16. MODEL KEBUTUHAN KEPEMIMPINAN TIGA LINGKARAN ( JOHN ADAIR ) KEBUTUHAN TUGAS KEBUTUHAN KELOMPOK KEBUTUHAN INDIVIDUAL
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28. Pengambilan keputusan dan ide pada atasan bersama bawahan Tanggung jawab pengambil keputusan dan implementasi pada bawahan Memberi instruksi yang spesifik dan supervisi yang ketat Menjelaskan keputusan dan memberi kesempatan bertanya KEPEMIMPINAN ANTISIPATIF/SITUASIONAL PERILAKU (GAYA) PEMIMPIN (TINGGI) (RENDAH) (TINGGI) S4 S3 S2 S1 PERILAKU BERDASARKAN TUGAS (ARAHAN) TELAH MATANG TINGGI RENDAH PERILAKU MENDUKUNG KESIAPAN BAWAHAN Delegating Participating Selling Telling Mampu dan mau Mampu tetapi tidak mau Tidak mampu tetapi mau Tidak mampu dan tidak mau R4 R3 R2 R1
51. PARADIGMA BARU PEMERINTAH YANG BERFOKUS MASYARAKAT (I) Pemerintah bekerjasama dengan elemen-elemen masyarakat untuk menentukan visi, misi, dan tujuan. Masyarakat melaksanakan aktivitas dengan dukungan dan arahan pemerintah. Pemerintah memberdayakan masyarakat. Pemerintah mengembangkan iklim/semangat kompetisi yang sehat Pemerintah merangsang kreativitas masyarakat. Pemerintah berorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan masyarakat dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Pemerintah berorientasi pada kepuasan masyarakat. Pemerintah membuat sendiri kebijakan dan melaksanakan sendiri semua aktivitas. Pemerintah melayani masyarakat. Pemerintah tidak mengembangkan iklim/semangat kompetisi yang sehat Pemerintah menerbitkan berbagai juklak juknis yang ketat dan kaku bagi aparatnya. Pemerintah berorientasi pada anggaran dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Pemerintah berorientasi pada kepuasan birokrat. Paradigma Baru Paradigma Lama
52. PARADIGMA BARU PEMERINTAH BERFOKUS MASYARAKAT (II) Pemerintah kreatif dalam mencari dana pembangunan melalui kerjasama yang saling mengntungkan dengan berbagai elemen masyarakat yang potensial. Pemerintah bersikap antisipatif dan proaktif untuk mencegah timbulnya masalah dengan membangun komunikasi dan interaksi aktif dengan berbagai elemen penting dalam masyarakat. Orientasi pola kerja pada kerjasama dan partisipasi aktif melalui pembentukan dan pengembangan kelompok-kelompok pengendalian kualitas pelayanan masyarakat. Ada indikator dan target kinerja yang jelas yang difokuskan pada kepuasan masyarakat, yang secara transparan dapat dievaluasi oleh semua pihak yang berkepentingan. Pemerintah tidak kreatif dalam mencari dana pembangunan, hanya mengandalkan anggaran dari atas. Pemerintah bersikap reaktif, hanya menyelesaikan masalah yang telah ada. Orientasi pola kerja pada hirarki yang ketat, hubungan atasan-bawahan kaku dan birokratis. Tidak ada indikator dan target kinerja yang jelas yang berhubungan dengan kepuasan masyarakat. Paradigma Baru Paradigma Lama
77. MENGAPA PERLU MENETAPKAN TUJUAN? (I) “ Visi tanpa aksi hanyalah mimpi. Aksi tanpa visi adalah mimpi- buruk!” “ Ketika saya bermimpi, orang lain terjaga dan mewujudkan mimpi saya”
78.
79. MENETAPKAN TUJUAN 1. Bulatkan tekad untuk mencapai tujuan. 2. Tuliskan tujuan secara jelas. 3. Identifikasi hambatan dan cara mengatasinya. 4. Tetapkan batas waktu yang realistis. 5. Susun rencana: daftar kegiatan dan prioritasnya 6. Dapatkan gambaran mental yang jelas tentang tujuan 7. Persisten dan konsisten.
96. LEMBAR KERJA RENCANA TINDAKAN Tanggal rapat berikut : Hambatan yang diperkirakan? SUMBER DAYA (WHAT RESOURCES) KERANGKA WAKTU (WHEN) PJ (WHO) LANGKAH LANGKAH PENTING (WHAT ) TARGET TANGGAL SELESAI TANGGAL HARI INI TUJUAN (WHY)