Dokumen ini membahas tentang Syekh Surkati, pendiri Perhimpunan al-Irsyad. Syekh Surkati lahir di Sudan pada 1875 dan berdakwah di Indonesia. Ia mendirikan lembaga pendidikan non-formal dan menulis karya-karya agama. Al-Irsyad didirikan untuk komunitas Arab non-Habib dan terus berkembang hingga kini dengan tokoh-tokohnya seperti Munir.
2. 100 tahun Syekh Surkati
• Tanggal 15-17 Juni 2015 kemarin, Masyarakat
Sudan menyelenggarakan agenda
memperingati 100 tahun Syeikh Ahmad As-
Surkati berhijrah dan berdakwah ke wilayah
nusantara, di Universitas Internasional Afrika,
Khartoum.
• Acara tersebut hadiri oleh Ketua LSM Syaikh
As-Surkati di Sudan, Syaikh Abdul Basit Abdul
Majid, keluarga Besar Syaikh As-Surkati dari
Provinsi Donggola
3. Profil Syekh Surkati
• Ahmad Surkati lahir di Desa Udfu, Jazirah Arqu,
daerah Dongula, Sudan pada tahun 1292 H/1875 M.
Dia diyakini masih keturunan Jabir bin Abdullah al-
Ansari dari seorang bapak yang bernama Muhammad
(Bisri Afandi, Pustaka al-Kautsar, 1999, hal 4)
• Syeikh Surkati tiba di Indonesia bersama dua
kawannya: Syeikh Muhammad Tayyib al-Maghribi
dan Syeikh Muhammad bin Abdul hamid al-Sudani.
Di negeri barunya ini, Syeikh Ahmad menyebarkan
ide-ide baru dalam lingkungan masyarakat Islam
Indonesia (Hidayatullah 6 September 2014)
4. Sebagai Guru, ulama dan Penulis yang
Produktif
• Di samping sebagai guru, pendidik, ulama, dan tokoh
pergerakan Islam, beliau juga seorang penulis yang
produktif. Beliau mampu menulis berbagai cabang
ilmu di antaranya aqidah, ibadah, kandungan Al-
Quran dan al-Hadits.
• Sebagian karya-karyanya dibuat dalam rangka
menyanggah paham keagamaan yang beliau anggap
menyimpang dari Alquran dan as-Sunnah (Bisri
Afandi, hal 39).
5. Pokok-pokok pemikiran Syekh Surkati
• Pemikiran Syeikh Surkati yang banyak dipengaruhi
oleh pembaharu Islam yaitu Muhammad Abduh
• Syeikh Surkati lebih menekankan pemahaman dan
penalaran dari pada hafalan. Kurikulum yang
diterapkan baik dalam pendidikan non formal maupun
dalam lembaga pendidikan tidak membedakan antara
pelajaran agama dengan pelajaran umum.
• Menurut Syeikh Surkati kebodohan harus diberantas.
Dan berpendapat bahwa perbuatan mendidik dan
mengajar adalah pekerjaan yang termulia di sisi Allah
swt. (Nur Laily Mazkiyatul, Skripsi di IAIN Walisongo,
2004)
6. Al-Irsyad
• Perhimpunan Al-Irsyad Islamiyyah adalah wadah
organisasi bagi komunitas arab non-Habaib.
Pendiri-pendiri al-Irsyad kebanyakan adalah
pedagang, tetapi tokoh yang paling menonjol
sepanjang sejarah adalah Syeikh as-Surkati
(Deliar Noer, LP3ES, hal 73).
• Secara kultur keagamaan ada kemiripan dengan
Muhammadiyah, Persis, Wahdah Islamiyyah dan
Hidayatullah.
7. Amal usaha dan kader al-Irsyad
• Saat ini amal usaha dan pendidikan al-Irsyad
tersebar di Singapura, Jakarta, Bandung,
Cirebon, Pemalang, Purwokerto, Cilacap,
Salatiga, Solo, Semarang, Malang dan
Surabaya.
• Al-Irsyad juga telah melahirkan tokoh-tokoh
ternama seperti, Umar Hubeis, AR Baswedan,
Ust Abu Bakar ba’asyir dan Munir bin Thalib
(pejuang HAM).
8. Alm Munir
• Munir pernah menjadi Sekretaris al-Irsyad di kota
Batu, Jawa timur. Munir tertarik ajaran keagamaan
yang dibawa al-Irsyad yang tidak ada pada ormas
yang lain. Semangat reformis dan perjuangan yang
telah ditorehkan al-Irsyad benar-benar menjiwai
semangat juangnya Munir.
• Seiring perjalanan waktu, hasil Muktamar ke 37 di
Bandung menempatkan Munir sebagai anggota
badan penasehat (Mustasyar) di al-Irsyad. (Willy
Pramudya, Cak Munir, Engkau Tak pernah pergi, hal
82-83).