• MDM (Mis-, Dis-, Mal- Informasi) bisa dipastikan akan diproduksi dan disebarkan selama proses Pemilu 2024.
• Target MDM: tokoh politik, kandidat, organisasi/partai politik, Lembaga penyelenggara pemilu (KPU).
• Pelaku MDM: publik, buzzer, institusi, dan kadang media.
• Dampak MDM: distrust, polarisasi, instabilitas.
• Persiapan Pemilu 2024:
• Hoax buster (multi-stakeholder)
• Kecepatan klarifikasi
• Penyiapan tim KPU (pimpinan dan staf) dalam menghadapi MDM terkait KPU (agar tidak gagap ketika terjadi serangan)
• Edukasi publik (inokulasi, bisa mendeteksi sendiri adanya MDM)
1. POTENSI MIS-,DIS-,MAL-
INFORMASI DALAM
PEMILU 2024
Ismail Fahmi, Ph.D.
Direktur Media Kernels Indonesia (Drone Emprit)
Dosen Universitas Islam Indonesia
Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Pusat
WEBINAR
29 DESEMBER 2021
2. 2
1992 – 1997 Undergraduate, Electrical Engineering, ITB, Indonesia
2003 – 2004 Master, Information Science, University of Groningen, NL
2004 – 2009 Doctor, Information Science, University of Groningen, NL
2009 – Now Engineer at Weborama (Paris/Amsterdam)
2014 – Now Founder PT. Media Kernels Indonesia, a Drone Emprit Company
2015 – Now Consultant at Perpustakaan Nasional, Inisiator Indonesia OneSearch
2017 – Now Lecturer at the IT Magister Program of the Universitas Islam Indonesia
2021 – Now Wakil Ketua Komisi Infokom, Majelis Ulama Indonesia Pusat
Ismail Fahmi, Ph.D.
Ismail.fahmi@gmail.com
3. MIS-, DIS-, MAL-INFORMASI (MDM)
Pelaku ancaman siber asing dan domestik menggunakan kampanye MDM
untuk menimbulkan kekacauan, kebingungan, dan perpecahan. Aktor-aktor
jahat ini berusaha mengganggu dan merusak institusi demokrasi dan
kekompakan nasional.
Jenis informasi salah:
• Mis-informasi: Informasi yang salah, tetapi tidak dibuat atau dibagikan
dengan tujuan untuk menyebabkan kerugian.
• Dis-informasi: sengaja dibuat untuk menyesatkan, merugikan, atau
memanipulasi seseorang, kelompok sosial, organisasi, atau negara.
• Mal-informasi: Informasi yang salah didasarkan pada fakta, tetapi
digunakan di luar konteks untuk menyesatkan, merugikan, atau
memanipulasi.
3
13. CYBER TROOPS
13
CYBER TROOPS: government,
military or political party teams
committed to developing or
manipulating public opinion
over social media.
14. COMPUTATIONAL PROPAGANDA
14
Since 2012 until now, we
have seen bots, algorithms
and other forms of
automation are used by
political actors in countries
around the world to
manipulate public opinion
over major social networking
platforms, such as Twitter,
Facebook, Instagram, and
YouTube.
19. HOAKS MUDAH MENYEBAR DI “HIGHLY
CONNECTED AND POLARIZED NETWORK”
19
MIT researchers built a theoretical model
to study how news spreads on a Twitter-
like social network and found that when a
network is highly connected or when
the views of its members are sharply
polarized, false news will spread wider
than news that is seen as more credible.
Contoh highly connected network:
WhatsApp Group, FB Group, Telegram
channel, cluster user di Twitter, dll.
Warganet hanya menyebarkan konten
yang dianggap menarik, sesuai dengan
pandangannya, dan bisa
mempengaruhi orang lain.
https://news.mit.edu/2021/systems-false-news-
social-media-1215
20. DISINFORMATION-FOR-PROFIT BUSINESS MODEL
Logic dalam sistem rekomendasi di Twitter dan Facebook lebih memberi kemudahan bagi
berita kontroversial untuk menyebar lebih cepat dari berita benar. Di Twitter hingga 6x lebih
cepat. Mereka dapat profit. ~ The Social Dilemma, Film (Netflix)
20
22. PROBLEM WITH SOCIAL MEDIA
•It is designed to favor:
• broadcasting over engagement,
• posts over discussions
• shallow comments over deep conversations.
•Results: deep polarization.
22
56. NARASI DISINFORMASI
• Jenis narasi:
• Ketidakpercayaan kepada KPU dan Pemerintah
• Kampanye hitam dan kampanye negatif terhadap lawan politik
• Fitnah dan memecah belah kelompok
• Goal:
• Elektoral
• Polarisasi dan instabilitas
• Ancaman:
• Media ’click bait’
• Media mainstream yang tidak “cover all sides”
• Polarisasi di masyarakat produk kontestasi sebelumnya
56
58. Hasil penelitian dari sebuah Tim dari Universitas Kolumbia:
Di Twittersphere, titik ungu = orang yg menyebar berita hoax. Titik kuning =
orang yang mengcounter. Ternyata: di cluster kanan (tanpa counter) hoax
menyebar luar biasa, di cluster kiri (dg 2 counter) hoax lebih sedikit disebar.
PENTINGNYA HOAX BUSTER
PENELITIAN
Hoax Buster
59. KECEPATAN CEK FAKTA
59
AWAL ISU
CONCERN:
Pro-Kontra berhari-hari
(media tidak cover all sides) KLARIFIKASI
Perlu cek fakta
yang lebih cepat
61. PENUTUP
• MDM (Mis-, Dis-, Mal- Informasi) bisa dipastikan akan diproduksi dan
disebarkan selama proses Pemilu 2024.
• Target MDM: tokoh politik, kandidat, organisasi/partai politik, Lembaga
penyelenggara pemilu (KPU).
• Pelaku MDM: publik, buzzer, institusi, dan kadang media.
• Dampak MDM: distrust, polarisasi, instabilitas.
• Persiapan Pemilu 2024:
• Hoax buster (multi-stakeholder)
• Kecepatan klarifikasi
• Penyiapan tim KPU (pimpinan dan staf) dalam menghadapi MDM
terkait KPU (agar tidak gagap ketika terjadi serangan)
• Edukasi publik (inokulasi, bisa mendeteksi sendiri adanya MDM)
61