah, sayang..”, 
“bukankah itu puisi yang kau buat?” 
“bukan puisi! Kau tetap tidak percaya?” 
“baik, itu kata-kata yang kaususun bukan?”
76 
“Aku jatuh cinta pada kejelianmu menjahit kata. Terpasung dalam sihir mantra yang 
terbuncah. Rima dan rasa lebih derajat dari bernada. Rimba katamu menjelma buyar 
dalam darah yang beredar. Dicumbu gemetar, tunduk faalku menciut.”
Tentang Saya 
Beberapa orang memanggil saya “Maghfur”, sebagian yang lain memanggil saya “Amin”. Saya lahir di Gresik pada 21 April 1991 dan diberi nama lengkap Muhammad Maghfur Amin. 
Hingga saat ini, saya telah menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 
Dalam dunia kepenulisan, saya menyukai tulisan sastra yang telah saya unggah di beberapa blog pribadi dan media sosial. Sempat tergabung dalam jajaran dewan redaksi sebuah majalah Pegon bernama At- Turats, dan dewan redaksi buletin KoTHaK (saat ini vakum). Selain itu saya pernah bergabung dalam Komunitas Gubuk Indonesia (KGI), Yogyakarta.
Saat ini saya berdomisili di Lamongan-Gresik (pindah-pindah), menulis sambil mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat S2. 
Untuk menghubungi saya. 
Email: maghfur.21@gmail.com

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islampengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islamazhar musthafa
 
Ta'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli Ilmu
Ta'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli IlmuTa'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli Ilmu
Ta'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli IlmuFatkul Amri
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
 
Fazail e-amaal ki haqeeqat english
Fazail e-amaal ki haqeeqat englishFazail e-amaal ki haqeeqat english
Fazail e-amaal ki haqeeqat englishkaleem khan
 
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufUrgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufThufailah Mujahidah
 
Konsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam IslamKonsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam Islamtaufiqakbar
 
pengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paipengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paiRoisMansur
 
ppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'an
ppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'anppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'an
ppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'anrinskynufussa
 
Model Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptx
Model Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptxModel Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptx
Model Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptxDeput Putri
 
Piagam perjuangan kebangsaan cetakan pertama
Piagam perjuangan kebangsaan cetakan pertamaPiagam perjuangan kebangsaan cetakan pertama
Piagam perjuangan kebangsaan cetakan pertamaMorenk Beladro
 
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'aniSejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'aniMuhammadYuliadi1
 
Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikanMuhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikanAlvie Mencarie Cahaya
 
Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...
Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...
Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...Muhammad Nabeel Musharraf
 
Konsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenKonsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenZaharah Fitria
 
Fiqhud dakwah
Fiqhud dakwahFiqhud dakwah
Fiqhud dakwaharaditiya
 
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anMakalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anRobet Saputra
 
Kinali zade ali efendi
Kinali zade ali efendiKinali zade ali efendi
Kinali zade ali efendiBilal Gündüz
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadRendiTrida
 

La actualidad más candente (20)

Ta'lim Muta'allim
Ta'lim Muta'allimTa'lim Muta'allim
Ta'lim Muta'allim
 
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islampengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
 
Adab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’anAdab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’an
 
Ta'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli Ilmu
Ta'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli IlmuTa'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli Ilmu
Ta'lim Muta'allim - Bab 4 - Mengagungkan Ilmu Dan Ahli Ilmu
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
 
Fazail e-amaal ki haqeeqat english
Fazail e-amaal ki haqeeqat englishFazail e-amaal ki haqeeqat english
Fazail e-amaal ki haqeeqat english
 
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufUrgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Konsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam IslamKonsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam Islam
 
pengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paipengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum pai
 
ppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'an
ppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'anppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'an
ppt pembukuan dan penerjemahan al-qur'an
 
Model Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptx
Model Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptxModel Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptx
Model Para Penentang Dakwah (Presentasi).pptx
 
Piagam perjuangan kebangsaan cetakan pertama
Piagam perjuangan kebangsaan cetakan pertamaPiagam perjuangan kebangsaan cetakan pertama
Piagam perjuangan kebangsaan cetakan pertama
 
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'aniSejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
 
Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikanMuhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
 
Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...
Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...
Correct Method of Interpretting Quran (Australian Islamic Library, www.austra...
 
Konsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenKonsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan Pesantren
 
Fiqhud dakwah
Fiqhud dakwahFiqhud dakwah
Fiqhud dakwah
 
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anMakalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
 
Kinali zade ali efendi
Kinali zade ali efendiKinali zade ali efendi
Kinali zade ali efendi
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
 

Destacado

PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"Maghfur Amien
 
Seseorang Yang Mencintaimu
Seseorang Yang MencintaimuSeseorang Yang Mencintaimu
Seseorang Yang MencintaimuMARMOSM
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaDikha Wijanarko
 
Slide Kumpulan Puisi - Puisi
Slide Kumpulan Puisi - PuisiSlide Kumpulan Puisi - Puisi
Slide Kumpulan Puisi - PuisiElka Anggini
 
CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"Maghfur Amien
 
Terima kasih cinta aku akan pergi
Terima kasih cinta aku akan pergiTerima kasih cinta aku akan pergi
Terima kasih cinta aku akan pergimaulanaprazozty
 
Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]
Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]
Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]Ali Nobilem
 
Laporan Akhir (PKL)
Laporan Akhir (PKL)Laporan Akhir (PKL)
Laporan Akhir (PKL)Taufik_Yui
 
Novel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biruNovel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biruAkhmad Akbar
 
Antologi sajak cermin diri
Antologi sajak cermin diriAntologi sajak cermin diri
Antologi sajak cermin diriMeniti Waktu
 
Apa enaknya-pacaran
Apa enaknya-pacaranApa enaknya-pacaran
Apa enaknya-pacaranahmadmakmun
 
ambon Syarifudin, sejarah rasul.
ambon Syarifudin, sejarah rasul.ambon Syarifudin, sejarah rasul.
ambon Syarifudin, sejarah rasul.Syarifudin Amq
 

Destacado (20)

PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"
 
Seseorang Yang Mencintaimu
Seseorang Yang MencintaimuSeseorang Yang Mencintaimu
Seseorang Yang Mencintaimu
 
Aku adalah aku
Aku adalah akuAku adalah aku
Aku adalah aku
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
 
~ Dan Bila ESOK ~
~ Dan Bila ESOK ~~ Dan Bila ESOK ~
~ Dan Bila ESOK ~
 
Antologi puisi
Antologi puisiAntologi puisi
Antologi puisi
 
Slide Kumpulan Puisi - Puisi
Slide Kumpulan Puisi - PuisiSlide Kumpulan Puisi - Puisi
Slide Kumpulan Puisi - Puisi
 
Mimpi rasulullah
Mimpi rasulullahMimpi rasulullah
Mimpi rasulullah
 
CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"
 
Terima kasih cinta aku akan pergi
Terima kasih cinta aku akan pergiTerima kasih cinta aku akan pergi
Terima kasih cinta aku akan pergi
 
Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]
Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]
Supernova ksatria & bintang jatuh [Ali D. Nobilem]
 
Laporan Akhir (PKL)
Laporan Akhir (PKL)Laporan Akhir (PKL)
Laporan Akhir (PKL)
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Novel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biruNovel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biru
 
Antologi sajak cermin diri
Antologi sajak cermin diriAntologi sajak cermin diri
Antologi sajak cermin diri
 
Koleksi puisi
Koleksi puisiKoleksi puisi
Koleksi puisi
 
Hasil Karya Puisi
Hasil Karya PuisiHasil Karya Puisi
Hasil Karya Puisi
 
Apa enaknya-pacaran
Apa enaknya-pacaranApa enaknya-pacaran
Apa enaknya-pacaran
 
ambon Syarifudin, sejarah rasul.
ambon Syarifudin, sejarah rasul.ambon Syarifudin, sejarah rasul.
ambon Syarifudin, sejarah rasul.
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 

Similar a Antologi Puisi Egois Maghfur Amien

Similar a Antologi Puisi Egois Maghfur Amien (20)

Antologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienAntologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amien
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisi
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Puisi cinta
Puisi cintaPuisi cinta
Puisi cinta
 
Lukisan hasan
Lukisan hasanLukisan hasan
Lukisan hasan
 
Cinta
CintaCinta
Cinta
 
karya akueko
karya akuekokarya akueko
karya akueko
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Puisi citraan penglihatan
Puisi citraan penglihatanPuisi citraan penglihatan
Puisi citraan penglihatan
 
Legenda Tuhan ( the legend of God )
Legenda Tuhan ( the legend of God )Legenda Tuhan ( the legend of God )
Legenda Tuhan ( the legend of God )
 
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
 
Tenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijckTenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijck
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan
 
Puisi Qu
Puisi QuPuisi Qu
Puisi Qu
 
belya,antalogi puisi.docx
belya,antalogi puisi.docxbelya,antalogi puisi.docx
belya,antalogi puisi.docx
 
bung!
bung!bung!
bung!
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Tentang..
Tentang..Tentang..
Tentang..
 
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataanAku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
 

Más de Maghfur Amien

Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaMaghfur Amien
 
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannyaKajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannyaMaghfur Amien
 
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)Maghfur Amien
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Maghfur Amien
 
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin Maghfur Amien
 
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"Maghfur Amien
 
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?Maghfur Amien
 
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemCERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemMaghfur Amien
 
مصحف القيام
مصحف القياممصحف القيام
مصحف القيامMaghfur Amien
 
CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"Maghfur Amien
 
SKRIP "penemu malam, panggung penari"
SKRIP "penemu malam, panggung penari" SKRIP "penemu malam, panggung penari"
SKRIP "penemu malam, panggung penari" Maghfur Amien
 
PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"Maghfur Amien
 
CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"Maghfur Amien
 
CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"Maghfur Amien
 

Más de Maghfur Amien (17)

Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
 
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannyaKajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
 
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
 
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
 
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
 
PUISI Lima lorong
PUISI Lima lorongPUISI Lima lorong
PUISI Lima lorong
 
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemCERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
 
مصحف القيام
مصحف القياممصحف القيام
مصحف القيام
 
CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"
 
SKRIP "penemu malam, panggung penari"
SKRIP "penemu malam, panggung penari" SKRIP "penemu malam, panggung penari"
SKRIP "penemu malam, panggung penari"
 
PUISI "prodeo"
PUISI "prodeo"PUISI "prodeo"
PUISI "prodeo"
 
PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"
 
CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"
 
CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"
 
CERPEN "koprol"
CERPEN "koprol"CERPEN "koprol"
CERPEN "koprol"
 

Último

pengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptx
pengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptxpengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptx
pengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptxRikiDarmawan11
 
Jasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman dan Slot Maxwin Terpercaya
Jasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman  dan Slot Maxwin TerpercayaJasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman  dan Slot Maxwin Terpercaya
Jasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman dan Slot Maxwin TerpercayaJasatoto99
 
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docxDaftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docxGidion Turuallo
 
Sumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptx
Sumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptxSumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptx
Sumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptxAndrewJohn78
 
Sakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand Terbaru
Sakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand TerbaruSakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand Terbaru
Sakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand TerbaruSakai99
 
Aksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdf
Aksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdfAksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdf
Aksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdfdefaanggara42
 
Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...
Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...
Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...Kisetoto
 
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airSyahyuti Si-Buyuang
 
Kodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah Menang
Kodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah MenangKodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah Menang
Kodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah MenangKodomo99
 

Último (9)

pengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptx
pengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptxpengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptx
pengolahan citra mengenai segmentasi citra.pptx
 
Jasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman dan Slot Maxwin Terpercaya
Jasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman  dan Slot Maxwin TerpercayaJasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman  dan Slot Maxwin Terpercaya
Jasatoto99 : Situs Deposit via Qriss Teraman dan Slot Maxwin Terpercaya
 
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docxDaftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
 
Sumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptx
Sumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptxSumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptx
Sumber-Semula-Jadi-Utama-Dan-Kerjasama-Ekonomi-Dunia.pptx
 
Sakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand Terbaru
Sakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand TerbaruSakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand Terbaru
Sakai99 : Bandar Slot Gampang Menang Server Thailand Terbaru
 
Aksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdf
Aksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdfAksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdf
Aksi Nyata Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan DEFA ANGGARA.pdf
 
Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...
Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...
Kisetoto : Bandar Situs Slot Gacor Terbaik Malam Ini Bonus New Member 100 di ...
 
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Kodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah Menang
Kodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah MenangKodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah Menang
Kodomo99 : Slot Pulsa Tanpa Potongan Mudah Menang
 

Antologi Puisi Egois Maghfur Amien

  • 1. Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
  • 2. Karya Ini Untuk: Hamba, Kekasih dan Tuhan Yogyakarta, 21 April 2012 Penulis
  • 3. 1 Mana mungkin nafas Tuhan mendengkur tanpa sadar membesut rembulan bercahya, Mana mungkin Tuhan bersendawa saja mengilatkan sinar matahari panas mengecupi segala tata surya, Mana mungkin gerak lentik jemari-Nya mengupil tanah menebar manusia dan membenam di bumi bahkan luar buana, Mana mungkin?, Tuhan memang terlalu sadar bagi hamba..
  • 4. 2 “AKU, adalah pusat, dunia dan segala mengitari. Tak ada yang bisa menyakiti. AKU sembunyi semua menemukanku. Dan temuku pada diri adalah AKU.”
  • 5. 3 “jadilah dirimu sendiri!” “ingin mempermainkanku?” “kenapa?” “iya, kenapa aku ingin menjadi orang lain?” “tentu saja kautak bisa menjadi aku” “lantas?” “entahlah, aku hanya bingung dengan diriku sendiri”
  • 6. 4 Aku adalah sekarang, sekarang adalah aku, aku adalah?, sekarang adalah?, adalah aku, adalah sekarang, adalah aku sekarang, adalah sekarang aku, aku sekarang adalah?, sekarang aku adalah?. terserah
  • 7. 5 Aku Tubuh buru bagai parodi Terantai tak kalah rodi Digerai dalam terik bagai padi Dicambuk dilepaskan tulang-tulangnya, dicincang daging-dagingnya, diremah otot- ototnya, dikuras darah-darahnya, tapi hatinya telah kumasukkan peti Untukmu dan begitu aku terus mencintaimu.
  • 8. 6 “Merapal rasuk redam sukmaku yang kapal. Jejak paling tandas jadi langkah paling kandas. Jelma jangkar tumpul, AKU kalam yang karam.”
  • 9. 7 “Aku adalah kasturi yang berfermentasi hingga hampir serupa tuak, yang kubutuhkan adalah lentera untukku menari di atas altar penyucian, untuk bercumbu lagi dengan harum kasturiku...”
  • 10. 8 Bila cahaya adalah kegelapan yang sesungguhnya, Bila gelap menjadi cermin sebagai cahaya sejatinya, Bila cahaya di atas cahaya menggelapkan seluruh mata, Bila mata berkegelapan memandang cahaya dan kegelapan sama, Maka tiada lagi petunjuk selain pada kesesatan cahaya..
  • 11. 9 “Hatiku kupetak jadi dua, satu kubangun masjid satunya lagi kudirikan istana megah, Jika kaumasuk istana,, masjidku makin megah, Jika kaubersemayam di masjid, istanaku dihuni makhluk-makhluk bertuah, Bertempatlah di mana saja, terserah!”
  • 12. 10 “Wanita-wanita itu tanamkan tebu ampas laman dadaku yang kawah ditebasi sendiri menyepahnya ruas di tong hatiku yang sampah sisa rebusnya mendedah kalapku yang didih dan aku lumer terpilin buih yang tindih.”
  • 13. 11 Kau tak terbit hari ini Bukan keluguan mendung atau keangkuhan angin Tapi guyuran buatmu tergelincir lelumutan Pusara saga tertelan renyai di pagi* 1pertamamu., “Matahari lebam di dadaku, dihantam pukulan semacam rindu.” ____________________________ “Kidung yang kaukirim bersama angin semilir. Pada siapa ia akan hampir? Tidakkah kaurasa ini perhentian yang mangkir?”
  • 14. 12 * Tanganku merogoh saku mencari-cari receh dan mataku Menangkap nuansa dan jarak laju Yang mengantara sinar dan cahaya cermin buku Otakku penuh, huruf, nominal, ruas, puisi dan tetap mataku.
  • 15. 13 Kenapa rintik ini menyayat-nyayat, tangis rinduku?, Padahal sudah kupersembahkan pelangi yang paling haus di tapak batu, Langkahku, Tandasku, Menitis jejak membekas, Semangatku, Yakinku, Meretas jalan meski terjal yang tak kutahu, Namun, jika rintik itu ingin hapus pelangiku, Hingga aku sadar menapaki batu-batu..? Bilakah begitu?
  • 16. 14 “Kutanam manifestasi dalam lembah 13 rasi, menujum gemintang pucat pasi, luruh seluruh runtuh oleh guruh menjurang kremasi.”
  • 17. 15 Andai semburat yang mengawang pada mendung-mendung mampu kutatap hingga terantuk di pelaminan kita, Kupanjati pepohonan yang menerjangkan jemarinya menggoyangkan kursi tua semayamku merenda, Mengamati dari jarakku melempar mata dan bibirku juga terlempar mengecupimu, Ah! Aku terlalu mesra pada awan-awan yang mematut senyum dihujani soreku.
  • 18. 16 Jangan menantiku malam ini karena kau menghalau mendung tempatmu sembunyi, Bila tak ingin aku menangkapmu dalam kawahku yang benar-benar nyala, Basahilah cahyamu dengan luapan yang lumer di lembah-lembahku, Jika tiba-tiba kau kabur menebar aromamu, seluruh gemintang kutelan di perutku, Kau akan sendirian dan aku leluasa bulat-bulat melahapmu dalam muaraku.
  • 19. 17 Bukankah malam kini telah mengecupkan kegelapannya pada lampu-lampu sepanjang jalan yang kau lalui? Lalu bulan sambil cemburu memalingkan rautnya digumuli luka bumi, Dimanakah harus terbit meski aku mentari? Tapi aku memilih menjadi mata merelangkan pandanganmu pada hati ini.
  • 20. 18 Kaukakikukaku Kaukah? Kakikukah? Kakukah? Kaukakukakiku.
  • 21. 19 Kita semakin dekat, jauh berdekatan dan aku dekat dari kejauhan, mendekati kedekatan dan menjauhi kejauhan, dekat dalam kedekatan dalam kedekatan dekat, mendalami kedekatan mendekat dalam dekat, mendekat dalam-dalam dekat dalam terdalam dekat kedekatan terdalam.
  • 22. 20 Bagaimana bisa kaukatakan kita semakin dekat, mendekat dalam kedekatan yang terdekat? Bagaimana bisa kaukatakan kita semakin dekat, menjauhi kejauhan? Ah, jauh-dekat memang bukan soal jarak, tapi pertanyaan ini tetap saja mendesak.
  • 23. 21 “Alirkan rindu hantam hatimu! Takkan tangisi sesak ini, sayang. Lukaku tak terlalu mendung banjiri kawah dadamu yang mengapi. Resamku melarung. Tak padamkan golakmu sampai bara-bara.”
  • 24. 22 Wahai hanin., Hatiku merindu, Membayang ratu malam atas lautan hatiQ., tanpa ombak tenang, karena rembulan sudah kutelan dalam mata ikan- ikan yang merelang., lalu aq meneguk garamnya sendiri, karenanya aq tiba- tiba menyala dalam kebiruan dan jingga, Kau merasuk dalam rasuk, merasuk ke dalam terdalam..
  • 25. 23 “Aku tak mampu mengerti sajakmu. Karena takutku akan keraguanku. Lalu apalah arti untaian rasa tanpa bisa aku merasa?”
  • 26. 24 Suara-suara alam keagungan mahligai malam., Mendengar kepak dan bisik sendawa angin., Setengah kelaparan badai menyantap daging- daging gemintang masih janin., Bakal matahari sempurna, keperakan untuk esok yang renta.. Purnama nanti aku memelukmu meminjam sayap merpati.,
  • 27. 25 Kau akan mengerti rinduku yang belum terobati, Hingga bulu-bulu memenuhi haribaanmu aku tetap mendekap, aku tak ingin kaumengerti, Jika kau mengerti, aku pura-pura kautak mengerti, Meski mengerti sedang berpura-pura, kuanggap kau tetap tak mengerti, Tetaplah kaudengan rinduku tak mengerti.
  • 28. 26 “Kapan lagi aku bisa memejamkan mata dan kauterlihat tanpa batas denganku., Kuceritakan keraguan dan yakinku, rebah dalam lembutmu dan mengurai senyum yang entah karena apa.. Menjadi diriku adalah dirimu meski tak mungkin seperti itu., Bukankah kita telah menyatu sebelum jamah menyentuh kasat mata.,?”
  • 29. 27 “Seandainya aku yakin untuk merebahkan keyakinanku pada keyakinanmu, bisakah kaumeyakinkan bahwa keyakinanku itu tak keliru? Seandainya aku memberi ruang untukmu dalam sebagian kontrak hidupku, bisakah kaumemberi ruang yang sama luasnya, dalam celah-celah waktumu?”
  • 30. 28 “titik [.] seperti dia kauhentikanku menikmati detik, Aku mencari segala celah waktuku menemukanmu tanpa ketik, Tanpa spasi menjagamu dalam terdekat, Tanpamu tak akan kumulai lagi satu kalimat.”
  • 31. 29 Selimuti, aku kedinginan.. Seakan malam balas dendam padaku membiarkan aku merindu, Dan kau sambil begitu indah menyusupi mimpiku, Pagi ini aku mengingat-ingat semestinya, itu bukan mimpi, Kau begitu nyata, Aku yakin itu dirimu, Karena kusentuh jemarimu,
  • 32. Kugenggam tanganmu, Kurangkul Kupeluk Kudekapkan ke tubuhku Kutebarkan rinduku, Kau nyata begitu..
  • 33. 30 Lebih nyata mampang dalam mimpiku kaumenjelang, Bak fajar mampu kukejar, Lepas semua tabir aku tak tahu kenapa kaubertakbir, Apa kau lebih khusu‟ ber‟telanjang‟di mataku yang nyalang..?
  • 34. 31 Memudar di bantal-bantal sandarku pada impian, Aku lebih sadar dari terjaga mimpi kesekian, Jika aku punya sayap bukankah itu khayalan, Sayang? Jika aku bisa terbang pasti kauanggap itu bualan, Sayang.. Padahal aku yakin rasa ini: sayang.
  • 35. 32 U know? U draw U on my pillow So I ever, like I dream U in my how We have close every single word I show Even U thought I never be right and too slow.
  • 36. 33 Membuat seribu kata yang tak kaupahami menjadikanku yakin cintaku masih, Aku lebih takut jika kautahu aku benar-benar mencintaimu dan kau beralih, Bahkan mentari yang kutatap tak pernah mampu berdalih, Bukankah kautahu itu, kasih?
  • 37. 34 Duduk di seberang, menatap rembualan dan calon pagi yang saling membelai, entah kerinduan apa, mungkin bumi yang mempersatukan, tapi aku tak begitu mesra malam ini, kusangka mereka beradu tentang ketulusan, kukira mereka berebut masing-masing dirinya, “aku mesra kan?”, mereka merebutkanku dengan pertanyaan. 35 “Pagi yang kujanjikan semalam berselingkuh dengan mentari, mereka benar-benar romantis, menghujaniku bunga api tersundut mega, hampir berjelaga dan asap-asap
  • 38. berubah embun, mereka berebut cahaya, juga masing-masing dirinya, “apakah aku indah?”, aku tak pernah berpendapat atas pertanyaan itu.” 36 “Mereka bercinta di sana, sedang di sini langitku menangis, hingga embun pun terkikis.” “Kurasakan mereka sedang menanti tangis menderaikan hasrat, tapi tatapan tajam itu tak mungkin lumer menjadi air mata, meskipun hujan menepis embun seperti langitmu, bukankah mereka larut dalam asmara cahaya?, aku tak tega mengusiknya sekalipun dengan pelangiku.”
  • 39. 37 Menyapa handuk-handuk yang basah di hilir sungai tubuhku, Kausedang mengaduk-aduk cangkir uap dan aroma hitam yang baru, Tak lama sekian pagi setelah mengamini doaku, Kaubersandar di pundakku menyambut pagi hingga senja beradu
  • 40. 38 Entah malam keberapa aku tetap membicarakan malam, entah rindu yang bagaimana aku tetap merindu, entah cinta yang seperti apa aku tetap merapal cinta, Entahlah.., Entah kesekian yang entah..
  • 41. 39 Ingin berlari menjauhi tangkapku mengadulah tentang rasa sakit yang kautakutkan,. Maka mengerti rasa sakitku yang tak tertahan. Aku tak mau menjadi matahari, api, bara, cahaya, nyala, panas. Yang menyakitimu menyakitkan..
  • 42. 40 “Kau satu waktu labuhkan jamah jemari Berdesiran segala rongga nadiku Tapi kita takkan sebadan kan? Aku adalah diriku begitu juga kau serta egomu Meski ranjang hendak rapatkan tubuh kita ditambah kelambu “Kutitipkan semalam rindu di ranjang manismu”, salamku Namun kau buatku sakau Meremuk sekat kian racau Seakan kau “agama.ku”
  • 43. 41 “Haruskah dengan pongah aku berkata, telah menguasai hatimu tanpa menundukkanmu, mengikat pikiranmu tanpa memperbudakmu, walau tetap ada lapisan kabut yang menghalangiku untuk „mempertaruhkan. hati ini di haribaanmu...”
  • 44. 42 “Jika kau tak datang lagi untuk kubacakan hatiku yang terlewat, maka Jika hatiku menumpahkan isi darahnya di bumi, maka Jika semua darah itu tanpa sengaja menyapamu mengatakan apa saja, maka Jika semua keyakinanmu tentang ketulusan dan kesetiaan sirna, maka Jika hatiku berbicara nanti, tentang kecuranganmu, maka Jika aku hanya mengadukannya pada Sang Penguasa Hati, maka.”
  • 45. 43 “Maka apa yang harus kuperbuat agar darahmu tak perlu tumpah dan aku tak perlu bermain dengan kecurangan?”
  • 46. 44 Lafal-lafal di hatimu getarkan lidahku memucatkan bibir mencuat, Sesekali kuberbisik suara berisik rangkai nada yang melumat, Hingga tubuh berguruh-gemuruh tanpa diktat tercatat, Tetap lafal-lafal itu tertambat, di hatimu saja aku berkutat
  • 47. 45 “Mengkhatamkan hatimu yang terbaca Mengkhusyu‟kan baris-baris takbir salamku malam sepertiga Dan kau benar-benar lebur menjadi diriku tanpa aku meraba Karena sukmamu dan sukmaku menyatu tanpa segala.”
  • 48. 46 “Kegembiraan apakah yang membuatmu begitu tegar berdiri di sana menahan air mata? Kesedihan apakah yang menjadikanmu begitu berkeras merenda tawa?
  • 49. Tatapan apakah yang mengingatkanmu bahwa kaubegitu sederhana? Hati apakah yang melunakkanmu tangis, tertawa, dengan tatapan yang menerpa?” “Kata manakah yang paling tepat untuk menjawab segala yang kautanya?” “Katakanlah jawabanmu hingga kautepat menanyakan bagaimanakah hatimu..”
  • 50. 47 “Satu rahasia mengapa perempuan itu rumit, sesekali memahami hatinya sendiri saja sulit...” “Teruslah saja seperti itu..” “Seperti apa?” “Rumit.”
  • 51. 48 “Keindahan macam apa yang kautawarkan agar sukmaku meresap sendiri dalam sukmamu tanpa kau.jamah.?”
  • 52. 49 “Bahkan keindahan yang kupunya tak pernah sebenarnya milikku, bukan? Bahkan yang ingin aku berikan tak juga pernah kutawarkan, kepastian untuk selain hamba, bukan? Bahkan kekecewaan, kekuranganku, sudah kuhidangkan tepat di hadapanmu, bukan? Bahkan,.”
  • 53. 50 “Tidakkah kau mengerti bahwa keindahan yang kuharapkan tidaklah lebih dari kenyataan yang sederhana, tidak lebih dari kepastian yang mengukuhkan, agar bisa kuyakinkan pada diriku sendiri bahwa sebenarnya keindahan itu telah kugenggam sendiri...”
  • 54. 51 “Apa daya, penyair yang mencinta lebih sakau, dari candu yang diciptakannya sendiri ia meracau...........” 52 “Dan takkan pernah berarti jika daya sakaunya hanya sembunyi di balik racau yang tak pasti.............” “Aku hanya terlalu sederhana mencintai seseorang, I.m just falli.n in love”
  • 56. 53 Kepada “wahai” yang menjarah rasaku, Kepada “aduhai” yang menghujam pikiranku, Kepada “alangkah” yang menembus hatiku, Kepada “wah” yang menggenangi jiwaku, Wahai! Yang Maha Alangkah, satukanlah kami tanpa celah!
  • 57. 54 Sembilan senar gitar yang kauputus buatku menari camar. Mengicau tak kalah kacau dari dengusmu yang racau menyamar. Mengirim sumbang yang sambaing sembahyang tegang saling hambar. Menjadi sukma sajadah rima tak gema sambar- sinambar...”
  • 58. 55 “Jika aku merasa lebih tenang dengan cukup kauberkata, “sungai-sungaiku bermuara di lautmu”, Jika saja aku menjadi damai menikmati katamu, “aku tirtamu menitis embun kuncupkan daunmu yang kering”, Jika kau ingin katakan dan aku dapat tentram, “aku hilangkan dahagamu hingga tanahmu becek penuh bunga bermekaran”, Jika saja kau diam, membuatku tak mau kauberkata-kata, Cukup diam itu yang mengertikanku, “semua- yang-aku:ingin-kau-katakan”.”
  • 59. 56 “Jika saja aku tak terlalu takut akan patahnya hati, sudah terlalu dalam aku bersenyawa dalam biru lautmu, airmu sungguh menawarkan ketenangan, tapi sudah kukatakan bahwa aku terlalu takut, bilakah ada karang tajam yang tak bisa untuk kulampaui, yang mengharuskanku tenggelam di tengah-tengah biru lautmu?”
  • 60. 57 “Resapilah semua ketakutanku bahwa keyakinanku, Mengalirlah dalam ketakutanmu bahwa kekuatanmu, Menghempaslah karangmu bahwa loncatanmu, Meresaplah maka aku mengalirimu, Kuatkan aku maka meyakinkanmu, Kita menerjang karang tanpa ragu.”
  • 61. 58 “Seandainya saja tenang lautmu itu t‟lah nampak di pelupuk mataku, kukira aku berani melangkah sendiri menyelamimu..”
  • 62. 59 O, Meisya,. Tapakku merapal desah Tanpa kesah relangku kalah Selaksa pendarmu merasuk luapan titah Dalam kubah yang bersujud rambah Turutku tersungkur menelan dahi yang bilah Dan KAU dalam shaf kananku sebelah
  • 63. 60 Jika perjumpaan kita yang seperti ini membuat Tuhan cemburu, karena tiba-tiba aku begitu mencintaimu, semestinya aku tetap memenuhkan Tuhan dalam hati dengan segala upayaku. Namun, lubang yang kaubuat menjadikan kaulah sendiri yang harus menambal hingga utuhlah hatiku.
  • 64. 61 Sebagian orang mengumpulkan mimpi, Beberapa berbagi mimpi, Dan melupakan mimpi. Tapi benarkah kita sedang bermimpi?, Bagaimana mungkin aku melupakan mimpi untuk mengingat bahwa aku lupa mimpi-mimpi. Mimpiku dalam mimpi??.
  • 65. 62 “Gigil kawin dipelaminan celah daun-daun tubuhku, jemari mentari merangkul gemetar tanganku, Kutatapnya mesra meresap kehangatan di julur aromaku, Melepas pandang pada laut yang membirukan mataku, Ingin kuminum habis cahaya dan air laut itu, Tapi untuk apa?”
  • 66. 63 “Begitu indah, tapi aku terjeruji dan semakin jauh tuk bisa tanganku gapaimu, hingga dinding tebal dengan sedikit celah untuk udara bermanuver hilir mudik, dari situ kulihatmu berpendar terkepung keindahan. Apakah ini yang orang sebut pengorbanan?”
  • 67. 64 “Manusia terlalu naïf untuk menyatakan sebuah pengorbanan. Ribuan kata-kata hanya bertakdir sebagai kata semata tanpa adanya transformasi pada dimensi nyata. Dan kata hanya akan menyusut seperti embun yang menyerah pada tahta surya.” 65 “Surya juga berkorban terbakar sendiri untuk terik menelan embun habis-habisan.” 67 “Itu hanya alasan embun untuk berkelit dari vonis alam, berusaha mencitrakan diri
  • 68. sebagai pemenang untuk menyamarkan daya rapuhnya yang begitu nyata.” 68 “Apa mungkin, itu ketidaksempurnaan yang sangat sempurna?” 69 “Entahlah...”
  • 69. 70 Entah ratusan hari kuciumi mawar yang bahkan tak pernah kuncup, Hingga bukan saja duri yang menusuk-nusuk mataku yang tertutup, Namun aroma apa yang semerbak di hidungku? Benarkah ini mawar yang kutanam itu? Tapi mengapa di sana ada keranda dan kelopak- kelopak pucat yang layu? Tapi derai tangis tak kalah pucat dalam rumah yang tak asing bagiku?
  • 70. Tapi hari tak hujan dan mereka berpayung hitam? Tapi aku yakin ini harum mawar? Tapi, tapi, ta, tapi, ta, ta..pi Ini harum melati
  • 71. 71 “Nira disulamkan pada belanga -kandung induknya, Ia anai yang empedu dijilati setia. Sayap mulai tumbuh pahit getirkan udara Meluntakan muntah silir angin utara. Manusia, inang yang malang. Bukan Ia lebih syakal dengan sayapnya tebal ,
  • 72. paling tidak , daging sayap itu penyeimbang kembang rasa. Itu lebih hamba dari penyembahan, lebih „tuhan. dari menuhankan.”
  • 73. 72 “O, lahat pelepas mendung. Dungulah kala serapah memejam. Pejamilah panas resam yang kalam. Lampiaskan segepok ronta kurung pasung.
  • 74. 73 Robbi inni maghlubun, fantashir! Wajma‟ qalbi „l-munkasir! ................ Tuhanku sungguh kuterlecah nafsuku, tolong dong.. Satukan kesadaranku, jiwaku tercecer di mana- mana, Tuhanku.
  • 75. 74 “Kau menghujaniku dengan puisi-puisi yang indah, sekalipun tak semuanya bisa kumaknai dengan sempurna, tapi terimakasih karena kau telah menghadiahkanku saat-saat aku merasa bahwa aku lebih dari sederhana.”
  • 76. 75 “bukan puisi! Kau tetap memaksaku percaya?”, “tapi itu indah, perhatikan..”, “kau tak punya cita rasa?” “bukan, aku yakin itu indah” “keyakinanmu yang indah, sayang..”, “bukankah itu puisi yang kau buat?” “bukan puisi! Kau tetap tidak percaya?” “baik, itu kata-kata yang kaususun bukan?”
  • 77. 76 “Aku jatuh cinta pada kejelianmu menjahit kata. Terpasung dalam sihir mantra yang terbuncah. Rima dan rasa lebih derajat dari bernada. Rimba katamu menjelma buyar dalam darah yang beredar. Dicumbu gemetar, tunduk faalku menciut.”
  • 78. Tentang Saya Beberapa orang memanggil saya “Maghfur”, sebagian yang lain memanggil saya “Amin”. Saya lahir di Gresik pada 21 April 1991 dan diberi nama lengkap Muhammad Maghfur Amin. Hingga saat ini, saya telah menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Dalam dunia kepenulisan, saya menyukai tulisan sastra yang telah saya unggah di beberapa blog pribadi dan media sosial. Sempat tergabung dalam jajaran dewan redaksi sebuah majalah Pegon bernama At- Turats, dan dewan redaksi buletin KoTHaK (saat ini vakum). Selain itu saya pernah bergabung dalam Komunitas Gubuk Indonesia (KGI), Yogyakarta.
  • 79. Saat ini saya berdomisili di Lamongan-Gresik (pindah-pindah), menulis sambil mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat S2. Untuk menghubungi saya. Email: maghfur.21@gmail.com