SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Descargar para leer sin conexión
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa penghantaran
impuls saraf ke susunan saraf pusat, proses penghantaran impuls saraf dan perintah untuk
memberi tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin
tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau
organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan (Anonim, 2009).
Sistem saraf tersusun atas dua jenis sel yang utama yaitu neuron dan sel-sel pendukung.
Neuron adalah sel yang menghantarkan pesan disepanjang jalur komunikasi system saraf.
Sisanya yang lebih banyak adalah sel-sel pendukung atau disebut juga Glia, yang
memberikan struktur dalam system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum
membantu neuron.
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem saraf
Gamabar 01. Notochord Development
Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan tak bertulang
belakang dan sistem saraf hewan bertulang belakang struktur dan bentuknya masing-masing
tetapi sistem saraf hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) dan sistem saraf hewan
bertulang belakang (Vertebarata) memiliki kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi
untuk megnatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi
pada lingkungannya, serta mengatur dan mengendalikan tanggapan terhadap rangsangan yang
datang dari lingkungan. Sistem sarah hewan bertulang belakang (Vertebrata) seperti hewan
mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan sistem sarah pada hewan tak bertulang belakang
(Avertebrata) adalah cacing, serangga, ubur-ubur dan Hydra sp.
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf,
jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut ectoderm neural. Sebagai
inducer pada proses neurulasi adalah mesodem notochord yang terletak di bawah ectoderm
neural. Neurulasi dapat juga diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang
melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping
neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk
membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi
otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural.
Page 3
2.2 Sistem Saraf Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
1. Sistem Saraf pada Vertebrata
a. Mamalia
Gambar 02. Sistem saraf pada manusia
Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak
belakang yang berkembang dengan baik. Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum
lanjutan dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal). Beberapa jenis mamalia
memiliki kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami
perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi hewan
dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada indra penglihat dan indra
pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan indra pencium
anjing yang sangat tajam.
 Mekanisme pembentukan dan perkembangan sistem saraf pada mamalia.
Proses neurulasi dapat dibedakan menjadi tiga elompok yaitu:
1. Neurulasi primer, bumbung neural dibentuk dengan cara pelipatan keping neural
dan bertemunya kedua lipatan itu..
2. Neurulasi sekunder, bumbung neural atau salurannya terbentuk oleh adanya
kavitasi (pembentukan rongga) di dalam kelompo sel ektoderm neural yang
memadat.
3. Peninggian epidermis juga disebut sebagai lipatan neural temporer yang akan
bertemu di bagian mediodorsal dan menjadi atap di atas keping neural yang
sudah melipat dan melekuk.
Page 4
 Mekanisme pembentukan saraf pada mamalia:
 Pembentukan sel saraf pada mamalia diawali dengan induksi dari notocord
sebagai induktor terhadap ektoderm neural yang terletak diatasnya
Gambar 03. Pembentukan sel saraf paada mamalia
 selanjutnya ektoderm neural akan mengalami perubahan, antara lain sel-
selnya meninggi menjadi silindris yang melibatkan pemanjangan
mikrotubul. Kedua bagian tepi keping neural melipat menjadi lipatan
neural, mengapit keping yang melekuk dan membentukan bumbung
 Pada tingkat awal, rongga dalam dari neural tube masih berhubungan
dengan rongga enteron melalui neurenteric canal yang kelak akan lenyap
karena enteron membentuk lubang baru yang menghubungkannya dengan
dunia luar, yaitu lubang anus.
 Pada ujung anterior dan ujung posterior untuk sementara tampak bagian
yang masih terbuka berupa lubang atau poros dan masing-masing disebut
neuroporus anterior dan neuroporus posterior. Bumbung neurol anterior
akan berdifferensiasi menjadi beberapa wilayah otak.
Gambar 04. Perkembangan sel saraf pada mamalia
Page 5
 Bagian anterior ini lebih besar dan berkembangnya lebih cepat
dibandingkan dengan bagian posterior yang panjang dan menyempit dan
kemudian menjadi spinal cord (sumsum tulang belakang).
 Perkembangan sistem saraf pada mamalia.
Pada permulaan minggu ke- 3 sebagai lempeng penebalan ektoderm
yang terbentuk seperti sandal yang disebut lempeng saraf pada masa embrio,
yakni sekitar hari ke-16. Kemudian menggulung membentuk tabung saraf
(neural tube) pada hari ke-22. Pada minggu ke 5 mulailah terlihat cikal bakal
otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak,
serebelum (otak kecil), dan bagian-bagian lainnya.
Sel saraf (neuron) pada permulaan bentuknya masih sederhana,
mengalami pembelahan menjadi banyak, dan proses ini disebut proliferasi.
Proses proliferasi berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan selesai
pada waktu bayi lahir. Setelah proses proliferasi, sel saraf akan migrasi ke
tempat yang semestinya. Proses migrasi berlangsung sejak kehamilan kira-kira
16 minggu sampai akhir bulan ke-6 masa gestasi. Proses migrasi ini terjadi
secara bergelombang, yaitu sel saraf yang bermigarsi awal akan menempati
lapisan dalam dan yang bermigrasi kemudian menempati lapisan luar korteks
serebri.
Pada akhir bulan ke-6, lempeng korteks ini sudah memiliki komponen
sel neuron yang lengkap dan sudah tampak adanya diferensiasi menjadi 6 lapis
seperti orang dewasa. Kemudian sel saraf mengalami proses diferensiasi
(perubahan bentuk, komposisi, dan fungsi). Sel saraf berubah menjadi sel
neuron dengan cabang-cabangnya dan terbentuk pula sel penunjang ( sel glia).
Fungsi sel inilah yang mengatur kehidupan kita sehari-hari.
Page 6
b. Aves
Gamabar 05. Bagaian- bagian otak pada aves (burung)
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas
serabut-serabut saraf yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal dari
sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah, otak
belakang, dan sumsum lanjutan.
Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan
kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak menampung
lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak besar manusia.
Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan
membentuk gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di
permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel saraf
lebih banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak kecil menunjukkan pusat
keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan baik.
Page 7
 Mekanisme pembentukan sistem saraf pada aves
Gambar 06. Mekanisme pembentukan sel saraf pada aves
Mekanisme pembentukan sistem saraf dimulai dari daerah kepala
sampai ekor. Terdapat tiga lapisan germinal embrio, yaitu ectoderm,
mesoderm dan endoderm yang menyusun diri membentuk sebuah tabung atau
bumbung. (Yatim, 1994). Tidak semua neurulasi terjadi mulai dari daerah
kepala sampai ekor, misalnya lapisan mesoderm neurulasi hanya berlangsung
di daerah truncus embrio.
Page 8
Gamabar 07. Fase awal pembentukan sel saraf pada aves
Neurulasi dimulai dengan pembentukan lempeng neuron (neural
plate), suatu lapisan ectoderm yang tebal yang menyebabkan sel-sel epitel
cuboidal menjadi columnar (Kenyon, 2008). Setelah notokord terbentuk,
lempeng neuron (neural plate) melipat ke arah dalam dan menggulung diri
menjadi tabung neuron (neural tube). Ketika neurulasi ectoderm saraf
berlangsung, terjadi pula differensiasi awal yang akan menyebabkan
berkembangnya sumsum tulang belakang (spinal cord) dan encephalon (otak).
Kemudian, pada kedua ujung anterior dan posterior terdapat lubang bumbung
(neuropore). Pada aves, neuropore posterior disebutsinus rhomboidalis,
karena berbentuk ketupat. (Yatim, 1994).
Jaringan pada daerah pertemuan pinggir-pinggir tabung itu memisah
dari tabung sebagai pial neuron (neural crest). Sel-sel neural crest tersebut
bergerak dari neural tube dan menghasilkan banyak variasi struktur jenis sel,
seperti sel tulang, sel tulang rawan di tengkorak, sel-sel pigment kulit dan sel-
sel ganglion punggung dan saraf otak. (Campbell, 2002). Epidermis
dan neural plate mampu membentuk sel-sel neural crest. Pada peristiwa ini
notochord juga berperan untuk menginduksi pembentukan neural plate
(Kenyon, 2008).
Page 9
Sebuah embrio dengan tabung neuron (neural tube) yang sudah selesai
terbentuk mempunyai banyak somit yang membentuk notokord. Somit
terbentuk dari pemanjangan mesoderm yang memisah menjadi blok-blok,
tersusun berseri pada kedua sisi sepanjang notokord itu.
Gambar 08. Sel saraf pada aves secara mikroskopis.
d. Amfibi
Gamabar 09. Sel saraf pada katak
Page
10
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem saraf katak tersusun atas
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Hewan tersebut memiliki otak depan, otak
tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf
pusat, sedangkan serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang
membentuk suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga
berbentuk oval.
Ujung depan otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah
berkembang cukup baik dan berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus).
Otak kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang
berkembang dengan baik.
 Mekanisme pembentukan sistem saraf pada ampibi.
Tahap ini terjadi setelah gastrulasi. Neurulasi adalah proses penempatan
jaringan yang akan tumbuh menjadi sistem saraf pusat. Neurulasi sering juga
disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan
perubahan sel-sel ektoderm bakal neural pusat. Berikut merupakan tahapan
Neurulasi pada katak:
1. proses pembentukan tabung neuron dan notokord pada embrio katak dimulai
dengan terbentuknya Notokord dari mesoderm dorsal yang berkondensasi
persis di atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai lempengan ektoderm
dorsal, persis diatas notokord yang berkembang.
Gambar 10. Pembentukan tabung neuron
2. Lempeng neuron melipat ke arah dalam dan menggulung menjadi Tabung
neuron (neural tube) yang akan menjadi sistem saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang).
Page
11
Gambar 11. Lempeng neuron membentuk gelombang
3. Lipatan pada tahap selanjutnya kemudian membentuk sebuah jaringan
berlubang (neural tube)
Gamabar 12. Lempeng neuron membentuk lipatan
Pada tahap ini, jaringan pada daerah pertemuan pinggir-pinggir tabung
memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest). Neural cest merupakan
sumber sel-sel yang akan bermigrasi untuk membentuk banyak struktur,
meliputi tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit, sel-sel adrenal, dan
ganglia periferal sistem saraf.
Gamabar 13. Lempeng neuron membentuk lubang
Page
12
3. Pada tahap ini, embrio dengan tabung neuron sudah selesai terbentuk dan
mempunyai banyak somit yang mengapi notokord
Gamabar 14. Akhir pembentukan sel saraf
2. Sistem Saraf pada Avertebrata.
a. Serangga
Salah satu contoh serangga adalah belalang. Hewan tersebut memiliki sistem saraf
tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang
terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan.
Gambar 15. Sistem saraf pada serangga
Ganglion kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di
bagian kepala sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan
dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan
Page
13
dengan ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang masing-masing terdapat
di sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan
dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh dua buah serabut saraf.
Demikian juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan
yang lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan
membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi hingga
ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian, pada semua bagian tubuh
terdapat ujung-ujung saraf.
 Proses pembentukan sistem saraf pada serangga:
Organ reseptor belalang terdiri dari:
a. Organ takstil berupa antena, kaki yang paling besar, cerci, dan distal system
kaki. Fungsinya adalah sebagai tigmoreseptor.
b. Organ olfaktori berupa antena
c. Organ gustatori berupa antena
d. Organ visual berupa mata majemuk dan mata oceli
e. Organ audoti terdiri dari membrane timpani berupa cincin chitio.
f. Mata majemuk pada belalang tidak terdapat batang/tangkai
g. Suara yang berasal dari getaran tibial spiner (spina pada daerah tibia) pada kaki
belalang dan bagian vena sayap.
Sensitifitas terhadap tekanan dan sentuhan adalah mekanoreseptor.
mekanoreseptor yang paling sederhana adalah ujung-ujung saraf yang ditemukan
pada jaringan ikat dikulit. Struktur sensori ini berfungsi sebagai filter terhadap
energi mekanik melalui berbagai cara. Belalang memiliki sepasang potongan
kecil sensori pada antena, toraks dan abdomen yang sensitif terhadap panas. Bila
potongan kecil itu dihilangkan maka belalang tidak lagi merespon terhadap
sumber panas.
Page
14
Belalang akan mendekati sumber cahaya bila dalam keadaan jauh dan akan
menjauhinya bila dalam keadaan dekat. Hal ini dikarenakan oleh mata mejemuk
yang dimiliki oleh serangga yang berfungsi sabagai reseptor penglihatan yang
terpisah. serangga akan menjauhi cahaya dalam jarak dekat dikarenakan terlalu
banyaknya cahaya yang masuk ke sistem mata mejemuk yang hanya dapat
menyaring cahaya dalam jumlah kecil.
Kemoreseptor pada belalang terlatak pada bagian mulut, antenna, dan
kakinya. Oleh karena itu walaupun gerakan beleleng menjauhi cahaya namun
antenna dan kakinya bergerak.
Page
15
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A Neil, dkk. 2010. Biologi Jilid III Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
Campbell, A Neil, dkk. 2012. Biologi Jilid II Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga
Djuwita, Ita.2010. Embriogenesis dan Induksi Embrio. Yogyakarta
Gibson, John. 2003. fisiologi dan anatomi modern. Buku kedokteran EGC: Jakarta
Jasin, Maskoeri. 2007. Zoologi Vertebrata. Jakarta: SinarWijaya
Kimball, John W. 2010. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Puja, I Ketut et al. 2010. Embriologi Modern. Denpasar: Udayana University Press.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi manusia . buku kedokteran EGC: Jakarta.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Nur Aini
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERnurahlina08
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Agustin Dian Kartikasari
 
Sistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanSistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanHafiza Maulita
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...Lana Karyatna
 
Avertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karangAvertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karangTeguh Edogawa
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanLampung University
 
MAKALAH INSEKTA
MAKALAH  INSEKTAMAKALAH  INSEKTA
MAKALAH INSEKTAR Januari
 

La actualidad más candente (20)

Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
powerpoint insecta
powerpoint insectapowerpoint insecta
powerpoint insecta
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Jaringan otot
Jaringan ototJaringan otot
Jaringan otot
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
Sistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanSistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewan
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Avertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karangAvertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karang
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
 
Sistem saraf vertebrata
Sistem saraf vertebrataSistem saraf vertebrata
Sistem saraf vertebrata
 
MAKALAH INSEKTA
MAKALAH  INSEKTAMAKALAH  INSEKTA
MAKALAH INSEKTA
 

Similar a sistem perkembangan hewan

5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
5. neurulasi dan organogenesis ektoderm5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
5. neurulasi dan organogenesis ektodermdenamartina
 
Sistem persarapan
Sistem persarapanSistem persarapan
Sistem persarapanrozifahrozi
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxicuntaribiya
 
Sistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsxSistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsxGusty Aditya
 
SISTEM_SARAF nadia.pptx
SISTEM_SARAF nadia.pptxSISTEM_SARAF nadia.pptx
SISTEM_SARAF nadia.pptxsaraswt17
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf pjj_kemenkes
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasiEn Jamilah
 
Nervous system
Nervous systemNervous system
Nervous systemlengku
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafCatatan Medis
 
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdfModul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdfErwinGunawan21
 

Similar a sistem perkembangan hewan (20)

5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
5. neurulasi dan organogenesis ektoderm5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
 
Biologi bab 8
Biologi bab 8Biologi bab 8
Biologi bab 8
 
sistem saraf manusia
sistem saraf manusiasistem saraf manusia
sistem saraf manusia
 
Sistem persarapan
Sistem persarapanSistem persarapan
Sistem persarapan
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
Sistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsxSistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsx
 
SISTEM_SARAF nadia.pptx
SISTEM_SARAF nadia.pptxSISTEM_SARAF nadia.pptx
SISTEM_SARAF nadia.pptx
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasi
 
Nervous system
Nervous systemNervous system
Nervous system
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Presentase ipa
Presentase ipaPresentase ipa
Presentase ipa
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem Saraf
 
Presentase IPA
Presentase IPAPresentase IPA
Presentase IPA
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdfModul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 

sistem perkembangan hewan

  • 1. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, proses penghantaran impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan (Anonim, 2009). Sistem saraf tersusun atas dua jenis sel yang utama yaitu neuron dan sel-sel pendukung. Neuron adalah sel yang menghantarkan pesan disepanjang jalur komunikasi system saraf. Sisanya yang lebih banyak adalah sel-sel pendukung atau disebut juga Glia, yang memberikan struktur dalam system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum membantu neuron.
  • 2. Page 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem saraf Gamabar 01. Notochord Development Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan tak bertulang belakang dan sistem saraf hewan bertulang belakang struktur dan bentuknya masing-masing tetapi sistem saraf hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) dan sistem saraf hewan bertulang belakang (Vertebarata) memiliki kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi untuk megnatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi pada lingkungannya, serta mengatur dan mengendalikan tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan. Sistem sarah hewan bertulang belakang (Vertebrata) seperti hewan mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan sistem sarah pada hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) adalah cacing, serangga, ubur-ubur dan Hydra sp. Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut ectoderm neural. Sebagai inducer pada proses neurulasi adalah mesodem notochord yang terletak di bawah ectoderm neural. Neurulasi dapat juga diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural.
  • 3. Page 3 2.2 Sistem Saraf Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) 1. Sistem Saraf pada Vertebrata a. Mamalia Gambar 02. Sistem saraf pada manusia Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik. Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal). Beberapa jenis mamalia memiliki kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada indra penglihat dan indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan indra pencium anjing yang sangat tajam.  Mekanisme pembentukan dan perkembangan sistem saraf pada mamalia. Proses neurulasi dapat dibedakan menjadi tiga elompok yaitu: 1. Neurulasi primer, bumbung neural dibentuk dengan cara pelipatan keping neural dan bertemunya kedua lipatan itu.. 2. Neurulasi sekunder, bumbung neural atau salurannya terbentuk oleh adanya kavitasi (pembentukan rongga) di dalam kelompo sel ektoderm neural yang memadat. 3. Peninggian epidermis juga disebut sebagai lipatan neural temporer yang akan bertemu di bagian mediodorsal dan menjadi atap di atas keping neural yang sudah melipat dan melekuk.
  • 4. Page 4  Mekanisme pembentukan saraf pada mamalia:  Pembentukan sel saraf pada mamalia diawali dengan induksi dari notocord sebagai induktor terhadap ektoderm neural yang terletak diatasnya Gambar 03. Pembentukan sel saraf paada mamalia  selanjutnya ektoderm neural akan mengalami perubahan, antara lain sel- selnya meninggi menjadi silindris yang melibatkan pemanjangan mikrotubul. Kedua bagian tepi keping neural melipat menjadi lipatan neural, mengapit keping yang melekuk dan membentukan bumbung  Pada tingkat awal, rongga dalam dari neural tube masih berhubungan dengan rongga enteron melalui neurenteric canal yang kelak akan lenyap karena enteron membentuk lubang baru yang menghubungkannya dengan dunia luar, yaitu lubang anus.  Pada ujung anterior dan ujung posterior untuk sementara tampak bagian yang masih terbuka berupa lubang atau poros dan masing-masing disebut neuroporus anterior dan neuroporus posterior. Bumbung neurol anterior akan berdifferensiasi menjadi beberapa wilayah otak. Gambar 04. Perkembangan sel saraf pada mamalia
  • 5. Page 5  Bagian anterior ini lebih besar dan berkembangnya lebih cepat dibandingkan dengan bagian posterior yang panjang dan menyempit dan kemudian menjadi spinal cord (sumsum tulang belakang).  Perkembangan sistem saraf pada mamalia. Pada permulaan minggu ke- 3 sebagai lempeng penebalan ektoderm yang terbentuk seperti sandal yang disebut lempeng saraf pada masa embrio, yakni sekitar hari ke-16. Kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Pada minggu ke 5 mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak, serebelum (otak kecil), dan bagian-bagian lainnya. Sel saraf (neuron) pada permulaan bentuknya masih sederhana, mengalami pembelahan menjadi banyak, dan proses ini disebut proliferasi. Proses proliferasi berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan selesai pada waktu bayi lahir. Setelah proses proliferasi, sel saraf akan migrasi ke tempat yang semestinya. Proses migrasi berlangsung sejak kehamilan kira-kira 16 minggu sampai akhir bulan ke-6 masa gestasi. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang, yaitu sel saraf yang bermigarsi awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi kemudian menempati lapisan luar korteks serebri. Pada akhir bulan ke-6, lempeng korteks ini sudah memiliki komponen sel neuron yang lengkap dan sudah tampak adanya diferensiasi menjadi 6 lapis seperti orang dewasa. Kemudian sel saraf mengalami proses diferensiasi (perubahan bentuk, komposisi, dan fungsi). Sel saraf berubah menjadi sel neuron dengan cabang-cabangnya dan terbentuk pula sel penunjang ( sel glia). Fungsi sel inilah yang mengatur kehidupan kita sehari-hari.
  • 6. Page 6 b. Aves Gamabar 05. Bagaian- bagian otak pada aves (burung) Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan. Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak besar manusia. Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan membentuk gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel saraf lebih banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak kecil menunjukkan pusat keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan baik.
  • 7. Page 7  Mekanisme pembentukan sistem saraf pada aves Gambar 06. Mekanisme pembentukan sel saraf pada aves Mekanisme pembentukan sistem saraf dimulai dari daerah kepala sampai ekor. Terdapat tiga lapisan germinal embrio, yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm yang menyusun diri membentuk sebuah tabung atau bumbung. (Yatim, 1994). Tidak semua neurulasi terjadi mulai dari daerah kepala sampai ekor, misalnya lapisan mesoderm neurulasi hanya berlangsung di daerah truncus embrio.
  • 8. Page 8 Gamabar 07. Fase awal pembentukan sel saraf pada aves Neurulasi dimulai dengan pembentukan lempeng neuron (neural plate), suatu lapisan ectoderm yang tebal yang menyebabkan sel-sel epitel cuboidal menjadi columnar (Kenyon, 2008). Setelah notokord terbentuk, lempeng neuron (neural plate) melipat ke arah dalam dan menggulung diri menjadi tabung neuron (neural tube). Ketika neurulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal yang akan menyebabkan berkembangnya sumsum tulang belakang (spinal cord) dan encephalon (otak). Kemudian, pada kedua ujung anterior dan posterior terdapat lubang bumbung (neuropore). Pada aves, neuropore posterior disebutsinus rhomboidalis, karena berbentuk ketupat. (Yatim, 1994). Jaringan pada daerah pertemuan pinggir-pinggir tabung itu memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural crest). Sel-sel neural crest tersebut bergerak dari neural tube dan menghasilkan banyak variasi struktur jenis sel, seperti sel tulang, sel tulang rawan di tengkorak, sel-sel pigment kulit dan sel- sel ganglion punggung dan saraf otak. (Campbell, 2002). Epidermis dan neural plate mampu membentuk sel-sel neural crest. Pada peristiwa ini notochord juga berperan untuk menginduksi pembentukan neural plate (Kenyon, 2008).
  • 9. Page 9 Sebuah embrio dengan tabung neuron (neural tube) yang sudah selesai terbentuk mempunyai banyak somit yang membentuk notokord. Somit terbentuk dari pemanjangan mesoderm yang memisah menjadi blok-blok, tersusun berseri pada kedua sisi sepanjang notokord itu. Gambar 08. Sel saraf pada aves secara mikroskopis. d. Amfibi Gamabar 09. Sel saraf pada katak
  • 10. Page 10 Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem saraf katak tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf pusat, sedangkan serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang membentuk suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk oval. Ujung depan otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.  Mekanisme pembentukan sistem saraf pada ampibi. Tahap ini terjadi setelah gastrulasi. Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi sistem saraf pusat. Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural pusat. Berikut merupakan tahapan Neurulasi pada katak: 1. proses pembentukan tabung neuron dan notokord pada embrio katak dimulai dengan terbentuknya Notokord dari mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai lempengan ektoderm dorsal, persis diatas notokord yang berkembang. Gambar 10. Pembentukan tabung neuron 2. Lempeng neuron melipat ke arah dalam dan menggulung menjadi Tabung neuron (neural tube) yang akan menjadi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
  • 11. Page 11 Gambar 11. Lempeng neuron membentuk gelombang 3. Lipatan pada tahap selanjutnya kemudian membentuk sebuah jaringan berlubang (neural tube) Gamabar 12. Lempeng neuron membentuk lipatan Pada tahap ini, jaringan pada daerah pertemuan pinggir-pinggir tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest). Neural cest merupakan sumber sel-sel yang akan bermigrasi untuk membentuk banyak struktur, meliputi tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit, sel-sel adrenal, dan ganglia periferal sistem saraf. Gamabar 13. Lempeng neuron membentuk lubang
  • 12. Page 12 3. Pada tahap ini, embrio dengan tabung neuron sudah selesai terbentuk dan mempunyai banyak somit yang mengapi notokord Gamabar 14. Akhir pembentukan sel saraf 2. Sistem Saraf pada Avertebrata. a. Serangga Salah satu contoh serangga adalah belalang. Hewan tersebut memiliki sistem saraf tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Gambar 15. Sistem saraf pada serangga Ganglion kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di bagian kepala sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan
  • 13. Page 13 dengan ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang masing-masing terdapat di sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh dua buah serabut saraf. Demikian juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan yang lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi hingga ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian, pada semua bagian tubuh terdapat ujung-ujung saraf.  Proses pembentukan sistem saraf pada serangga: Organ reseptor belalang terdiri dari: a. Organ takstil berupa antena, kaki yang paling besar, cerci, dan distal system kaki. Fungsinya adalah sebagai tigmoreseptor. b. Organ olfaktori berupa antena c. Organ gustatori berupa antena d. Organ visual berupa mata majemuk dan mata oceli e. Organ audoti terdiri dari membrane timpani berupa cincin chitio. f. Mata majemuk pada belalang tidak terdapat batang/tangkai g. Suara yang berasal dari getaran tibial spiner (spina pada daerah tibia) pada kaki belalang dan bagian vena sayap. Sensitifitas terhadap tekanan dan sentuhan adalah mekanoreseptor. mekanoreseptor yang paling sederhana adalah ujung-ujung saraf yang ditemukan pada jaringan ikat dikulit. Struktur sensori ini berfungsi sebagai filter terhadap energi mekanik melalui berbagai cara. Belalang memiliki sepasang potongan kecil sensori pada antena, toraks dan abdomen yang sensitif terhadap panas. Bila potongan kecil itu dihilangkan maka belalang tidak lagi merespon terhadap sumber panas.
  • 14. Page 14 Belalang akan mendekati sumber cahaya bila dalam keadaan jauh dan akan menjauhinya bila dalam keadaan dekat. Hal ini dikarenakan oleh mata mejemuk yang dimiliki oleh serangga yang berfungsi sabagai reseptor penglihatan yang terpisah. serangga akan menjauhi cahaya dalam jarak dekat dikarenakan terlalu banyaknya cahaya yang masuk ke sistem mata mejemuk yang hanya dapat menyaring cahaya dalam jumlah kecil. Kemoreseptor pada belalang terlatak pada bagian mulut, antenna, dan kakinya. Oleh karena itu walaupun gerakan beleleng menjauhi cahaya namun antenna dan kakinya bergerak.
  • 15. Page 15 DAFTAR PUSTAKA Campbell, A Neil, dkk. 2010. Biologi Jilid III Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga Campbell, A Neil, dkk. 2012. Biologi Jilid II Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga Djuwita, Ita.2010. Embriogenesis dan Induksi Embrio. Yogyakarta Gibson, John. 2003. fisiologi dan anatomi modern. Buku kedokteran EGC: Jakarta Jasin, Maskoeri. 2007. Zoologi Vertebrata. Jakarta: SinarWijaya Kimball, John W. 2010. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Puja, I Ketut et al. 2010. Embriologi Modern. Denpasar: Udayana University Press. Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi manusia . buku kedokteran EGC: Jakarta.