Makalah ini membahas perencanaan dan manajemen retail perusahaan Alfamart. Secara singkat, dibahas latar belakang Alfamart sebagai minimarket terkemuka di Indonesia, visi dan misi untuk memberikan kepuasan pelanggan dengan harga terjangkau, serta struktur organisasi perusahaan yang terdiri dari 15 divisi untuk mendukung operasional bisnis.
5, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, model bisnis, universitas mercu buana, 2...
Perencanaan manajemen retail Alfamart
1. MAKALAH
PERENCANAAN & MANAJEMEN RETAIL
“ ALFAMART ”
KELOMPOK B
- Adria - Yusup
- Epong - Putri
- Mega - Riana
STMIK MIC CIKARANG
2. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Penyusuanan Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Pengantar Manajemen Umum tentang Planning
Perusahaan Retail di Indonesia.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asep Jalaludin selaku dosen
Pengantar Manajemen Umumkami yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahaan hati, kami menerima kritik dan saran
agar penyusun Makalah selajutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi
para pembaca.
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan
penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen
untuk pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga.
Keberhasilan dalam pasar Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus dapat
menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target
pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.
Dalam operasionalnya pelaku Retail menjalankan beberapa fungsi antara lain
membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa. Menjalankan
fungsi memecah maupun menambah nilai produk, secara keseluruhan pengelola
bisnis Retail membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara
terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, maupun
operasional. Sehinga pelaku Retail dapat memahami secara penuh tentang lingkup
bisnis Retailnya, cara strategi pengembangannya dan Memanajemen bisnisnya.
Salah satu perusahaan retail yang sudah ternama adalah PT. Sumber Alfaria
Trijaya, Tbk. (Alfamart). Alfamart adalah jaringan minimarket bahan pokok
sehari-hari terkemuka di Indonesia, dengan kualitas tinggi namun tetap
terjangkau. Kemajuan Alfamart yang pesat saat ini ditentukan oleh strategi pihak
manajemen Alfamart yang tepat dan unik.
Didirikan pada tahun 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga,
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart/Perseroan) mengawali usahanya di
bidang perdagangan dan distribusi, kemudian pada 1999 mulai memasuki sektor
minimarket. Ekspansi secara eksponensial di mulai Perseroan pada tahun
2002 dengan mengakuisisi 141 gerai Alfa Minimart dan membawa nama baru
‘Alfamart’. Saat ini Alfamart merupakan salah satu yang terdepan
dalam usaha ritel, dengan melayani lebih dari 2,7 juta pelanggan setiap harinya di
lebih dari 8.500 gerai yang tersebar di Indonesia. Didukung lebih dari 90.000
karyawan menjadikan Alfamart sebagai salah satu pembuka lapangan
kerja terbesar di Indonesia. Alfamart mengemban visi, misi dan mempunyai
filosofi menjadi gerai komunitas. Karenanya selain berupaya memenuhi
kebutuhan dan kenyamanan pelanggan dengan menyediakan barang-barang
kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, tempat berbelanja yang nyaman,
4. serta lokasi yang mudah dijangkau.
Perseroan juga berupaya berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang
dipersiapkan dan berkesinambungan melalui 6 pilar utama: Alfamart Care,
Alfamart Smart, Alfamart Sport, Alfamart Clean and Green, Alfamart SME’s dan
Alfamart Vaganza. Selain itu juga merangkul masyarakat setempat dan institusi
melalui skema waralaba yang dapat melahirkan wirausaha-wirausaha baru
dan membuka lapangan pekerjaan. Dari sudut pandang industri bidang usaha
minimarket mampu bertahan di tengah-tengah ketidakpastian ekonomi, seperti
resesi. Konsumen berupaya menjaga konsumsi kebutuhan pokok, walaupun di
tingkat yang lebih rendah. Dengan demikian, tingkat penjualan di gerai-gerai ritel
konsumen seperti Alfamart tidak terpengaruh secara drastis.
1.2 Visi dan Misi Alfamart
Alfamart adalah suatu perusahaan dagang aneka produk, merupakan
minimarket pertama di Indonesia yang berhasil mendapatkan ISO 9001 : 2000.
Dan telah membuka gerai hingga 2000 toko. Adapun visi dan misi yang
dimiliki oleh alfamart.
Motto
“Belanja puas , harga pas”
Visi
Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka di Indonesia yang dimiliki oleh
masyarakat luas. Berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat dan
segala harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global.
Misi
Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus
pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu
menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.
Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-kembangkan
jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
5. Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus
bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan , pemasok, karyawan,
pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
Budaya
Integritas yang tinggi.
Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.
Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.
Kerjasama Team.
Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang tertinggi.
1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
6. Tugas masing-masing dari struktur organisasi
1. BOARD OF COMMISIONERS
· Melakukan pengawasan atas jalanya dan memberikan nasihat kepada direktur.
· Dalam melakukkan tugas dewan direksi pada kepentingan perusahan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
· Kewengan khusus dewan komisaris bahwa dewan komisaris dapat diamatkan
dalam anggaran dasar untuk melaksanakkan tugas-tugas tertentu direktur
· Membuat risalah rapat dewan komisaris dan meyimpan salinan rapat.
· Melaporkan kepada perusahaan kepada kepemilikan pengawasan yang telah
dilakukkan
· Memberikan laporan tentang tugas-tugas pengawasan yang telah dilakukan
2. AUDIT COMMITE
· Me l akukan pene l a an t e rhadap informa s i keuangan yan g
di t e rbi tk an
· Pene l a an a t a s ke t a a t an pe rus aha an t e rhadap undang-undang
dibidang pa s a r moda l dan dibidang l a in yan g r e l evan
· pene l a an t e rhadap indepedens i dan obj ekt ivi t a s akut an
publ i c
· Pene l a an t e rhadap ke cukupan peme r iks a an ya ng di l akukkan
ol eh publ i c untuk mema s t ikan s emua r e s iko yan g pent ing
t e l ah dipe r t imb angkan
· Me l akkukan j uga t e rdapa t pengaduan ya ng t e rdapa t ya ng
be rka i t an dengan pe rus aha an
3. BOARD OF DIRECTORS
· Memip in pe rus aha an dengan men e rbi tk an kebi j akan-kebi
j akan pe rus aha an
· Memi l ih,me ne t apk an,meng awa s i tuga s - tuga s da r i ka r yawan
dan kepa l a bagi an(mana j e r )
· Me ye tuj ui angga r an t ahunan pe rus ahan
7. 4. CORPORATE AUDIT.
· Me ye di akan penipuan de t eks i , inve r t iga s i dan penga l aman
for ens i c akut ans i dan ke ahl i an untuk progr am moni tor ing.
· Mengemb angkan dan mene t apk an pros edur inve s t iga s i
dengan t r en yan g t idak bi a s a t au pol a dan anoma l y untuk
di s pos i s i .
· Be r int e r aks i dengan man a j e r s enior .
· Mendokumen t a s i ke r t a s dan ha s i l audi t & ke l iba t an
kons ul t an
5. CORPORATE LEGAL
· Mengurus i urus an rups dan pe rubahan angga r an.
· Me r evi ew us ul an pembua t an/pe rub ahan s op.
· Mengawa l ke t entuan dan pe r a tur an ba ru.
6. OPERATION.
· Mengawa s i kegi a t an ope r a s i
· Mengawa s i kebe r ada an s e r t a kondi s i me s in dan pe r a l a t an.
· Membua t produk yan g dipe s an.
· Membua t keputus an ha r i an s ehubung dengan kegi a t an di
Al f ama r t .
7. MARKETING
· Be r t anggung j awab t e rhadap bagi an pema s a r an.
· Be r t anggung j awab t e rhadap pe rol eh ha s i l penj ua l dan
pengguna dan promos i .
· Sebaga i kordina tor mana j e r produk dan mange r penj ua l an.
· Membua t l apor an pema s a r an kepada di r eks i
8. MERCHANDISING
· Mema j ang/me ndi s pl a y dan men a t a produk .
· Menj aga kebe r s ihan produk dan pa j angan.
· Menj a l ankan s emua progr am promos i pe rus aha an.
· Menj a l ankan tuga s kunj ungan s e s ua i dan r enc ana ke r j a .
8. 9. PROPERTY DEVELOPMENT
· Mengkordina s ikan kegi a t an pengenda l i an prope r ty dan
l ingkungan diwi l a yah us aha pe rus aha an dan l ingkungan ya .
· Me ye l e ngga r akan penge lol ahan da t a dan peyimpa nan
dokumen a s l i prope r t y.
· Me yi apk an l apor an kegi a t an divi s i s e c a r a bena r dan t epa t
waktu
10. IT
· Be r t anggung j awab meme l iha r a s ys t em j a r ingan.
· Mengopt ima l i s a s i pe r angka t i t a t au s e rve r yan g ada di
a l f ama r t
11. FINANCE
· Membua t ,meme r iks a dan menga r s ip f aktur ,not a
s uppl i e r , l apor an AP/AR untuk mema s t ikan s t a tus ut ang
piut ang.
· Membua t ,menc e t ak t agihan dan s ur a t t agihan untuk
mema s t ik an t agihan t e rki r im kepada pe l l anggan dengan
bena r dan t epa t waktu.
· Mene r ima meme r iks a t agihan dr vendor dan membua t
r ekapan ya untuk mema s t ikan pemb a ya r a n t e rki r im t epa t
waktu.
12. HUMAN CAPITAL
· Mempe rb a iki dan memp e rha t ikan mutu ka ryawan.
· Me ye di akan t enaga yan g ahl i dan s e s ua i dengan bidangn ya
ma s ing-ma s ing
13. COPORATE DEVELOPMENT
· Be r tuga s me r enc anak an ,me r anc ang dan me ya j ik an pr e s ent a s i
yan g mena r ik dan propos a l untuk pendeka t an bi s ni s ba ru.
· Membe r ikan bantuan moni tor ing kepada
penj aba t fundr ai s ing pe rus aha an
9. 14. FRANCHISE
· Me ye di akan t empa t us aha dan moda l s e j uml ah t e r t entu
be rgantung pada s e j uml ah t e r t entu be rgantung pada j eni s
wa r a l aba yan g akan dibe l i .
· Menj aga image produk wa r a l aba
15. CORPORATE AKHIR
· Be r t anggung j awab untuk s emu a komunika s i int e rna l dan
eks t e rna l
· Mengurus ha l - ha l s epe r t i bul l e t in ka r yawan, l apor an bi s ni s
t ahun s i a r an pe r s .
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pengantar
Manajemen Umum.
2. Sebagai pembelajaran tentang perusahaan retail yang ada di
Indonesia.
3. Berbagi ilmu dengan mahasiswa dan mahisiswi lainnya.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini juga dapat dijadikan sebagai pengetahuan mengenai
informasi salah satu perusahaan retail yaitu Pt. Sumber Alfaria Trijaya, tbk.
(Alfamart).
1.5 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan suatu gambaran singkat untuk membedakan
pembahasan, memudahkan pembahasan dan perincian sehinggadata-data relevan dalam
tuga akhir ini. Dengan uraian tersebut, maka penulis merinci sistematika penulisan
seperti di bawah ini:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan secara singkat latar belakang penulisan makalah,tujuan dan
manfaat dari penulisan makalah ini.
10. BAB 2 : Isi
Pada bab ini diuraikan tentang materi makalah mengenai planning perusahaan retail di
Indonesia (Alfamart).
BAB 3 : PENUTUP dan KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab yang terakhir dari penulisan makalah ini. Kami akan memberikan
kesimpulan yang didasarkan dari penjelasan bab-bab sebelumnya.
11. BAB 2
ISI
2.1 PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI RITEL
2.1.1 Pengertian Retail
Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu " Retailer" yang berarti "
Memotong menjadi kecil kecil" (Risch, 1991 ).
Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan
pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan
Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh
lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan
Gresham, 1994)
2.1.2 Klasifikasi Retail
Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam
banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan
aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
- Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di
bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab
penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.Biasanya kebanyakan
pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu
(Individual Proprietorship) .
- Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi
tersebut meliputi : Departemen Store - Chain organization (organisasi
berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online
Store (Toko Online )
Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana
menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan
kenyamanan dalam berbelanja.
12. 2.1.3 Proses Perencanaan & Manajemen Ritel
· Pemahaman tentang Saluran Pemasaran
Membicarakan strategi pemasaran, memang tidak akan pernah ada habisnya.
Berbagai cara dan usaha bisa dijadikan sebagai strategi untuk memasarkan sebuah
produk. Salah satu strategi yang sudah dijalankan masyarakat dari dulu hingga
sekarang adalah pemasaran dengan sistem retail atau eceran. Yang dimaksud
dengan strategi pemasaran retail atau eceran sendiri adalah segala kegiatan jual-beli
yang bertujuan menyalurkan barang kepada konsumen akhir, guna memenuhi
kebutuhan pribadi para konsumen.
Sebagian besar pelaku usaha memilih untuk menggunakan strategi pemasaran ini,
sebab peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata
membeli suatu produk untuk keperluan mereka sehari-hari. Tak heran bila
saat ini perkembangan bisnis retail juga sangat pesat, lihat saja bisnis toko
kelontong, minimarket, hingga bisnis retail yang sudah besar seperti Alfamart.
Tingginya permintaan pasar akan produk retail, membuat sebagian besar pelaku
usaha memilih strategi pemasaran tersebut untuk melepas produk mereka ke
pasaran. Meskipun cara ini terbilang mudah, namun persaingan pasar bisnis retail
sudah sangat tinggi. Maka dari itu bagi Anda yang ingin terjun dalam bisnis retail,
sebaiknya perhatikan hal-hal berikut untuk memenangkan pasar :
Pertama, tentukan target pasar. Meskipun bisnis retail biasa menawarkan
berbagai produk kebutuhan masyarakat, namun sebisa mungkin tentukan target
konsumen yang ingin Anda jangkau. Misalnya saja lebih menekankan harga
murah untuk menjangkau konsumen menengah kebawah, atau menyediakan
produk dengan kualitas terbaik untuk menjangkau sasaran pasar menengah keatas.
Kedua, ciptakan loyalitas pelanggan. Memiliki konsumen yang loyal,
merupakan strategi tepat untuk meningkatkan pemasaran. Bukan hanya itu saja,
dengan adanya loyalitas konsumen juga membantu bisnis retail untuk menghadapi
persaingan pasar. Ciptakan program-program promosi yang dapat meningkatkan
loyalitas konsumen, contohnya saja dengan memberikan kartu diskon bagi para
member, atau mengadakan event promosi setiap akhir pekan.
Ketiga,pilih lokasi usaha yang strategis. Pemilihan lokasi usaha sangat
mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis retail. Sesuaikan lokasi usaha dengan
bisnis retail yang ingin dijalankan, sebab lokasi usaha juga ikut menentukan
potensi pasar. Seperti lokasi yang ada di tengah pemukiman warga, Anda bisa
membuka toko kelontong. Sedangkan untuk lokasi usaha yang ada di daerah
perkotaan, Anda bisa mencoba bisnis retail dengan minimarket atau supermarket.
13. Keempat, cantumkan brand pada setiap produk. Penanaman image kepada
para konsumen, menjadi cara jitu untuk memasarkan bisnis retail. Yang perlu
diingat adalah brand bukan hanya sekedar nama, jadi cantumkan brand yang telah
ditetapkan di setiap produk. Seperti mencantumkan logo disetiap label harga
produk, atau mencantumkan logo pada interior ruangan. Sehingga brand tersebut
menjadi pembeda bisnis retail Anda dengan bisnis para pesaing.
Kelima, berikan pelayanan prima kepada konsumen. Jangan abaikan istilah
pembeli adalah raja. Istilah ini memberikan masukan kepada para pelaku usaha
untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen. Biasakan layani
konsumen dengan TSS (Tatap, Senyum dan Sapa). Lakukan dari hal yang terkecil,
seperti menyambut konsumen dengan salam dan mengucapkan terimakasih
setelah mereka selesai berbelanja. Jadi konsumen merasa dihargai ketika
berbelanja di tempat Anda, dan tidak segan untuk datang berbelanja kembali.
Karena strategi pemasaran bisnis retail lebih mengacu pada konsumen akhir
sebagai potensi pasar, sebaiknya lakukan pemasaran bisnis dengan pendekatan
langsung kepada konsumen. Yakinlah bila loyalitas konsumen telah terbentuk,
maka yang menjadi agen pemasaran paling efektif bagi bisnis Anda adalah para
konsumen tersebut. Oleh karena itu, penuhi kebutuhan konsumen dan biarkan
mereka menjadi agen pemasaran Anda. Salam sukses
· Pemahaman tentang Perilaku Konsumen
Dalam pengertian bisnis ritel ini, barang yang dijual disalurkan langsung kepada
konsumen. Konsumen yang dimaksud dalam pengertian ini adalah diri pribadi,
keluarga, maupun rumah tangga. Proses yang terjadi dalam bisnis ritel ini
mencakup berbagai kegiatan sehingga transaksi antara pedagang dan pembeli
terjadi. Dalam hal ini, terdapat unsur yang mesti ada dalam kegiatan bisnis ritel,
yaitu meliputi product (barang atau jasa), price (harga), place (tempat atau lokasi
penjualan), dan promotion atau promosi. Hal ini tentu saja berbeda dengan bisnis
grosir dimana pengusaha membeli barang dalam jumlah besar, dan
menyalurkannya lagi kepada peritel. Bisnis grosir biasanya dijalankan oleh
pengecer karena kemampuan modalnya yang cukup besar. Selain itu, juga
terdapat mata rantai yang cukup panjang pada penyaluran barang dalam bisnis
ritel dan melibatkan banyak pihak didalamnya, seperti distributor dan agen.
Dalam mata rantai ini, pedagang perantara atau agen berperan dan mengambil
peran atau tugas distributor untuk menyalurkan barang dari produsen. Selanjutnya
agen menyalurkannya kepada pengecer atau peritel yang menjalankan bisnis ritel
agar menjualnya lagi kepada konsumen akhir. Namun dalam prakteknya, mata
rantai bisnis tak selalu berjalan seperti itu. Pedagang grosir, ada yang kemudian
merangkap dengan membuka bisnis ritel dengan menjual barang atau produk
langsung kepada konsumen. Hal ini bisa terjadi karena adanya peluang ataupun
14. keuntungan bisnis yang terbuka. Meskipun bisnis ritel menyediakan berbagai
peluang yang cukup menggiurkan, namun bisnis ini tak bisa dijalankan hanya
dengan memahami pengertian bisnis ritel. Kemampuan lain yang harus dikuasai
adalah manajemen usaha yang kuat, masalah layanan, dan kepekaan bisnis.
Apalagi perilaku konsumen dalam bisns ritel tidak mudah ditebak, bahkan sering
berubah. Hanya karena perbedaan harga yang sedikit atau kecewa dengan tukang
parkir, konsumen bisa dengan mudah berpindah ke toko lain.
· Pemahaman tentang perilaku Pesaing
Bisnis ritel merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup baik.
Terutama jika mengamati jumlah populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010
yang diperkirakan mencapai kurang lebih 220 juta jiwa. Alhasil, rasio keberadaan
ritel khusunya ritel modern apabila diabdingkan dengan total penduduk Indonesia
masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar (satu ritel masih harus
melayani 500.000 jiwa).
Keberadaan ritel-ritel tradisional memang masih cukup diperlukan dalam konteks
melayani segmen ekonomi bawah. Namun kemajuan teknologi dan tuntutan
kebutuhan konsumen yang terus meningkat menjadi pendorong adanya perubahan
orientasi bisnis bisnis ritel.Jika pada awalnya banyak bisnis ritel yang cukup
dikelola secara tradisional, tanpa dukungan teknologi yang memadai, tanpa
pendekatan manajemen modern dan tanpa berfokus pada kenyamanan dan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pergeseran pola perilaku belanja pelangan yang terdeteksi dari sejumlah studi
yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas belanja pelanggan tidak hany dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup, namun
lebih mengarah pada terpenuhinya kebutuhan untuk berekreasi dan berelasi.
Kondisi inilah yang mendorong bisnis ritel tardisional mulai harus peka
menaggapi kebutuhan pelanggan yang belum terpemuhi jika mereka ingin tetap
bertahan hidup dalam lingkungan persaingan bisnis ritel yang semakin tajam.
Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern sangat
penting untuk dipahami, mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan
menumbulkan resiko kerugian yang cukup besar. Sedangkan jika seorang pelaku
bisnis ritel tetap bertahan dengan pengelolaan ritel secara tradisional tidak
memungkinkan untuk memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bila
dihadapkan dengan semakin banyaknya ritel-ritel modern yang dikelola dengan
modal yang cukup besar maupun terjadinya perubahan pola belanja konsumen
yang mempunyai konsekuansi terhadap berubahnya kebutuhan mereka terhadap
keberadaan sebuah ritel seperti yang telah dijelaskan di atas.
Pengelolaan ritel modern skala besar dan kecil membutuhkan kesiapan pengelola
dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan (baik soft maupun hard skill) dalam hal manajerial ritel modern dan
15. sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki kompetensi untuk
bertahan dalam bisnis ritel (continous competitive advantage).
Untuk itu, dipandang penting untuk mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan di bidang manajemen ritel yang akan menambah kesiapan pengelola
ritel tradisional maupun ritel modern pada umumnya dalam
mengimplementasikan semua pengetahuan dan konsep manajemen ritel modern
secara terintegrasi khususnya bagi kesiapan dalam mengelola bisnis ritel modern
slaka kecil dan menengah secara mandiri maupun apabila terjun sebagai bagian
dari manajemen suatu perusahaan ritel skala menengah dan besar.
Sasaran
1. Para pengusaha kecil dan menengah yang berkeinginan terjun dalam
bisnis ritel sebagai:
1. Pemula dalam bisnis ritel modern skala kecil dan menengah
secara mandiri
2. Tenaga yang akan bergabung dala operasional perusahaan
ritel modern skala kecil dan menengah
3. Pelaku bisnis ritel tardisional kecil dan menengah yang
berkeinginan untuk mengembangkan diri
4. Tenaga yang akan bergabung dalam manajerial perusahaan
ritel modern skala kecil dan menengah pada tingkatan
supervisor/penyelia
2. Para pengusaha ritel tradisional kecik dan menengah yang menjadi
binaan suatu lembaga/institusi/organisasi lembaga swadaya
masyarakat
Bidang Kompetensi
Pelatihan, penelitian dan konsultasi dalam bidang Manajemen Ritel, meliputi:
1. Perencanaan Bisnis Ritel (Retail Business Plan)
2. Audit Ritel Manajemen
3. Perencanaan dan Penyusunan Strategi Pemasaran Ritel
4. Pengelolaan Barang Dagangan (Merchandise Management)
5. Pengelolaan Operasional Toko (Store Operation)
6. Kiat Sukses Mengeloal Ritel Modern Skala Menengah dan Kecil
(memulai dan mampu bertahan dalam era kompetisi)
7. Pergeseran Paradigma Pengelolaan Ritel Tradisional menuju
Paradigma Ritel Modern
8. Analisis Perilaku Belanja Konsumen
16. 9. Retail Mix (Bauran Ritel)
10. Pengelolaan Loss Prevention
11. Studi Kelayakan Bisnis Ritel
· Pemahaman tentang Lingkungan Sosial,ekonomi, dan Teknologi
Lingkungan eksternal adalah semua elemen di luar organisasi yang relevan untuk
operasi. Unsur-unsur di luar organisasi sulit dikendalikan namun berpengaruh
terhadap organisasi. Organisasi tidak dapat berdiri sendiri atau memenuhi
kebutuhannya sendiri. Organisasi mengambil input seperti bahan baku , uang,
tenaga kerja dan energi dari lingkungan eksternal yang mengubahnya menjadi
produk atau jasa sebagai output. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan khusus dan lingkungan umum.
· Pemahaman tentang lingkungan secara umum
Elemen-elemen lingkungan umum meliputi sosial budaya, hukum, ekonomi,
politik, dan teknologi. Variabel sosial antara lain demografik, gaya hidup dan
nilai-nilai sosial. Variabel sosial budaya berkaitan dengan etika, benar-salah, dan
tugas-wajib. Perkembangan penduduk, angkatan kerja, struktur kerja partisipasi
kerja dan pendidikan mempengaruhi nilai-nilai sosial budaya.
Demografik atau keadaan penduduk pada suatu wilayah seperti bertambahnya
usia angkatan kerja. Hal ini membawa perubahan bagi organisasi karena
mempengaruhi besarnya pasokan tenaga kerja. Demografik juga membentuk
pasar untuk beraneka produk yang disebabkan oleh baby boomers atau ledakan
bayi.
Gaya hidup juga membawa pengaruh terhadap organisasi. Sebagai contoh
meningkatnya pola hidup konsumtif masyarakat perkotaan mendorong mereka
untuk membeli barang-barang yang bermerk dan selalu up to date. Hal ini
mendorong organisasi untuk lebih menghasilkan produk mutu dan kualitas
produknya.
Faktor nilai-nilai sosial antara satu negara dengan negara lainnya berbeda.
Misalnya di negara Jepang banyak orang bekerja pada suatu perusahaan untuk
seumur hidupnya. Ini berbeda dengan sebagian besar negara-negara lain dimana
masyarakatnya sering berpindah-pindah pekerjaan dalam jangka pendek. Struktur
organisasi di Perancis lebih kaku daripada organisasi di Jepang atau Amerika. Di
Jerman hak pekerja dan serikat pekerja dijamin oleh Undang-Undang dan
karyawannya disebut sebagai mitra sosial, dan memiliki upah lebih besar daripada
di Amerika Serikat.
Secara umum kondisi ekonomi turut menentukan keberhasilan organisasi.
Variabel ekonomi yaitu, kondisi ekonomi pada umumnya yang mempengaruhi
aktivitas sebuah organisasi. Variabel ekonomi seperti upah, harga yang ditetapkan
17. oleh pemasok dan pesaing serta kebijakan fiskal pemerintah mempengaruhi biaya
produksi barang atau penawaran jasa dan kondisi pasar. Indikator ekonomi
mengukur pendapatan, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas, lapangan
kerja, aktivitas pemerintah serta transaksi internasional.
Variabel politik yaitu berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi aktivitas
suatu organisasi sebagai hasil dari proses atau iklim politik. Proses politik
mencakup persaingan antar kelompok dengan kepentingan yang berbeda, yang
masing-masing mencari peluang untuk mencapai sasarannya sendiri. Seiring
dengan tuntutan masyarakat terhadap praktik bisnis yang tidak benar, pemerintah
hendaknya menjadi kekuatan politik yang mewakili masyarakat melalui
deregulasi, debirokratisasi, dan dekonsentrasi.
Variabel teknologi meliputi perkembangan baru dalam produk atau proses
serta pengetahuan seperti fisika yang mempengaruhi aktivitas organisasi.
Teknologi dapat mengubah segala sesuatu secara cepat dan adakalanya
masyarakat tidak siap atau belum siap akan perubahan teknologi. Inovasi dalam
bidang komputerisasi, robot, bioteknologi dan sumber daya alam lainnya
mempengaruhi produktivitas masyarakat.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa lingkungan organisasi tidak statis.
Manajemen organisasi bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kesempatan
agar berkembang. Lingkungan luar organisasi dapat menentukan keberhasilan
organisasi/lembaga/badan usaha.
Untuk mengidentifikasi perubahan lingkungan di luar organisasi, manajer perlu
memonitor lingkungan umum. Sebagai contoh, manajer perlu mengurangi
produksi barang mewah bila melihat adanya kecenderungan penurunan
pengeluaran secara umum dari konsumennya.
Organisasi mendapatkan informasi tentang keadaan lingkungan umum dari
berbagai sumber, seperti dari hubungan informal dalam industri, manajer
organisasi lain, data dari dalam organisasi, laporan dan statistik pemerintah, jurnal
atau majalah ekonomi, serta data-data dari internet.
21.4 Langkah-langkah Alfamart
Beberapa langkah Alfamart untuk medekatkan diri & memberikan fasilitas lebih
kepada pelanggan.
1 . Member
Adalah sebutan untuk para pelanggan setia Alfamart. Para member Alfamart akan
mendapatkan berbagai macam keuntungan dan kejutan special dari Alfamart
seperti: HematKu, Kalender Belanja, Specialku dan Hadiahku, serta program
ekslusif lainnya. Member Alfamart adalah pelanggan yang memiliki dan
bergabung dalam keanggotaan Kartu AKU, A Card Flazz atau Kartu AKU BNI.
18. Target pemasaran alfamart adalah semua kalangan masyarakat di Indonesia yang
ingin memberikan kemudahan kepada konsumen dengan ada di dekat
lingkunya.strategi pemasarannya diintegritasinya dengan kegiatan promosi yang
dijalankan secara berkala dengan berbagai metode sesuai dengan jenis produk dan
focus target pasarnya.
· Kalender belanja “promosi yang diadakan 2 minggu sekali memberikan
harga mudah dan hemat.
· Keuntungan kartu aku “memberikan potongan harga dan hadiah khusus
yang berpengaruh pada produk tersebut.
· Belanja puas,harga pas”memberikan kemudahan berbelanja pada
konsumen dengan harga pas dan menarik tentunnya”.
Untuk strategi jangka panjang berbagai program yang berkaitan dengan loyalitas
konsumen serta pembentukan komunitas.
Dalam meningkatkan brand image berhasil dalam meraih penghargaan dengan
piala dunia 2009 yang meyisihkan partikal-partikal besar di Indonesia. Dengan
memperoleh penghargaan brand dan menjadikan gerai alfamart yang tersmi
menjual produk-produk yang terpilih,sehingga terpilihnya alfamart berkaitan erat
dengan pengalaman menjadikan yang terbaik dalam bidang usahanya.
2. Alfamart Sahabat Indonesia
Program ‘Alfamart Sahabat Indonesia’ (Satu Hati Berbagi untuk Indonesia)
menaungi seluruh inisiatif dan inspirasi kegiatan tanggung jawab sosial
dari Perseroan untuk memberikan nilai tambah keberadaan Perseroan kepada
masyarakat.
Program ‘Alfamart Sahabat Indonesia’ terdiri dari 6 Pilar utama yaitu:
• Alfamart Care, fokus kepada program kepedulian sosial.
• Alfamart Smart, fokus kepada program pengembangan pendidikan anak.
• Alfamart Clean & Green, fokus pada upaya pelestarian lingkungan hidup.
• Alfamart Sport, fokus pada olah raga dan pengembangan jiwa sportivitas.
• Alfamart Vaganza, fokus pada pengembangan seni dan hiburan.
• Alfamart SMEs, fokus pada program pembinaan dan pemberdayaan UKM
19. 3. Alfamart Online
Dengan motto Smart and Easy Shopping, Alfamart kini menyediakan AlfaOnline.
Dengan membuka alamat www.alfaonline.com pelanggan dapat memesan
produk-porduk yang dijual oleh alfamart dengan mudah.
4. Alfamart ‘GERBEG’ (gerakan bersih-bersih warung)
Kegiatan ini adalah bentuk apresiasi Alfamart kepada para anggota dan upaya
kami untuk melindungi pedagang kecil/tradisional dapat berjalan berdampingan
dengan ritel modern.
20. Kesimpulan
Dalam memilih retail store, pembeli mempertimbangkan banyak hal mulai dari
harga, kemudahan, kualitas produk, bantuan wiraniaga, reputasi, nilai
khusus(pelayanan) dan jasa khusus yang ditawarkan. Dengan demikin untuk
menentukan rencana bagi perusahaan retail, perusahaan wajib memperhatikan hal-hal
tersebut.
Ada beberapa pemahaman untuk mementukan rencana perusahaan retail,
diantaranya ialah pemahaman tentang saluran pemasaran, perilaku konsumen,
pesaing, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi, dan pemahaman pada
lingkungan umum. Salah satu contoh yang diambil oleh Alfamart ialah membuat
member (keanggotaan) damana setiap member akan mendapatkan keuntungan
atas kepersertaannya dalam anggota, seperti potongan harga,undian dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa sudah
layaknyalah perusahaan memiliki Strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka
menjalankan ataupun memasarkan produk/jasanya.
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi
dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau
lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang
dikenal dengan lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi
penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil
menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam
pasar. Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu
yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya,
bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan
strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau
bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka
dapat dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi
pemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di
tengah-tengah persaingannya.