SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
Descargar para leer sin conexión
MACAM –MACAM JENIS KAYU 
A. Mengenal Jenis Jenis Kayu 
Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam 
konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, 
kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang 
akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri kayu yang sering digunakan 
sebagai bahan konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan 
kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis 
kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan 
konstruksi. 
1. KAYU JATI 
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. 
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama 
sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, 
II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena 
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas 
dan penampilan sebanding dengan kayu jati. 
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang 
ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan 
kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing 
yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut 
diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan 
kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. 
Berat jenis (BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu 12%. 
Keunggulan 
• Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II. 
• Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan 
serangga
• Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu. 
• Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada 
pengaplikasiannya 
• Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati 
membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain. 
Kelemahan 
• Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang dihasilkan 
tidaklah banyak dan sulit di dapat 
• Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu lainnya 
• Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi 
pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di 
Indonesia, terutama di Pulau Jawa 
2. KAYU MERBAU 
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai 
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. 
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau 
memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan 
tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti 
tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai 
adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / 
tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon 
hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / 
Papua. 
Tergolong kayu berat, miliki pengembangan dan penyusutan kecil. Pada kelembaban (MC) 
15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040 kg/m3. 
Kegunaan 
Kayu Merbau biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking 
dengan finger joints, panel, musik instrumen dan lainnya
Keunggulan 
• Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II 
• Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga 
• Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan sebagai alternatif 
pembanding dengan kayu jati 
Kelemahan 
• Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hati-hati 
dan melebihi standar pengaturan 
• Harga masih relatif mahal 
3. KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU 
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu 
dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat 
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada 
kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini 
dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan 
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material 
konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap 
cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior 
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan 
hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh 
karena itulah disebut yellow balau. 
Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. 
Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater 
rata-rata adalah 70-90cm. 
Kegunaan 
Sebagai bahan pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola 
dan konstruksi berat lainnya. 
Keunggulan 
• Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas kuat I, II 
• Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar ruangan atau 
bahan outdoor
• Tahan terhadap perubahan cuaca 
• Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi 
Kelemahan 
• Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah terjadi retak 
rambut dan pin hole 
• Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini 
• Harga kayu bangkirai relatif mahal 
4. KAYU KAMPER 
Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih 
terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki 
serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu 
panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak 
sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan 
untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan 
Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di 
kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat 
lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. 
Keunggulan 
• Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I, II 
• Kayu Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan indah 
• Jarang ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai 
• Harganya lebih terjangkau walaupun tidak sekuat kayu jati dan bangkirai 
Kelemahan 
• Karena tidak sekeras bangkirai kecenderungan berubah bentuk juga besar sehingga tidak 
disarankan untuk pintu dan jendela dengan ukuran yang terlalu besar
• Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai 
• Harga relatif lebih mahal dari kayu meranti merah 
5. KAYU KELAPA 
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari 
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) 
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon 
kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu 
berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat 
mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan 
mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di 
sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat 
gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang. 
6. KAYU MERANTI MERAH 
Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga 
merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, 
kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk 
dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. 
Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan. 
Kegunaan 
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat
ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu 
meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, 
balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk 
membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan 
partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur 
kayu, bahan pembuatan kertas. 
Keunggulan 
• Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV • 
Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan 
matrial kusen, pintu, jendela. 
• Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak 
diesel dengan kreoso 
• Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga bisa 
disesuaikan dengan kebutuhan 
Kelemahan 
• Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk 
penggunaan di luar 
• Tekstur kayunya tidak terlalu halus 
• Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV) 
7. KAYU KARET 
Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya 
tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman 
di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara 
Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa. 
Warna Kayu 
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. 
Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa 
dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood. 
Densitas 
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435- 
625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%. 
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan 
sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi. 
8. KAYU GELAM 
Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar, pagar, 
atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan 
dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa 
dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat 
arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. 
9. KAYU ULIN 
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta 
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan 
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan 
Kalimantan. 
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan 
telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan 
diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin 
berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. 
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap 
(atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk bangunan jembatan, bantalan kereta api dan 
kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu 
kelas kuat I dan Kelas Awet I. 
10. KAYU AKASIA 
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori 
dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti 
mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang 
berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 
650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, 
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu 
ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai 
bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture. 
11. SUNGKAI
Karakteristik 
Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, 
sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah penyebarannya di Indonesia 
adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan seluruh 
Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m 
panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang 
lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar 
berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu 
teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah serat 
lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat. 
Kegunaan 
Kayu sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas, 
lantai, papan, seni ukir dan pahat, finir mewah serta sebagai kayu ornamentil. 
Keunggulan 
• Kayu sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II, III 
• Teksturnya cukup halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning keemasan sehingga 
sering digunakan sebagai element dekoratif yang elegan 
• Pengerjaannya relatif mudah. 
Kelemahan 
• Tingkat keawetannya relatif rendah (kelas III) 
• Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki tekstur agak kasar. 
12.Kempas (Koompasia Malaccesis Maing) 
Kayu Kempas mempunyai tingkat pemakiaian I, tingkat keawetan III – IV, dan tingkat kekuatan I. 
Mempunyai berat jenis antara 0,68 – 1,29 g/cm3. 
13. Kamfer 
Kayu Kamfer mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. 
Mempunyai berat jenis 0,7 – 0,9 g/cm3. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan sedikit di 
Kalimantan. Mempunyai warna sawo merah. 
Kayu kamfer tidak tahan terhadap serangan rayap, akan tetapi agak tahan terhadap bubuk, oleh 
karene itu kayu ini tidak baik digunakan untuk konstruksi bangunan yang tidak terlindung. Kelebihan 
dari kayu kamfer ini adalah mudah dikerjakan selain itu mengembang dan menyusutnya kecil. Banyak 
dipakai untuk bahan bangunan rumah. Mempunyai warna sawo merah. 
14. Rengas (Gluta Renghas L 
Kayu Rengas mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II. 
Mempunyai berat jenis 0,59 – 0,84 g/cm3. Banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah.
15. Belian 
Sebenarnya ada beberapa macam kayu yang termasuk kedalam kayu Belian, dua diantaranya 
adalah Onglen dan Belian atau sering disebut juga kayu Besi dari Kalimantan. Kayu Belian 
mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, dan tingkat kekuatan I. Mempunyai berat jenis 
0,9 – 1,2. Banyak terdapat di pulau kalimantan. Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi 
abu – abu hingga menjadi hitam. 
16.Resak 
Kayu Resak mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, tingkat kekuatan I. 
Mempunyai berat jenis 1,1. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo 
muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 
17.Rasamala 
Kayu rasamala termasuk tingkat keawetan II, tingkat keawetan II, tingkat pemakaian II dan berat 
jenisnya 0,6-0,8. 
Kayu ini tahan terhadap rayap dan bubuk, baik dipakai di tempat yang terlindung. Pertumbuhan kayu 
ini sering di temukan seratnya yang memuntir, saat pengeringan penarikannya cuk up kuat (kembang 
susutnya sangat besar). Pohon ini cocok tumbbuh di daerah yang ketinggiannya lebih dari 500 m di 
atas permukaan laut. Banyak Di pakai untuk konstruksi bangunan rumah, kadang-kadang juga di 
pakai untuk bantalan jembatan. Pohon ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan di daerah 
Sumatera. Berwarna sawo merah. 
18.Merawan 
Kayu merawan mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II. 
Mempunyai berat jenis 0,6 - 0,8. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna 
sawo muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 
19.Puspa 
Kayu Puspa ini mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. 
Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,8. Kayu jenis ini banyak terdapat didaerah Jawa Barat. Kayu ini hanya 
digunakan pada konstruksi bangunan sederhana, terutama didaerah pegunungan. 
20.Keruwing 
Kayu Keruwing mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, tingkat kekuatan II ataupun 
III. Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,9. Kayu janis ini banyak terdapat di pulau Sumatera dan 
Kalimantan. Selain itu kayu jenis ini hanya dipakai untuk bangunan – bangunan yang sifatnya kurang 
berarti atau hanya bersifat sementara. 
21.Jeungjing 
Kayu Jeungjing mempunyai tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV, dan tingkat kekuatan IV. 
Mempunyai berat jenis 0,3 – 0,5. Kayu jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat, banyak 
ditanam di daerah perkebunan teh. Kayu Jeungjing sangat baik untuk dipakai pada konstruksi paku.
http://pspkusenpage4me.page4.me/kayu_jati.html 
http://inspirasiarsitek.blogspot.com/2010/12/jenis-dan-kelas-kayu.html 
http://karindayulinardesta.blogspot.com/2011/11/macam-macam-jenis-kayu-beserta-ciri.html 
http://taufikmaulanasyah.blogspot.com/2012/05/macam-macam-jenis-kayu-bangunan.html 
http://davie-frisya.blogspot.com/2011/11/macam-macam-kayu-beserta-cirinya.html 
http://civil-network.blogspot.com/2013/04/macam-macam-kayu.html 
http://tonisdesain.blogspot.com/2013/01/macam-macam-kayu-asli-indonesia.html
TUGAS 
DISUSUN OLEH: 
Nama: Muhammad Bagindo Athif D 
Stambuk: 03120130104 
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 
MAKASSAR 
2014

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekNurul Angreliany
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983Yusrizal Mahendra
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalAli Hasan
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungAgus Fitriyanto
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanainka -chan
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerElis Wahyuni
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 

La actualidad más candente (20)

Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyek
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Baja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilmanBaja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilman
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah Tinggal
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat Dozer
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 

Similar a Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )

Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okkyKiki Zakiyah
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okkyKiki Zakiyah
 
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptxpertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptxdarmadi ir,mm
 
KAYU lanjutan.pptx
KAYU lanjutan.pptxKAYU lanjutan.pptx
KAYU lanjutan.pptxBabang7
 
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaKayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaFenny Bernavida
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19YosEpPldSinaGa
 
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptxKELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptxalfiqih
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayudoloksanggul
 
Asas kejuruteraan awam
Asas kejuruteraan awamAsas kejuruteraan awam
Asas kejuruteraan awamsakoi
 
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdfAgilHandayani2
 
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayuPertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayuM Agphin Ramadhan
 
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73bAlen Pepa
 

Similar a Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) (20)

Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
 
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptxpertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
 
KAYU
KAYUKAYU
KAYU
 
KAYU lanjutan.pptx
KAYU lanjutan.pptxKAYU lanjutan.pptx
KAYU lanjutan.pptx
 
Pengertian Kayu
Pengertian KayuPengertian Kayu
Pengertian Kayu
 
Mengenal kayu merbau
Mengenal kayu merbauMengenal kayu merbau
Mengenal kayu merbau
 
RBT1044 KAYU.pptx
RBT1044 KAYU.pptxRBT1044 KAYU.pptx
RBT1044 KAYU.pptx
 
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaKayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
 
Kayu Meranti
Kayu MerantiKayu Meranti
Kayu Meranti
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
 
Kayu aldo
Kayu aldoKayu aldo
Kayu aldo
 
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptxKELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayu
 
Asas kejuruteraan awam
Asas kejuruteraan awamAsas kejuruteraan awam
Asas kejuruteraan awam
 
Toko lantai kayu parket
Toko lantai kayu parketToko lantai kayu parket
Toko lantai kayu parket
 
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
 
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayuPertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
 
struktur kayu I
struktur kayu Istruktur kayu I
struktur kayu I
 
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
 

Último

computational geometry - computer graphics.pptx
computational geometry - computer graphics.pptxcomputational geometry - computer graphics.pptx
computational geometry - computer graphics.pptxanitapratiwi0724
 
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7ssuser13ac8a
 
Asistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdf
Asistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdfAsistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdf
Asistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdfdewiqu
 
Presentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan Gedung
Presentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan GedungPresentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan Gedung
Presentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan Gedungssuser13ac8a
 
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.pptbab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.pptammar71274
 
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilcontoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilNengHodijatulKubro07
 

Último (6)

computational geometry - computer graphics.pptx
computational geometry - computer graphics.pptxcomputational geometry - computer graphics.pptx
computational geometry - computer graphics.pptx
 
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7
 
Asistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdf
Asistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdfAsistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdf
Asistensi 1 Pemilihan Trase dan Analisis Multikriteria.pptx.pdf
 
Presentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan Gedung
Presentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan GedungPresentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan Gedung
Presentasi SKK Level 6 Pengawas Struktur Bangunan Gedung
 
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.pptbab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
 
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilcontoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
 

Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )

  • 1. MACAM –MACAM JENIS KAYU A. Mengenal Jenis Jenis Kayu Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi. 1. KAYU JATI Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. Berat jenis (BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu 12%. Keunggulan • Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II. • Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga
  • 2. • Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu. • Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada pengaplikasiannya • Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain. Kelemahan • Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat • Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu lainnya • Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa 2. KAYU MERBAU Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Tergolong kayu berat, miliki pengembangan dan penyusutan kecil. Pada kelembaban (MC) 15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040 kg/m3. Kegunaan Kayu Merbau biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking dengan finger joints, panel, musik instrumen dan lainnya
  • 3. Keunggulan • Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II • Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga • Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati Kelemahan • Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hati-hati dan melebihi standar pengaturan • Harga masih relatif mahal 3. KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm. Kegunaan Sebagai bahan pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi berat lainnya. Keunggulan • Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas kuat I, II • Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar ruangan atau bahan outdoor
  • 4. • Tahan terhadap perubahan cuaca • Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi Kelemahan • Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah terjadi retak rambut dan pin hole • Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini • Harga kayu bangkirai relatif mahal 4. KAYU KAMPER Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Keunggulan • Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I, II • Kayu Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan indah • Jarang ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai • Harganya lebih terjangkau walaupun tidak sekuat kayu jati dan bangkirai Kelemahan • Karena tidak sekeras bangkirai kecenderungan berubah bentuk juga besar sehingga tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan ukuran yang terlalu besar
  • 5. • Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai • Harga relatif lebih mahal dari kayu meranti merah 5. KAYU KELAPA Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang. 6. KAYU MERANTI MERAH Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan. Kegunaan Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat
  • 6. ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas. Keunggulan • Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV • Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan matrial kusen, pintu, jendela. • Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreoso • Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan Kelemahan • Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar • Tekstur kayunya tidak terlalu halus • Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV) 7. KAYU KARET Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa. Warna Kayu Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
  • 7. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood. Densitas Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435- 625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi. 8. KAYU GELAM Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. 9. KAYU ULIN Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
  • 8. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk bangunan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I. 10. KAYU AKASIA Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture. 11. SUNGKAI
  • 9. Karakteristik Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan seluruh Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah serat lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat. Kegunaan Kayu sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas, lantai, papan, seni ukir dan pahat, finir mewah serta sebagai kayu ornamentil. Keunggulan • Kayu sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II, III • Teksturnya cukup halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning keemasan sehingga sering digunakan sebagai element dekoratif yang elegan • Pengerjaannya relatif mudah. Kelemahan • Tingkat keawetannya relatif rendah (kelas III) • Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki tekstur agak kasar. 12.Kempas (Koompasia Malaccesis Maing) Kayu Kempas mempunyai tingkat pemakiaian I, tingkat keawetan III – IV, dan tingkat kekuatan I. Mempunyai berat jenis antara 0,68 – 1,29 g/cm3. 13. Kamfer Kayu Kamfer mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai berat jenis 0,7 – 0,9 g/cm3. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan sedikit di Kalimantan. Mempunyai warna sawo merah. Kayu kamfer tidak tahan terhadap serangan rayap, akan tetapi agak tahan terhadap bubuk, oleh karene itu kayu ini tidak baik digunakan untuk konstruksi bangunan yang tidak terlindung. Kelebihan dari kayu kamfer ini adalah mudah dikerjakan selain itu mengembang dan menyusutnya kecil. Banyak dipakai untuk bahan bangunan rumah. Mempunyai warna sawo merah. 14. Rengas (Gluta Renghas L Kayu Rengas mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai berat jenis 0,59 – 0,84 g/cm3. Banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah.
  • 10. 15. Belian Sebenarnya ada beberapa macam kayu yang termasuk kedalam kayu Belian, dua diantaranya adalah Onglen dan Belian atau sering disebut juga kayu Besi dari Kalimantan. Kayu Belian mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, dan tingkat kekuatan I. Mempunyai berat jenis 0,9 – 1,2. Banyak terdapat di pulau kalimantan. Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi abu – abu hingga menjadi hitam. 16.Resak Kayu Resak mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, tingkat kekuatan I. Mempunyai berat jenis 1,1. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 17.Rasamala Kayu rasamala termasuk tingkat keawetan II, tingkat keawetan II, tingkat pemakaian II dan berat jenisnya 0,6-0,8. Kayu ini tahan terhadap rayap dan bubuk, baik dipakai di tempat yang terlindung. Pertumbuhan kayu ini sering di temukan seratnya yang memuntir, saat pengeringan penarikannya cuk up kuat (kembang susutnya sangat besar). Pohon ini cocok tumbbuh di daerah yang ketinggiannya lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Banyak Di pakai untuk konstruksi bangunan rumah, kadang-kadang juga di pakai untuk bantalan jembatan. Pohon ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan di daerah Sumatera. Berwarna sawo merah. 18.Merawan Kayu merawan mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai berat jenis 0,6 - 0,8. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 19.Puspa Kayu Puspa ini mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,8. Kayu jenis ini banyak terdapat didaerah Jawa Barat. Kayu ini hanya digunakan pada konstruksi bangunan sederhana, terutama didaerah pegunungan. 20.Keruwing Kayu Keruwing mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, tingkat kekuatan II ataupun III. Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,9. Kayu janis ini banyak terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Selain itu kayu jenis ini hanya dipakai untuk bangunan – bangunan yang sifatnya kurang berarti atau hanya bersifat sementara. 21.Jeungjing Kayu Jeungjing mempunyai tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV, dan tingkat kekuatan IV. Mempunyai berat jenis 0,3 – 0,5. Kayu jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat, banyak ditanam di daerah perkebunan teh. Kayu Jeungjing sangat baik untuk dipakai pada konstruksi paku.
  • 11. http://pspkusenpage4me.page4.me/kayu_jati.html http://inspirasiarsitek.blogspot.com/2010/12/jenis-dan-kelas-kayu.html http://karindayulinardesta.blogspot.com/2011/11/macam-macam-jenis-kayu-beserta-ciri.html http://taufikmaulanasyah.blogspot.com/2012/05/macam-macam-jenis-kayu-bangunan.html http://davie-frisya.blogspot.com/2011/11/macam-macam-kayu-beserta-cirinya.html http://civil-network.blogspot.com/2013/04/macam-macam-kayu.html http://tonisdesain.blogspot.com/2013/01/macam-macam-kayu-asli-indonesia.html
  • 12. TUGAS DISUSUN OLEH: Nama: Muhammad Bagindo Athif D Stambuk: 03120130104 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2014