Teks tersebut membahas tentang langkah-langkah iman yang diambil Yesus dan para pengikut-Nya untuk menyebarkan Injil. Yesus mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa manusia untuk menunjukkan kasih-Nya. Para murid awal seperti Petrus dan Paulus meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus dan memberitakan Injil. Walaupun mengalami kesalahan, Petrus dipulihkan kembali oleh Yesus
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
MengaturLangkah
1. Pelajaran 13 Triwulan III 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Filipi 2:5-7 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2. Mengatur langkah: YESUS
Langkah-langkah pertama:
Petrus, Yohanes, Matius
Mencapai tujuan: Paulus
Mengatur ulang langkah:
Apakah engkau mengasihi Aku?
Langkah-langkah kasih:
Sukacita memberitakan injil
Sebuah langkah dalam iman
diperlukan untuk menemukan
sukacita oleh menjadi bagian dari
misi dan membawa sahabat kita
kepada Yesus.
YESUS menunjukkan kepada kita
jalan tersebut melalui teladan-Nya.
Sukacita tidak hanya untuk upah
terakhir, tetapi juga bagian dari jalan
tersebut. Kita akan bersukacita saat
kita melihat bagaimana orang lain
menerima Yesus sebagai Juruselamat
pribadi mereka.
3. MENGATUR
LANGKAH
“Hendaklah kamu dalam hidupmu
bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus,” (Filipi 2:5)
Yesus adalah TUHAN, tetapi Ia memutuskan untuk "mengosongkan"
diri-Nya ketika Ia meninggalkan tempat-Nya di Surga sebagai Raja
Semesta dan menjelma menjadi manusia.(Filipi. 2:6-7).
Ia tidak terlahir sebagai orang terkemuka, tapi seseorang yang rendah
hati. Bahkan, Ia benar-benar tunduk pada kehendak Bapa, Ia rela mati
di kayu salib karena Ia sangat mengasihi kita (Flp. 2: 8).
Karena kasih yang tidak mementingkan diri itu,
Bapa “sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama”. (Flp 2:9).
Namun, sukacita terbesar-Nya bukanlah kemuliaan-
Nya yang telah dipulihkan, tetapi bahwa “Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan
menjadi puas.” (Yesaya 53:11) Saat kita mengikuti
langkah-langkah iman Yesus, sukacita terbesar kita
adalah melihat orang-orang menyerahkan hidup
mereka kepada Juruselamat kita, dan menjalani
kehidupan kekal bersama-Nya.
4. LANGKAH-
LANGKAH AWAL
Awalnya, Andreas, Petrus, Yohanes, dan Yakobus mengikut
YESUS. Kemudian, mereka dipanggil untuk melakukannya
secara "penuh waktu". Yesus mendorong mereka untuk
berhenti menjala ikan dan menjadi "penjala manusia".
(Matius 4:19).
Mereka meninggalkan segala sesuatu yang mereka miliki
dan mengabdikan diri untuk membagikan kasih YESUS.
Matius Lewi adalah orang lain yang dipanggil YESUS untuk
meninggalkan segalanya. Ia mengetahui keinginan hatinya
dan mendorongnya untuk menukar kehidupan yang
nyaman tetapi tidak memuaskan dengan kehidupan yang
penuh dengan tujuan namun penuh sukacita (Matius 9:9).
Demikian pula halnya
dengan kita, kita ingin
hidup untuk sesuatu
yang berharga, untuk
tujuan yang lebih
agung dan lebih mulia.
Oleh karena itu,
jawablah panggilan
Kristus untuk
mengikut Dia.
“Lalu mereka pun segera
meninggalkan jalanya dan
mengikuti Dia.” (Matius 4:20)
5. MENCAPAI
TUJUAN
Siapa yang akan memilih musuh terburuk mereka untuk menjadi
pembawa berita?
Saulus (Paulus) adalah contoh dari seseorang yang
mungkin tidak akan kita pilih untuk memberitakan
Injil, namun YESUS memilihnya. Bagaimana orang
yang tidak kita sangka-sangka mampu menjadi
penginjil yang hebat (pria yang kerasukan setan,
wanita Samaria, pelacur, pemungut cukai, para
nelayan "yang tidak berpendidikan", para
penganiaya orang Kristen…)?
Kasih karunia TUHAN mengubah hati mereka.
Kemudian mereka mengabdikan diri untuk
memberitakan mujizat yang telah TUHAN lakukan
dalam hidup mereka.
Paulus tidak pernah berhenti
berlari mengejar tujuannya sejak
dia bertemu Yesus. Dia
mengabdikan SELURUH HIDUPNYA
untuk memberitakan Injil.
“Aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik, aku telah mencapai garis
akhir dan aku telah memelihara
iman.” (2 Timotius 4:7)
6. MENGATUR
ULANG
LANGKAH
Petrus telah
melakukan kesalahan
yang fatal: Dia
menyangkal Yesus
(Mr. 14: 66-72). Dia
merasa tidak lagi bisa
memberitakanYESUS
kepada orang lain.
Namun, Yesus
mengetahui hati Petrus.
Ia tahu bahwa Petrus
masih mengasihi-Nya.
Itu sebabnya Ia
meminta pengakuan di
depan umum tentang
kasihnya tersebut
sebanyak tiga kali.
Yesus memulihkan
kepercayaan diri Petrus dan
memberinya misi: Untuk
memelihara Gereja-Nya dan
mengabarkan Injil, untuk
menunjukkan kasih-Nya dalam
perbuatannya.
Kita mungkin telah menyangkal Dia dengan
tindakan kita lebih dari sekali. Kabar baiknya
adalah kasih karunia masih tersedia bagi kita,
dan Ia masih bersedia menerima kita. Masih
ada tempat dalam pekerjaan-Nya untuk kita
jika kita bersedia.
“Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati
Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah
engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku.’” (Yohanes 21:17)
7. LANGKAH-
LANGKAH KASIH
Yesus memulihkan Petrus dan
mengizinkannya untuk merasakan
sukacita terbesar dalam hidup ini:
Melihat jiwa-jiwa dimenangkan untuk
Kerajaan ALLAH.
Petrus melihat buah pertama dari
khotbahnya pada hari Pentakosta
(Kisah 2:14-41). Petrus mempraktikkan
kasih yang telah dia akui di hadapan
Yesus dan murid-murid-Nya.
Petrus harus membayar mahal untuk kasih dan sukacita itu,
akhirnya, dia kehilangan nyawanya (Yohanes 21:18-19).
Lalu Yohanes menjelaskan bahwa kasih mencakup
pengorbanan tanpa pamrih Sebenarnya, pada hari kita akan
hidup bersama Yesus dan orang-orang yang diselamatkan
(termasuk mereka yang menerima Yesus melalui kita) di
surga, kita tidak akan menganggap apa pun yang kita
lakukan di bumi lama ini sebagai suatu pengorbanan.
“Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu
bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk
kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita
untuk saudara-saudara kita.” (1 Yohanes 3:16)
8. “Setelah turunnya ROH KUDUS, ketika para murid
pergi untuk memberitakan Juruselamat yang hidup,
satu-satunya keinginan mereka adalah keselamatan
jiwa. Mereka bersukacita dalam indahnya
persekutuan dengan orang-orang kudus. Mereka
adalah orang-orang yang lembut, bijaksana,
menyangkal diri, rela berkorban demi kebenaran.
Dalam pergaulan sehari-hari satu sama lain, mereka
mengungkapkan kasih yang telah diperintahkan
Kristus kepada mereka. Dengan kata-kata dan
perbuatan yang tidak mementingkan diri, mereka
berusaha untuk menyalakan kasih ini dalam hati
orang lain.”
E.G.W. (The Acts of the Apostles, cp. 54, p. 547)