Dokumen tersebut membahas tentang gen yang dipengaruhi oleh kelamin (sex influenced genes) pada domba, di mana gen yang mengatur pembentukan tanduk (H) bersifat dominan pada jantan tetapi resesif pada betina, dan alelnya (h) sebaliknya dominan pada betina tetapi resesif pada jantan. Akibatnya, untuk dapat bertanduk betina harus homozigot H sementara jantan cukup heterozigot H.
1. SEX INFLUENCED
PADA TANDUK DOMBA
B Y : D O D I
D I T A
D I A N S U S I S . ( 1 5 5 0 5 0 1 0 7 1 1 1 1 0 7 )
2. PENGENALAN TENTANG GEN
Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli
Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang
mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan gen
terdapat dalam lokus, di dalam kromosom.
Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu
makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas,
terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein dan asam
nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m (mikron).
3. SIFAT GEN
a. Mengandung informasi genetik.
b. Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
c. Pada waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat
mengadakan duplikasi.
d. Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
e. Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.
5. SIMBOL-SIMBOL
GEN
a. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi
ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada
turunannya (suatu individu) dan biasanya
dinyatakan dalam huruf besar, misalnya
A.
b. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan
(tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak
terekspresikan pada keturunannya.
c. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang
merupakan perpaduan dari sel sperma
(A) dan sel telur (a).
d. Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen
dominan yang merupakan perpaduan
dari sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina, misalnya genotipe AA.
e. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen
resesif yang merupakan hasil
perpaduandua sel kelamin. Misalnya aa.
6. Gen terpengaruh kelamin
(sex influenced genes)
ialah gen yang
memperlihatkan
perbedaan ekspresi
antara individu jantan
dan betina akibat
pengaruh hormon
kelamin.
7. CONTOH
Gen autosomal H yang mengatur pembentukan tanduk pada domba
akan bersifat dominan pada individu jantan tetapi resesif pada individu
betina. Sebaliknya, alelnya h, bersifat dominan pada domba betina
tetapi resesif pada domba jantan. Oleh karena itu, untuk dapat
bertanduk domba betina harus mempunyai dua gen H (homozigot)
sementara domba jantan cukup dengan satu gen H (heterozigot).
8. EKSPRESI GEN TERPENGARUH KELAMIN PADA DOMBA
GENOTIP FENOTIP JANTAN FENOTIP BETINA
HH bertanduk bertanduk
Hh bertanduk Tidak bertanduk
hh Tidak bertanduk Tidak bertanduk
9. Tanduk pada domba akan bersifat dominan
pada individu jantan tetapi resesif pada
individu betina.
Sebaliknya, alelnya h, bersifat dominan
pada domba betina tetapi resesif pada
domba jantan.
Oleh karena itu, untuk dapat bertanduk
domba betina harus mempunyai dua gen
H (homozigot) sementara domba jantan
cukup dengan satu gen H (heterozigot).