2. Dialog Adalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dialog adalah suatu percakapan
yang ada dalam sebuah sandiwara, cerita, dan sebagainya.
KBBI juga mengartikan dialog sebagai karya tulis yang disajikan dalam bentuk
percakapan antara dua tokoh atau lebih.
Dikutip dari sebuah dokumen berjudul Manfaat dan Syarat Dialog oleh Sayyid
Abdurrahman Archel, dialog berasal dari bahasa Yunani, "dia" berarti antara dan
"legein" yang berarti berbicara.
Maka, secara harfiah dialog dapat diartikan sebagai berbicara, bercakap-cakap,
bertukar pikiran dan gagasan secara bersama-sama.
Apakah Dialog
3. 1. Melibatkan dua tokoh atau lebih, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
percakapan tersebut
2. Ada tanya jawab diantara tokoh-tokoh yang terlibat dalam dialog
3. Dialog bisa dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung
4. Membahas suatu topik
5. Berbicara menggunakan bahasa yang sama dan mudah dimengerti
6. Saling mendengarkan
Ciri ciri
4. 1. Menetapkan Tema
Syarat tema yang baik
adalah membahas
persoalan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-
hari
2. Menentukan Tokoh yang
Terlibat dalam Dialog
Menentukan penokohan berupa
penentuan watak dan nama
tokoh. Penentuan nama tokoh
harus sesuai dengan tema cerita,
watak, dan latar belakang
karakternya.
3. Menentukan Latar (Setting)
Latar merupakan bagian dari cerita
yang menjelaskan waktu dan tempat
kejadian ketika tokoh mengalami
peristiwa. Latar terbagi menjadi dua,
yaitu latar sosial (berupa waktu,
suasana, dan bahasa) dan latar fisik
berupa benda-benda sekitar tokoh
(rumah, pakaian, dan lain-lain)
4. Merangkai Jalan Cerita (Alur)
Terdiri dari lima tahap, yaitu
pengenalan, permasalahan, klimaks,
peleraian, dan penyelesaian. Agar
cerita lebih hidup, penulis bisa
memodifikasi dengan mengubah
urutan (tahapan) alur tersebut.
5. Menentukan Permasalahan
(Konflik)
Berupa gambaran pertentangan atau
pertikaian dua pihak yang
berlawanan. Konflik bisa terjadi
antara satu tokoh dan tokoh lainnya,
tokoh dan lingkungan (masyarakat),
serta tokoh dengan dirinya sendiri.
6. Menggunakan Kata yang Sesuai
Menggunakan kata-kata sehari-hari
atau kata yang biasa diucapkan oleh
kebanyakan orang, bisa dipahami oleh
pembaca, dan memilih kalimat yang
singkat tetapi mengandung kesan
tertentu bagi pembaca.
Langkah Menulis
Dialog
5. 1. Mulailah dengan paragraf baru setiap kali pembicaraannya berganti, meskipun si pembicara hanya mengucapkan
sepatah kata. Kecuali, dialog yang dipotong sedikit lalu dilanjutkan kembali
2. Huruf pertama menempel tanda (tanda spasi) dengan kutip buka dan tanda baca atau huruf terakhir menempel
dengan kutip tutup. Contoh: "Berapa hari kamu di Jakarta?"
3. Huruf kapital di awal dialog, kalimat dialog sekalipun diawal petik dianggap sebagai awal kalimat sehingga perlu
ditulis dengan huruf kapital. Contoh: "Saya mau berhenti dari tempat kerja ini!"
4. Jika kalimat dijeda, maka kalimat pada petik berikutnya dianggap lanjutan sehingga ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: "Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku."
5. Titik, koma, tanda tanya, tanda seru, pada akhir kalimat terletak di dalam petik, bukan di luar petik. Contoh:
"Sini! Lihat tuh, dengan mata kepalamu!"
6. Koma digunakan jika menggunakan narasi setelah tanda petik. Contoh: "Tapi engkau harus belajar mando,
duduk menangkup serata lantai," demikian Resmi berkata dengan tertawa.
7. Apabila diawali narasi sebelum dialog, maka perlu diawali tanda koma yang menempel pada kalimat narasi.
Contoh: Nyai Raden Teja Ningrum menentang Ratna sejurus, lalu berkata dengan tajam, "Menurut adat lembaga
Sunda, tidak patut menyebut nama itu di depan muka ibunya, anak saya lazim dikenal orang dengan nama Agan!"
8. Titik digunakan jika dialog berhenti tanpa keterangan narasi. Contoh: "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa."
Aturan Menulis
Dialog