Majalah Arçaka mewawancarai arsitek muda Yuli Sri Hartanto yang telah bekerja di Jerman. Ia berbagi pengalamannya belajar arsitektur hijau di Jerman dimana standar bangunan hijau sudah diterapkan. Yuli mengatakan arsitek harus mempertimbangkan kearifan lokal dalam merancang bangunan hijau.
4. CONTACT US:
Biro Penelitian dan Penulisan
Sekretariat Himpunan Mahasiswa Arsitektur TRIÇAKA
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No.44 , Sleman, Yogyakarta 55281- Indonesia
email : arcakauajy@gmail.com
Membangun kecerdasan, kecintaan, dan
kelestarian dunia arsitektur nusantara
yang berwawasan internasional.
1.Menyajikan informasi sesuai dengan
realita dalam proses berfikir kritis
mahasiswa.
2.Menjadi acuan dan pedoman untuk
memperkaya keilmuan di bidang
arsitektur
3.Membangun, mengajak, dan
menginspirasi pembaca untuk
sadar, berpikir, dan berkarya bagi
masyarakat.
V I S I A R Ç A K A
M I S I A R Ç A K A
koordinator biro penelitian & penulisan
BILLY GERRARDUS SANTO
wakil koordinator biro penelitian & penulisan
AJI BAYU KUSUMA
sekretaris
JECKHI HENG
reporter
AGNES ARDIANA ARIANTI
ELIZABETH NADA TRISUCI W.
desain & layout
ALEICIA VIDYA PHITALOKA
THOMAS A. SANTOSO
marketing
WAYA THERESIA UTOMO
RÇAKAM A J A L A H I L M I A H P O P U L E R
A R S I T E KT U R UA J Y
WHO USARE
5. ARSITEKTUR HIJAU diangkat sebagai tema penting dalam terbitan edisi pertama majalah ilmiah populer
mahasiswa UAJY yang berjuluk ARÇAKA. Green Stream dalam arsitektur masa kini seakan-akan berkembang
menjadi tema seksi di tengah hiruk-pikuk kerusakan lingkungan yang merajalela dimana-mana. Manusia merasakan
beban berat dari kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai belahan bumi akibat dari ulah manusia sendiri yang
konon menjauh atau tidak bersahabat dengan alam. Ketika manusia mengabaikan alam, melakukan tindakan yang
merugikan alam, bahkan melukai alam, pada gilirannya alam murka dan bertindak menghukum manusia dengan
beragam bentuk bencana alam dan kemanusiaan.
Arsitektur Hijau ternyata merupakan tema yang menarik dan asyik diperbincangkan. Berbagai upaya kreatif disodorkan
untuk mengembangkan pemikiran maupun tindakan arsitektural yang menggunakan green sebagai paradigma. Arus
arsitektur hijau merambah ke mana-mana, bagaikan jamur yang tumbuh subur pada musim hujan. Arsitektur hijau yang
memanifestasi secara beragam seakan-akan menyihir para arsitek di berbagai tempat untuk merasuknya sebagai
ideologi. Arsitektur hijau telah menjadi idola yang diyakini mampu menyelamatkan bumi dari kerusakan yang lebih parah.
Para arsitek yang tergila-gila mengidolakan arsitektur hijau telah berhasil membuka cakrawala baru yang memberi
karakter kuat pada desain arsitektur yang mereka ciptakan. Kini, arsitektur hijau menjadi sepenggal era baru dalam
sejarah arsitektur yang memuja kelestarian alam.
Diskusi tentang penyelamatan bumi mengingatkan pada sosok AVATAR. Film animasi berjudul Avatar : The Last
Airbender buatan Michael Dante DiMartino dan Bryan Konietzko (2005-2008) ini menampilkan sosok penyelamat
bumi bernama Avatar Aang. Ia diilustrasikan sebagai sosok yang mampu menguasai dan mengendalikan unsur-unsur
alam berupa udara, air, tanah, api, dan angin. Sosok Avatar sebagai penyelamat kehidupan ternyata adalah tokoh penting
dalam kepercayaan Hindu. Avatar atau Awatara dalam agama Hindu diyakini merupakan penjelmaan Tuhan. Ia pernah
hadir berkali-kali (berinkarnasi) ke dalam berbagai jaman dengan wujud fisik berbeda-beda sesuai dengan tema
penyelamatan jaman yang dihadirinya. Ada sepuluh Avatar yang diyakini dan sembilan diantaranya pernah hadir di bumi.
Avatar terakhir diyakini akan hadir pada akhir jaman.
Paradigma green dalam arsitektur tampaknya sejalan dengan misi dan upaya penyelamatan bumi yang menjadi tugas
Avatar. Paradigma green dengan wujudnya yang beragam, mulai dari yang bersifat saintifik hingga bermuatan kearifan
lokal, memiliki muara yang sama, yaitu menyelamatkan bumi dan membangun bumi agar dapat ditempati manusia dan
kehidupannya secara berkelanjutan. Tugas arsitek berparadigma green mirip dengan tugas Avatar, menyelamatkan bumi
dengan mengendalikan elemen-elemen kunci bumi.
Semoga arsitektur hijau menjadi sarana dan ideologi penting bagi para arsitek dalam membantu Avatar untuk
menyelamatkan bumi dan kehidupan yang berlangsung di atasnya. Semoga ia bukan Avatar ke sepuluh, yang
kehadirannya menandai akhir jaman.
EDITORIAL
FROM THE EDITOR
6. WAYA THERESIA UTOMO
ARS 2011
THOMAS A. SANTOSO
ARS 2012
ELIZABETH NADA T.
ARS 2012
BILLY GERRARDUS S.
ARS 2011
AJI BAYU KUSUMA
ARS 2011
JECKHI HENG
ARS 2011
AGNES ARDIANA
ARS 2012
ALEICIA VIDYA P.
ARS 2011
RÇAKA
THE CONTRIBUTORS
8. AGENDA 10
PROFILE 14YOUNG ARCHITECT
YULI SRI
HARTANTO
SENIOR ARCHITECT
DJOKO ISTIADJI
17
DESIGN
PROJECTS
20LOCAL
MASJID PATHOK
NEGARA
PLOSOKUNING
ALMAMATER
RUMAH SAKIT
KHUSUS
BERSALIN
ADINDA
23
26WORLDWIDE 28
GOLDEN
SECTION
32
STUDENT
WORKS!
39COMPETITION RESEARCH 44
CONTENTS
BCA ZERO
ENERGY
BUILDING
KROON
HALL
YALE UNIVERSITY
BERARSITEKTUR DALAM GREEN STREAM
WEX UGM 2013
MENUJU
INDONESIA
HIJAU
9. OPINION48
GO GREEN KATA MEREKA...
POINT51ARCHITECTURAL EVENTS 52
53CAMPUS NEWS 54
55
TECHNOLOGY
& INNOVATION
56 57
ANJANGSANA58JEJAK ARSITEKTUR FENOMENA & LIFESTYLE 60
FTKIMAI 2013
PAMERAN STPK
2013
WELPARCH!
STUDI BANDING
UNDIP-UAJY
WANAPRASTA
BATA INOVASI
LIMBAH ABU
BATAKO
STYROFOAM
IKATAN MASA
LALU AKAN
KOTAGEDE
MANDALA
MENURUT
KOSMOLOGIS
BUDDHIS
14. GREEN DI ATAS KERTASTIDAK HANYAYULI SRI HARTANTO
Yuli Sri Hartanto, begitu nama lengkap arsitek
muda kita yang sudah melanglang buana jauh ke negeri
orang. Akrab disapa dengan sebutan Mas Yuli, pria asli
Yogyakarta ini berbagi cerita kepada ARÇAKA seputar
perjalanan karirnya dari Jogja ke Jerman dan berbagi
pandangannya seputar Green Architecture.
PerjalananBerarsitekturdariJogjakeJerman
Sebelum memutuskan untuk
belajar berarsitektur, sebenarnya Mas Yuli
sudah memiliki minat dan keterkaitan
akan bentuk dan performa. Ia menyadari
minatnya tersebut ketika melihat film
anime dan tokusatsu dari Jepang.
Mendapatkan brosur dari fakultas teknik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY),
tanpa pikir panjang Ia mengisi formulir
pendaftaran, memilih jurusan Arsitektur
dan langsung mengirimnya.
Masa kuliah Ia nikmati dengan
bermain bentuk dan proporsi. Tahun
2001-2005 Mas Yuli “nyambi” membuat
maket di studio milik Andy Santosa
bernama Archigramm. Proses membuat
maket dilanjutkan dengan bekerja di
Lokket bersama beberapa teman. Di
akhir tahun 2005, Mas Yuli diperkenalkan
dengan Agus Handoko,seorang arsitek
yang mengajarkannya banyak hal tentang
detail baik standard detail ataupun special
detail.
Kendala dalam melakukan Tugas
Akhir terjadi ketika Gempa 6,2 Skala Richter
mengguncang Yogyakarta tanggal 27 Mei
2006 pukul 05.55. Mas Yuli pun berhenti
sejenak dari proses penyusunan tugas akhir
dan fokus untuk membangun kembali rumah
nya yang rusak total.
Setelah wisuda,Ia mendapat
undangan wawancara dan test di Budi
Pradono Arsitek. Mas Yuli pun diterima dan
berkarya bersama Budi Pradono dan tim
selama 3 tahun 7 bulan. Proyek di Budi
Pradono Arsitek antara lain Villa Berawa di Bali
dan Pure Shi Shi Lin Exhibition di Taipei.
Setelah mendapatkan kesempatan
jalan-jalan ke Jerman tahun 2010, Mas Yuli
pulang ke Tanah Air untuk mengasah
kemampuannya dalam berarsitektur dan
belajar bahasa Jerman di Goethe Institute,
Jakarta. Setahun kemudian Mas Yuli kembali
ke Jerman dan mulai berjibaku dengan
pesaing dari beberapa negara di Eropa untuk
memperoleh kesempatan magang.
2001-2003
ModelMaker(Archigramm)
2003–2005
ModelMaker(LOKKET)
2006–2007
AssistantArchitectand
3DModeler
(CV.MAA)
2010–2011
FreeArchitect (HSHArchitekten
Berlin,Germany)
2011–2012
Jumior Architect ( Weberwurschinger
Architekten,Berlin,Germany)
2012–sekarang
Junior Architect ( White Sky Group
Gewers&Pudewill,Berlin,Germany)
PERSPECTIVE - YOUNG ARCHITECT
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 14
15. Arsitekdan ArsitekturHijau
Dari pengalamannya bekerja di
Jerman, Mas Yuli menyimpulkan bahwa
arsitektur hijau bukan lagi menjadi tema,
karena semua produk dan standar
kualitasnya sudah dites berdasarkan
standar arsitektur hijau , yaitu daur ulang,
tahan lama, dan bebas efek buruk bagi
kesehatan.
Mas Yuli berpendapat bahwa
dalam dekade ini, profesi arsitek yang
berorientasi pada kebutuhan tempat
tinggal, dan estetika, mempunyai
t a n g g u n g j a w a b b a r u , y a i t u
mengakomodasi dan menerapkan
rancangan yang tidak hanya memiliki
karakter kekinian, akan tetapi juga tanggap
terhadap isu-isu lingkungan.
Selama Ia bekerja di Tanah Air, Ia
belum sekalipun mengalami atau
menemui ujian kelayakan bangunan.
Ujian tersebut, difokuskan pada beberapa
poin pokok, yaitu standar kelayakan
dalam lingkup penghuni, standar
kelayakan dalam lingkup bertetangga dan
standar kenyamanan dalam lingkup kota.
Memulai belajar dari nol
karena standard berarsitektur yang
berbeda dari Asia, Mas Yuli magang
selama 6 bulan di HSH Architekten
yang dibimbing langsung oleh Harald
Schindele. Enam bulan selanjutnya
Ia melanjutkan kerja magang di
Weberwürschinger Architekten
bersama Haye Baker. Disinilah Mas
Yuli mengetahui tentang tes
kelayakan dan uji standard bangunan
di Berlin. Saat ini Mas Yuli bekerja
sebagai junior architect di Gewers &
Pudewill dan masih disibukkan
dalam proyek masterplan di Saudi
Arabia.
S e c a r a t i d a k
langsung dan perlahan, Mas Yuli
merasakan bahwa arsitektur itu
seperti halnya never ending story atau
never ending adventure. Mas Yuli
berkata “Setiap akhir adalah awal.
Puncak adalah dasar. Setiap tempat
baru memiliki keanekaragaman yang
tidak akan pernah selesai dijelajahi.
Setiap langkah progress adalah proses
pencarian jati diri.”
Villa Berawa by Budi Pradono Architects
Photograph : Courtesy of Budi Pradono Architect
PERSPECTIVE - YOUNG ARCHITECT
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 15
16. Beberapa proyek green yang pernah Mas Yuli kerjakan yaitu di Jakarta,
bersama Budi Pradono Arsitek, membangun Resort and Spa di Uluwatu Bali.
Konsep yang ditawarkan adalah recycle material, yaitu memanfaatkan kayu bekas
kapal dan untuk dinding dalam bangunan menggunakan batu cadas sisa pondasi
yang di potong kecil – kecil.
“Arsitek sebaiknya mencermati kembali tradisi, kearifan lokal baik dari segi kedekatan dengan
alam, material maupun teknik dan prinsipbangun untuk dapat diolah sedemikan rupa sehingga menghasilkan
citradankarakterkekinian.”
Sementara itu di Jerman ada proyek apartemen yang menggunakan
konsep passive system house, yaitu rumah yang dapat menyulai energi sendiri.
Bangunan memiliki solar system sehingga hemat energi. Passive house sendiri
menjadi tren di Jerman saat ini.
Ia yakin jika kita menciptakan jarak dengan alam, maka kita sendiri akan
tahu dampak yang akan timbul. “Dari Arsitektur tradisional leluhur, kita melihat dan
merasakan sendiri, bahwa Arsitektur tersebut tidak hanya hijau terintegrasi dengan
alam tetapi juga memiliki estetika tertentu berdasarkan filosofi kesepahaman
antara Tuhan dan alam tempat mereka tinggal.” kata Mas Yuli menutup
perbincangan mengenai arsitektur hijau.
Pada akhirnya, yang menjadi daya tarik dan daya jual suatu karya adalah
kekuatan ciri khas dari desain,kejujuran,dan konsistensi.
Pure Shi Shi Lin Exhibition Taipei by Budi Pradono Architects
Photograph : Courtesy of Budi Pradono Architect
PERSPECTIVE - YOUNG ARCHITECT
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 16
17. Perjalanan Karier
Pak Djoko memulai pendidikan arsitektur
di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1985 dan
lulus pada tahun 1992. Beliau memiliki
pandangan bahwa arsitektur adalah ilmu terapan
yang membutuhkan praktek di dunia nyata. Atas
dasar itulah, pada awal masa kuliah Pak Djoko
membentuk kelompok dengan 5 kawannya dan
mengidentitaskan diri sebagai “Studio 85
Utama”. Kelompok kecil ini kemudian berkelana
bersama untuk mecari pengalaman-pengalaman
di lapangan. Mereka mulai belajar dari proyek-
proyek kecil yang ada di Yogyakarta. Tahun 1990-
1992, Kelompok ini mengalami vakum karena
konsentrasi untuk menyelesaikan kuliah. Seiring
berjalannya waktu anggota “Studio 85 Utama”
mulai meniti karirnya masing-masing dan hingga
saat ini studio tersebut masih dilanjutkan oleh Pak
Djoko.
Pada tahun 1993 sampai sekarang, Pak
Djoko mengabdi sebagai dosen program studi
Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Pada tahun 2000, beliau
melanjutkan pendidikan magisternya di
National University of Singapore School of Design
& Environment: Building Perfomance &
Sustainability. Pak Djoko memiliki prinsip bahwa
sebuah bangunan tidak hanya harus terlihat
cantik, namun juga harus memiliki performa
yang baik.
Menurutnya, performa yang baik dari
sebuah bangunan dapat dicapai dengan
menyeimbangkan aspek yang terukur dan
aspek yang tidak terukur dari bangunan
tersebut. Aspek yang tidak terukur antara lain
estetika, warna, komposisi bentuk, seharusnya
dipadupadankan dengan aspek terukur yang
bersangkutan dengan fisika bangunan. “Dalam
Arsitektur, hal-hal tidak terukur atau spekulatif
tersebut seharusnya dapat lebih didefinitifkan,
agar menciptakan sebuah karya arsitektur yang
seimbang”, ujar Pak Djoko.
“Arsitektur terdiri dari dua pokok pikiran
penting yaitu hal yang terukur dan hal yang
tidak terukur, namun pada umumnya para
arsitek kurang memikirkan hal-hal yang
terukur.”
3 ESENSIGreen Architecture
Ir.A.Djoko Istiadji,MSc.Bld.
Teks oleh Waya Theresia Utomo
Ir. A. Djoko Istiadji, MSc.Bld.Sc.,
memulai pendidikan arsitektur di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1985.
Beliau memulai karir sebagai arsitek sejak
duduk di bangku kuliah. Pada tahun 2000, Pak
Djoko melanjutkan studi di NUS School of
Design & Environment: Building Perfomance &
Sustainability. ARÇAKA mencoba mengulas
riwayat karir dan pandangan beliau tentang
green architecture.
PERSPECTIVE - SENIOR ARCHITECT
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 17
18. 3 Esensi Green Architeture
Isu arsitektur yang muncul dari masa ke
masa selalu berbeda-beda sesuai dengan
permasalahan yang ada pada zaman tersebut.
Isu green architecture jelas sedang menjadi
tren di zaman ini. Beliau memiliki pandangan
bahwa green architecture memang perlu untuk
diterapkan pada masa kini, karena kondisi alam
yang sudah tidak seimbang.
Pak Djoko berpendapat bahwa terdapat 3
esensi dalam pemikiran green architecture :
1. Sebuah karya arsitektur harus meminimalisir
dampaknya pada lingkungan. Bangunan
seharusnya memperhatikan kondisi
lingkungan di sekitarnya, sehingga tidak
memberikan pengaruh buruk.
2. Karya arsitektur harus mengoptimalkan
penggunaan energi pada bangunan.
Pengoptimalan ini dapat dilakukan dengan 2
sistem, yaitu passive system dan active
system.
• passive system : energi dari alam harus
dimanfaatkan seoptimal mungkin.
• active system : menggunakan energi
mekanik yang diimbangi dengan
optimalisasi energi. Active system
baiknya dilakukan apabila passive system
sudah dimanfaatkan dengan optimal.
3. Performa bangunan yang dimiliki oleh
sebuah bangunan haruslah optimal. Bagi
beliau, hal ini sangat berpengaruh bagi
pengguna bangunan tersebut, karena
kualitas kegiatan dari pengguna sangat
bergantung pada performa bangunan
tersebut.
Beliau berpendapat bahwa 3 esensi ini
seharusnya sudah menjadi pegangan umum
bagi para arsitek dalam merancang sebuah
bangunan, terlepas dari adanya konsep pikir
green architecture.
1 2 salah satu project Pak Djoko, Hotel Grand Sae Solo
yang menerapkan konsep green dengan
mengaplikasikan recycle water, green roof, dan
pencahayaan alami. 3 pemanfaatan vegetasi pada Hotel
2
3
1
PERSPECTIVE - SENIOR ARCHITECT
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 18
20. POLITIK HARMONI KERATON DAN MASJID
[GARIS KERAS!]
DESIGN PROJECT - LOCAL
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 20
21. Masjid Pathok Nagari Sulthoni
berlokasi di jalan Plosokuning Raya No.99,
Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Masjid ini didirikan oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono III, dengan luas lahan
2 2
2500 m dan luas bangunan ±328m .
Nama Plosokuning diambil dari
sebuah pohon ploso yang berdaun kuning
yang berada di sebelah timur masjid.
SEJARAH
Masjid Pathok Negara Plosokuning
dibangun pada masa Raden Mustafa (1812-
1814), sebagai rasa hormat kepada sang guru
dan sebagai dasar hukum agama atau yang
memberi nasehat spiritual bagi Sang Raja.
Raden Mustafa adalah putra dari Raden
Mursada. Raden Mursada adalah putra Kyai
Nur Iman yang tak lain adalah kakak kandung
Sri Sultan Hamengkubuwana I dan
Pakubuwana II.
KONSEPFILOSOFIS
Di depan masjid terdapat dua kolam
dengan kedalaman tiga meter, bermakna setiap
orang yang akan memasuki masjid harus
bersuci dulu dan apabilla menuntut ilmu harus
sedalam-dalamnya.
Masjid memiliki pintu gerbang
berundak. Tiga undakan pertama menunjukkan
bahwa islam terdiri dari 3 elemen yaitu iman,
islam, dan ikhsan. Lima undakan kedua
menunjukkan rukun silam, sedangkan enam
undakan ketiga menunjukkan rukun iman.
EKSPLORASI
Pathok Negara berarti tanda yang tidak
dapat berubah pada kerajaan atau Negara.
Masjid Pathok Negara Plosokuning adalah
masjid jami sebagai simbol pusat pemerintahan.
Ciri-ciri masjid berupa : (1) beratap tumpang
gasal, (2) denah bujur sangkar / persegi panjang
dengan batur yang lebih tinggi dibanding daerah
sekitar, (3) memiliki serambi, (4) memiliki ruang
pawestren, (5) terletak dekat dengan pusat
pemerintahan, (6) terdapat mihrab, mimbar,
bedug, dan kentongan, (7) terdapat makam di
sekitar masjid, (8) terdapat kolam keliling, dan
(9) dibatasi tembok keliling.
1 2
4
1Gerbang masuk menuju
masjid 2 Regol utama masjid 3
Tampak samping kanan 4
Serambi masjid 5 Detail atap
masjid
DESIGN PROJECT - LOCAL
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 21
22. MATERIAL&KONSTRUKSI
Lantai masjid Pathok Negara terbuat
dari plester ubin yang kini sudah diganti dengan
keramik. Tiang penyangga (kolom) utama
menggunakan kayu yang ditumpu pada kondisi
umpak (umpak motif sulur dan polos).
Dinding menggunakan batu bata
dengan cat sebagai finishing. Beberapa bagian
memiliki artikulasi berupa jalusi, roster dan
bukaan. Penutup atap dan kerangka atap terbuat
dari kayu.
Bagian utama masjid menggunakan
bentuk masjid dan tajug lambang gantung. Hal ini
dipengaruhi oleh pemakaian saka bentung (tiang
bentung) sebagai penggantung atap menanggap
pada atap brujung. Serambi masjid
menggunakan limasan lawaka, susunan tiangnya
seperti limasan trajumas yang diberi atap emper
pada keempat sisinya, seperti diuraikan
Ismunandar (Joglo Arsitektur Rumah Tradisional
Jawa, 2003: Hlm 121 & 163).
RUANG
Kualitas ruang yang dapat dirasakan
ketika berada di dalam masjid yakni pencahayaan
yang optimal akibat peletakan sistem bukaan
yang tepat, penghawaan yang sejuk karena
sirkulasi udara yang lancar, dan ruang yang
affordance.
Susunan tata ruang yang tegas
memisahkan fungsi bangunan utama dengan
serambi. Pemisahan teritori yang sesuai dengan
kaidah islam, perempuan bagian kanan dan laki-
laki di bagian kiri.
Sumber Pustaka:
Ismunandar .K, 2003, Joglo Arsitektur Rumah
Tradisional Jawa, Semarang : Effar & Dahara Prize.
Jurnal ‘Menengok Hubungan “Kraton dan Masjid” di
Dunia Kerajaan Melayu dan Jawa : Menjadi Pusat
Pengembangan Kebudayaan Lokal Nusantara yang
Harmonis dan Toleran, Djoko Suryo
Masjid Pathok Negara. http://www.tembi.org/situs-
prev/dongkelan.htm. Diakses 17 November 2013.
1
2
1 ruang dalam masjid 2 atap masjid 3 mimbar masjid
DESIGN PROJECT - LOCAL
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 22
23. DENGAN IDE MEMBAWA SUASANA KENYAMANAN RUMAH KE DALAM RUMAH SAKIT,
SEMUA KEEKSKLUSIFAN DAN BATASAN DIRIPUN DITEROBOS SANG ARSITEK.
RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN
Achitect
Ir. Didik S. Margono
Client
Dr. Indera Istiadi
Year
2008
Location
Jl. Soragan 14, Ngestiharjo
Kasihan, Bantul
UMAH. Itulah suasana yang tim
RA R Ç A K A r a s a k a n k a l a
mengunjungi rumah sakit khusus
bersalin Adinda. Permainan warna jingga
hitam yang tak lazim ditemui pada rumah
sakit pada umumnya menjadi ciri khas
sekaligus bentuk perwujudan ide yang
dasar diusung.
Ir. Didik S. Margono yang
merupakan perancang sekaligus
pemborong bangunan ini mengaku
bila konsep yang ingin dibawa
sederhana yaitu kenyamanan rumah.
Alumni Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik UAJY angkatan 1983
ini ingin membuat terobosan
menanggapi isu yang berkembang
tentang eksklusifitas dan batasan diri
yang ada dalam rumah sakit pada
umumnya.
allphotobyDionysiusChristianS.
DESIGN PROJECT - ALMAMATER
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 23
24. Lobby
Saat memasuki Lobby rumah sakit
Adinda, semua batasan rumah
sakit dalam benak kami hilang.
Lukisan yang terpajang hampir
disetiap sudut ruangan, ornamen
seni, serta karya-karya kriya yang
terpampang membuat kami
sejenak betah menikmati.
Warna putih yang mendominasi
pada rumah sakit pada umumnya
terganti oleh warna jingga
menyala yang berkarakter hangat
dan bersahabat, sehingga
melalui ruang lobi arsitek
tampaknya ingin menyambut
pengguna bangunan dengan
hangat bersahabat seperti di
rumah sendiri.
1Tampak depan bangunan Rumah
Sakit Adinda 2 Lobby rumah sakit 3
Hiasan dinding di ruang lobby
1
2 3
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 24
DESIGN PROJECT - ALMAMATER
25. Lorong
Langkah kami berlanjut untuk
menelusuri bangunan ini lebih
dalam. Dengan lebar 1,8 meter
lorong-lorong dalam bangunan
ini mencukupi kebutuhan
sirkulasi yang cukup vital bagi
kepentingan rumah sakit.
Namun tak sebatas memenuhi
fungsi, dengan penghias dinding
seperti lampu bergaya klasik di
kanan-kiri lorong, arsitek tetap
pada garis besar konsep awal,
yaitu membawa kenyamanan
rumah.
Foyer
Denah bangunan ini berbentuk persegi panjang,
memanjang dari arah utara ke selatan sehingga
pencahayaan alami pagi dan sore merata ke seluruh
bangunan. Namun dengan lebar bangunan yang cukup
besar, membuat masuknya cahaya alami tidak sampai di
tengah ruangan. Oleh karena itu, Pak Didik mengatasi
permasalahan tersebut dengan membuat foyer. Selain
berfungsi masuknya pencahayaan alami, pengahawaan
alami pun dapat tersalurkan ke tengah ruangan. Gemericik
air mancur di tengah foyer juga menjadi musik alami yang
menemani.
Keberadaan foyer mempertegas suasana rumah yang ingin
diciptakan oleh Pak Didik dalam karyanya ini, melengkapi
usaha-usaha pak Didik dalam mencapai ide pokok yang
ingin dia wujudkan dalam karyanya yaitu suasana rumah
didalam rumah sakit.
1Foyer yang melengkapi suasana rumah
yang ingin diciptakan oleh arsitek 2,3
lorong di dalam rumah sakit yang tetap
terang tanpa lampu 4 lampu bergaya
klasik pada dinding lorong
1
DESIGN PROJECT - ALMAMATER
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 25
28. 1
roon hall setinggi 4 tingkat merupakan
Kbagian dari Yale University yang
berfungsi sebagai kantor fakultas,
ruang kelas, perpustakaan, auditorium dan student
lounge. Bangunan ini menerima sertifikasi LEED
(Leadership in Energy and Environmental Design)
Platinum oleh US Green Building Council sebagai
bangunan ramah lingkungan. Bangunan yang
dirancang oleh Hopkins Architects and Planners yang
berkolaborasi dengan Centerbrook Architects dan
Atelier Ten Environmental Designers ini menerima 59
poin secara keseluruhan dari hasil penilaian.
Menurut www.public.asu.edu, diperkirakan
pengunjung sekitar 522 orang per minggu dengan
estimasi waktu 18 jam per minggu per pengunjung.
Kroon hall ini juga dapat digunakan untuk acara yang
berhubungan dengan masyarakat khususnya ruang
auditoriumnya. Hal ini memungkinkan terjadinya
koneksi antara Universitas ini dengan lingkungannya.
1 tampak depan Kroon Hall 2
Perspektif Kroon Hall 3 Interior
ROON ALLHK
YALE UNIVERSITY
Teks: Elizabeth Nada
Foto & Gambar: Courtesy of Hopkins Architects
2
3
Architect
Centerbrook Architects
and
Planners Hopkins Architects
Client
Yale University
Year
2009
Location
School of Forestry & Environmental Studies
195 Prospect Street
New Haven Connecticut 06511
United States
1
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 28
DESIGN PROJECT - WORLDWIDE
29. Mengacu ke www.archinnovation.com
dan ada beberapawww.public.asu.edu,
aspek yang akan dibahas mengenai Kroon
Hall , antara lain sustainable sites , energi
dan bahan, serta efisiensi air
SUSTAINABLESITES
Bangunan ini dirancang guna
memperlihatkan suatu pembangunan yang
berkelanjutan (Sustainable Building)
dengan memperhatikan lingkungan dimasa
yang akan datang dengan mengurangi emisi
gas rumah kaca, kesinambungan dengan
alam dan pemanfaatan limbah-limbah yang
dihasilkan dari bangunan ini.
Kroon Hall didesain 81% hemat air,
58% hemat energi, dan menghasilkan
25% listrik dari sumber terbarukan. Kroon
Hall memiliki desain yang berbeda di
banding dengan bangunan sekitarnya yang
bernuasa arsitektur neo-gothic. Walaupun
begitu bangunan ini tetap terlihat selaras
dengan lingkungan sekitarnya, bentuknya
yang memanjang menyesuaikan dengan
kontur yang ada.
ENERGIDANBAHAN
Kroon hall menggunakan desain pasif
yaitu mengoptimalkan pencahayaan dan
penggabungan sumber energi terbarukan.
Orientasi bangunan mengambil
keuntungan dari akses matahari dan
ventilasi alami sehingga mengurangi
penggunaan AC.
Dinding beton dan langit-langit beton
ekspos berfungsi menahan panas agar tidak
keluar di musim dingin dan membantu
mendinginkan di musim panas.
4 Simulasi sistem aliran udara saat musim dingin 5 Simulasi
sistem aliran udara saat musim panas 6 Simulasi sistem aliran
udarasaatmusimdingin
4
5
6
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 29
DESIGN PROJECT - WORLDWIDE
PV’s
Water Temperature 50-60°F / 10-16°C
Rooflights
Rooflights
Return Air Path
PV’s
Solar Hot Water
Collectors
Water Temperature 50-60°F / 10-16°C
Under Floor Air
Displacement
Heat Exchanger
Open Loop Wells
PV’s
Pressure Pressure
Wind Direction
Natural VentilationMeeting Rooms
Dedicated AHU
32. BERARSITEKTUR
DALAM
GREEN STREAM
BERARSITEKTUR
DALAM
GREEN STREAM
KETIKA MANUSIA SADAR AKAN PENTINGNYA
MENJAGA LINGKUNGAN, SELURUH DUNIA BERGERAK
BERSAMA DALAM BERBAGAI KARYA, MENCIPTAKAN
SEBUAH ARUS POSITIF YANG DIIKUTI BANYAK ORANG
DAN TERUS BERTAMBAH.
Teks oleh Billy Gerrardus S.
GOLDEN SECTION
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 32
34. Untuk memantau perkembangan
arsitektur hijau di dunia, pada bulan
Februari lalu McGraw-Hill Construction
dalam kerjasama dengan United
Technologies, USGBC dan World Green
Building Council telah merilis sebuah
SmartMarket Report yang berjudul World
Green Building Trends. Hasilnya cukup luar
biasa, green building bertumbuh dengan
pesat di seluruh dunia. Data survey diambil
mulai tahun 2008 hingga tahun 2013
dengan 62 negara maju dan berkembang
sebagai responden, termasuk Indonesia.
28% persen arsitek, insinyur,
kontraktor, pemilik bangunan dan
konsultan di seluruh dunia melaporkan
bahwa mereka sedang mengerjakan
sustainable design dan green projects
dengan presentase 60% dari keseluruhan
proyek. Angka ini beberapa kali lipat dari
tahun 2009, yaitu hanya 13%. Dari hasil
survey, adanya permintaan pasar dan klien
yang sangat kuat pada tahun 2012
menunjukkan bahwa aspek green telah
menjadi pengaruh yang masif dalam bisnis.
Selain peningkatan-peningkatan
permintaan green building yang meningkat
(institusi pendidikan hingga 45% dalam tiga
tahun), hasil studi juga menunjukkan hal-
hal yang memacu pertumbuhan green
building diseluruh dunia, antara lain karena
permintaan klien, permintaan pasar, biaya
operasional yang rendah, branding,
transformasi pasar, dan juga karena
kesadaran perlunya green building (Right
Thing to Do).
Data-data ini menunjukkan
betapa besarnya potensi green architecture
dan akan terus berkembang terutama ke
arah negara-negara berkembang yang
banyak berada di Asia termasuk Indonesia.
Apabila dibandingkan dengan negara-
negara lainnya di seluruh dunia, Singapura
telah menunjukkan besarnya potensi green
architecture dengan rata-rata proyek green
building hingga 64%.
Top Sectors with Planned Green Building
Activity Over the Next Three Years
Source: McGraw-Hill Construction, 2013
Top Triggers Driving Growth of Green Building
Around the World
Source: McGraw-Hill Construction, 2013
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 34
GOLDEN SECTION
46. Namun kabar gembira ketika
pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
mengakomodir transportasi hijau, salah satu
caranya dengan uji emisi karbon pada
kendaraan, serta pemikiran dan tindakan
nyata akan ruang terbuka hijau (RTH),
bangunan hijau, dan komunitas hijau yang
akhir-akhir ini didengungkan oleh banyak
kalangan terutama akademisi dan praktisi
barsangkutan. Ketika menilik perkembangan
pembangunan yang berkelanjutan, maka
aspek udara bersih (clean air), air bersih
(clean water), dan tanah bersih (clean land)
menjadi prioritas, dan membutuhkan badan
penyelenggara khusus yang mampu
mengakomodasi kepentingan mengenai
kebijakan energi hijau. Semua bergantung
pada kebijakan pemerintah, yang kini
dilematis akibat pemerintah yang korup.
Terkadang pemikiran dan pelaksanakan
pembangunan berkelanjutan terkalahkan
dengan kepentingan pembuat kebijakan.
La n g k a h I n d o n e s i a u n t u k
menggalakkan kota hijau melalui
perencanaan RTRW yang berbasis KLSH
pada tiap daerah merupakan langkah awal
yang baik. Mulai terlihat benih-benih
kegiatan positif yang telah dilakukan oleh
pemerintah, developer, dan masyarakat,
tetapi belum mencapai hasil yang maksimal.
Untuk itu, perlu adanya kerjasama yang baik
antara ketiga pihak untuk menciptakan kota
hijau yang baik.
SUMBER:
Buletin Nirwono Joga: RTRW BERBASIS KAJIAN STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP
http://jakarta.kompasiana.com
http://www.tataruangindonesia.com
http://repository.library.uksw.edu
SUMBER GAMBAR:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/3/3b/Jakarta-Panorama.jpg
http://blog.cifor.org/14368/indonesian-province-explores-green-growth-amidst-economic-
expansion#.UpBKYuLcBQ6
http://www.traveldailynews.asia/news/article/50373/ten-indonesian-cities-designated-as
Nama : DIPTYA ANGGITA
NPM : 105401482
Konsentrasi : Arsitektur
Judul Tesis :Kajian Penerapan
Arsitektur Ramah
Lingkungan dengan Tolok
Ukur Greenship pada
Bangunan
Jumlah Halaman: 171 Halaman
Green Building Council Indonesia (GBCI)
sebagai lembaga nirlaba menyelenggarakan
sertifikasi bangunan hijau di Indonesia
berdasarkan Greenship. Greenship memiliki
enam kategori yakni : Tepat Guna Lahan / ASD
(Appropriate Site Development) ; Efisiensi dan
Konservasi Energi / EEC (Energy & Efficiency
Conservation) ; Konservasi Air / WAC (Water
Conservation) ; Sumber dan Siklus Material /
MRC (Material Resources and Cycle) ; Kualitas
Udara dan Kenyamanan Ruang / IHC (Indoor
Health and Comfort) ; dan Manajemen
Lingkungan Bangunan / BEM (Building
Environment Management).
Penelitian ini menyatakan bahwa
penerapan tolok ukur Greenship pada
bangunan memerlukan : (1) evaluasi untuk
memudahkan penerapan dan penilaiannya ; (2)
criteria bangunan yang lebih spesifik untuk
prasyarat awal penerapan, sebelum sebelum
menggunakan tolok ukur Greenship. Hal ini
disebabkan bangunan memiliki fungsi,
letak/lokasi, kebutuhan ukuran, bentuk,
ketinggian, peraturan daerah, dan peraturan
menteri.
RESENSI
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 46
STUDENT WORKS - RESEARCH
48. GO GREEN
KATA
MEREKA...
GO GREEN
KATA
MEREKA...
aat ini isu mengenai pemanasan
Sglobal sedang menjadi masalah
bersama dalam masyarakat.
Kemudian, muncullah gagasan-gagasan yang
menuju konsep hijau melalui berbagai sudut
pandang, salah satunya dari sudut pandang
arsitektur yang menerapkan program green pada
bangunan atau green building.
Terdapat dua pendapat mengenai green
building. Pertama, pendapat dari Ibu Ir. M.K. Sinta
Dewi., MSc. atau yang kerap disapa Ibu Sinta dan
Ibu V. Reni Vita Surya, ST., M.T. atau yang kerap
disapa Ibu Reni. Kedua tokoh tersebut merupakan
dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Teks oleh Agnes Ardiana
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 48
OPINION
49. Apa itu green Architecture?
Ibu Sinta mengatakan Green Building itu seperti
yang ada di “Green Counseling”, yaitu bangunan yang
ramah lingkungan. Green itu dapat dimulai dengan hal
yang sederhana, tidak harus dengan material yang
organik, misalnya seperti mempelajari site. Kemudian
mempertimbangkan kebutuhan ruang dan tidak lepas
pula diskusi dengan klien “How to Persuade”.
Dalam mengolah site perlu adanya
pertimbangkan yang matang. Seperti dalam KDB, 60%
untuk bangunan dan 40% untuk lahan terbuka. Lahan
terbuka tersebut dapat dimanfaatkan untuk vegetasi,
pencahayaan dan untuk tumbuhnya rumput yang berfungsi
menyerap hujan agar air hujan tidak terbuang begitu saja.
Tidak diperkenankan menebang pohon,
melainkan menggunakan vegetasi yang sudah ada.
Harapannya bangunan dapat memenuhi fungsi kedepan
dalam jangka waktu 10-20 tahun. Bangunan sebisa
mungkin berhubungan dengan udara luar dan
menghindari terjadinya ruang di dalam ruang, minimal
memiliki dua arah bukaan .
Bila setiap bangunan
melakukan hal tersebut, tentu
hasilnya akan baik. Ibu Sinta
menerapkan cara tersebut pada
proyek gereja, rumah, dan pada
proyek lainnya.
Bagaimana dengan di
Indonesia?
Selain itu, menurut Ibu Sinta
“Keadaan arsitektur di Indonesia
sendiri kalau di desa justru malah
masih green, namun untuk yang di
kota menuju sadar akan hijau”,
karena saat ini semakin disadari akan
pentingnya green building.
Apa itu greenArchitecture?
Ibu Reni mengatakan Green Building
merupakan konsep yang harus dipakai untuk sustain.
Melalui hal-hal kecil, seperti prilaku yang
mempertimbangkan hemat energi, bebas emisi,
membuang sampah pada tempatnya. Tidak hanya
itu, sebagai pengajar dapat memberikan potensi
mengedukasi orang lain.
Untuk memperoleh desain yang ideal
terdapat tiga tahap penting dalam merancang yaitu
kebutuhan, lingkungan, dan sosialisasi.
Penerapan green building yang pernah
dilakukan Ibu Reni terdapat pada desainnya yang
berupa kapel (gereja kecil) di Sengkan, Kaliurang,
dengan menggunakan material ramah
lingkungan, penghawaan maksimal,
sistem semi basement, dan tampilan Joglo
yang mengadaptasi dengan lingkungan.
bagaimana dengan di
Indonesia?
Ibu Reni mengatakan, “Kalau untuk
bangunan di Indonesia saat ini belum
semua green, namun berusaha menuju
green. Sedangkan, bangunan yang
sederhana justru masih menerapkan
green building.”
D e s a i n y a n g p a l i n g
mempertimbangkan penghawaan dan
perlindungan adalah bangunan tradisional
karya nenek moyang.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa green building adalah
membangun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan memenuhi fungsi untuk jangka
waktu yang panjang. Keadaan arsitektur di Indonesia saat ini sedang mengarah menuju green dan
untuk bangunan tradisional di Indonesia justru masih menerapkan prinsip green building.
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 49
OPINION
51. FORUM KOMUNIKASI TEMU KARYA ILMIAH
MAHASISWA ARSITEKTUR INDONESIA 2013
Teks oleh Thomas A. Santoso
ampung Kota itulah tema besar yang diusung bagi
Kpameran tahunan kali ini, pameran yang diadakan di
Solo Paragon Mall mulai dari 20-24 oktober 2013 ini
merupakan bagian rangkaian acara besar satu minggu
FKTKIMAI (Forum Komunikasi Temu Karya Ilmiah Mahasiswa
Arsitektur Indonesia) 2013 Jateng. Pameran ini diikuti oleh
peserta perwakilan dari seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Prasetyo, selaku koordinator
pameran,”Jadi kampung kota itu memiliki makna bahwa
Kampung dan Kota itu sama bukan lebih baik antara satu
dibanding yang lainnya. Sehingga kampung harus seperti kota
dalam kemajuan pembangunan, dan kota harus seperti
kampung yang asri dan tentram, bukan kumuh dan
semrawut.”
“Sehingga dari pameran ini diharapkan masyarakat
lebih berhati-hati dalam membangun supaya pembangunan
justru tidak menjadi bumerang yang justru menimbulkan
kesemrawutan namun tetap asri dan tentram seperti di
kampung. ”, demikianlah penuturan mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta ini menyimpulkan tujuan
terselenggaranya pameran.
“Menyenangkan karena jadi mengenal identitas
masing-masing daerah.“ itulah kesan Arrin, salah satu peserta
pameran perwakilan dari BPR-15 Sumatera Selatan yang
merupakan mahasiswa Sriwijaya Palembang.
1
2
4
3
1suasana area pameran. FTKIMAI 2 Prasetyo, Koordinator Pameran
FTKIMAI 2013. 3 area Pameran BPR 15. 4 Pameran Foto BPR 1 - Jakarta
POINT- ARCHITECTURAL EVENT
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 51
52. PAMERAN KARYA SEJARAH DAN
TEORI PERKEMBANGAN KOTA
Teks oleh Agnes Ardiana
cara ini merupakan pameran perdana mata
Akuliah Sejarah Teori Perancangan Kota
(STPK) jurusan Arsitektur, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Mata kuliah STPK dibimbing
oleh Ibu Ch. Dwi Astuti Depari, ST., M. T. dan Ibu
V. Reni Vita Surya, ST., M.T.
Pameran yang dipersiapkan sekitar dua
minggu ini diselenggarakan oleh PPLK (Pusat
Perencanaan Lingkungan Kawasan) yang
bekerjasama dengan Biro Pameran. Pameran ini
diadakan di lobby kampus Thomas Aquinas selama
satu minggu, mulai tanggal 4 November 2013.
Pameran yang bertema “Transformasi
Desain Kawsan Bersejarah di Yogyakarta” ini
bertujuan mengekspos karya mahasiswa.
“Pamerannya bagus, walaupun terlihat
agak sepi namun banyaknya pengunjung nampak
dari tanda tangan pada kolom pesan kesan.
semoga ini bisa menjadi awal untuk pameran
selanjutnya”, jelas Tatan, salah satu pengunjung
pameran.
Harapannya dengan pameran STPK ini
pemahaman akan kawasan bersejarah di
Yogyakarta dapat semakin diperdalam. Selain itu
diharapkan mahasiswa semakin termotivasi untuk
memaksimalkan karya, sehingga dapat
dipamerkan pada kesempatan berikutnya.
3
2
1
1 suasana area pameran STPK. 2 pameran diharapkan
dapat menjadi motivasi baru bagi mahasiswa lintas
angkatan 3 pameran STPK 2013 merubah layout default
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 52
POINT- ARCHITECTURAL EVENT
53. WELPARCH!Teks oleh Agnes Ardiana
21 Sepetember 2013-HIMA
Triçaka, mengadakan acara bagi teman-
teman angkatan baru yang diberi nama
Welcome Party Architecture (WelPaRch
2013)
Rangkaian acara WelPaRch
dimulai pukul 08.00 WIB, yang dibuka
oleh ketua HIMA. Setelah itu lomba
makan kerupuk, makan sayur,
memecahkan balon, tarik tambang,
balap karung dan ambil koin. Adanya
yel-yel juga ikut meramaikan acara.
Meskipun debu berterbangan
cukup mengganggu, namun antusiasme
para mahasiswa baru tidak dapat
dihalangi. Suasana WelPaRch sangat
ramai dan mahasiswa baru ikut larut
dalam acara, ditambah dengan alunan
musik yang membuat acara semakin
menyenangkan.
“Acara WelPaRch ini seru dan
bagus, tapi sayang game-nya kurang.”,
tutur Mia, salah satu mahasiswa baru.
Acara WelPaRch ini memang baru
pertama kali dilakukan, semoga
kedepannya lebih baik dan bermanfaat
dalam mengakrabkan mahasiswa baru.
SELAMAT DATANG KELUARGA BARU!
1
2
1 toast kelas Presentasi Arsitektural-C sebagai juara umum bersama Yosandi
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 53
POINT- CAMPUS NEWS
54. Study Banding HMA AMOGHASIDA dan HIMA TRIÇAKA
27 September 2013 - HIMA
Triçaka kedatangan HMA Amoghasida
dari Universitas Diponegoro. Himpunan
yang memiliki total anggota 62 orang ini
dimpimpin oleh Fahry Nur Faizal (2010)
sebagai ketua dan Rissa Fahriyan (2011)
sebagai wakil. Kedatangan Amoghasida ini
dalam rangka Studi Banding mengenai
program kerja himpunan.
Acara ini dibuka oleh ketua HIMA
Triçaka, kemudian presentasi yang
menjelaskan program kerja dan
perkenalan anggota, setelah itu sharing
antar departemen dan biro.
Bagi Amoghasida, ini merupakan
kunjungan pertama ke Universitas Swasta
di Yogyakarta. “Atma itu hangat, kami
kagum karena merasa sangat disambut.”
tutur Fahry. “Memang beda Universitas
Swasta dengan Negeri.” sambung Rissa.
“Dari toilet saja sudah berbeda, lebih
bersih dan suasana di sini lebih akrab.”
Fahry kembali menambahkan.
Setelah presentasi dan sharing
bersama, HMA Amoghasida merasa
mendapatkan sesuatu yang baru dari
Triçaka.
“Kami tertarik dengan sistem biro
Triçaka, karena lebih spesifik dan fokus
pada bidang masin-masing. Tidak seperti
sistem Departemen Amoghasida yang
terlalu umum dan luas cakupannya. Selain
itu, penggunaan video pada presentasi
Triçaka lebih kreatif, kami sendiri belum
ada.”, ujar Fahry dan Rissa.
Di penghujung acara, masing-
masing himpunan saling mengungkapkan
kesan dan terima kasih. HIMA Triçaka
merasa bangga karena telah dikunjungi
oleh HMA Amoghasida. Studi Banding ini
diharapkan dapat menguatkan tali
silaturahmi HIMA Triçaka dengan
Amoghasida.
Teks oleh Agnes Ardiana
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 54
POINT- CAMPUS NEWS
55. Teks oleh Elizabeth Nada
ksara. Sebuah huruf yang mewakili satu
Aindividu, membentuk kata, kalimat dan
sebuah cerita. Dari pribadi saat ini
menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah tema yang
dipilih oleh panitia untuk acara Wanaprasta
2013 .
Wanaprasta merupakan acara tahunan
yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa
Arsitektur TRIÇAKA yang bertujuan untuk
melakukan kaderisasi, melatih leadership,
kerjasama dan kebersamaan bagi teman-teman
angkatan baru.
Wanaprasta yang berlokasi di bumi
perkemahan Wonogondang ini diikuti oleh 56
peserta. Rangkaian acara dimulai tanggal 25
Oktober 2013 pukul 12.30 dengan dinamika
keberangkatan yang unik.
Acara yang berlangsung dari tanggal
25-27 Oktober 2013 diisi dengan kegiatan yang
padat, berisi dan seru, mulai dari refleksi malam,
outbound, dan acara inagurasi pada hari ketiga.
Panitia, peserta, dan seluruh kakak angkatan
berkumpul menjadi satu pada acara ini.
Melalui Wanaprasta, para peserta
diajak untuk berbagi kepada sesama yakni
dengan srawung bersama anak-anak sekitar
desa Wonogondang dengan bermain,
benyanyi, dan berbagi mainan serta buku-
buku.
Berbagai komentar muncul dari
peserta wanaprasta tahun ini ketika ARÇAKA
mewawancarai mereka. “Proficiat acaranya
bagus, tetapi aku sendiri belum dapat
menyimpulkan apa-apa dari acara
(Wanaprasta). Semoga tahun depan
Wanaprasta bisa lebih sukses.“ kata Tius yang
dipilih sebagai ketua wanaprasta tahun 2014.
Lain hal nya dengan Tius, Caca dan
Niken punya tanggapan lain tentang acara ini,
“Waktu briefing aku agak takut, karena tampilan
kakak-kakak nyeremin tetapi ternyata
semuanya baik.” kata Caca. “Acaranya seru
sekali. Tema AK.SA.RA dapat diserap dengan
baik, aku jadi dapat mengetahui diriku seperti
apa dan menyadarkan bahwa kita memiliki
keluarga di arsitek ini.” lanjut niken
menambahkan. Keduanya kompak
berpendapat, “Kebersamaannya terasa sekali.
Semoga tahun depan acaranya lebih baik lagi.”
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 55
POINT- CAMPUS NEWS
56. Bata Inovasi
Limbah Abu
idak hanya sampah
Tplastik dan styrofoam
yang dapat di olah, abu
limbah pabrik pun dapat
dimanfaatkan menjadi bahan
bangunan. Seperti yang dilakukan
oleh bapak Agus Sucahyo yang
memanfaatkan Abu Limbah
pabrik Gula Madukismo menjadi
bata inovasi.
“Bata abu limbah ini
tidak merusak lingkungan
karena tidak pake tanah”, ujar
Mbak Pindo, selaku staff dari
pabrik bata inovasi abu limbah
yang ditemui di kantornya.
B a t a i n o v a s i i n i
memiliki perbandingan semen,
limbah abu dan pasir (4:3:3).
Bata limbah abu memiliki
ukuran 6x11x25 cm, membuat
proses emasangan lebih cepat
dan hemat.
P a d a p r o s e s
pembuatannya bata ini terdapat
perbedaan dengan batako pada
umumnya, karena pada bata
inovasi ini tidak melalui proses
pembakaran, namun melalui
p r o s e s p r e s s d e n g a n
menggunakan mesin .
Bata yang memiliki
tampilan menyerupai batu candi
ini, bisa menjadi alternatif desain
yang membutuhkan batu candi
d i t e n g a h s u s a h n y a
memperoleh batu candi. Warna
abu-abu kehitaman juga dapat
menjadi kelebihan bata ini untuk
diekspos.
Selain itu, bata inovasi
ini memiliki karakter yang unik,
karena sensitif akan sentuhan,
jika disentuh bata ini akan
berubah warna menjadi hitam.
Tempat produksi bata
inovasi ini terletak di Jalan Raya
Kembaran, Kasihan Bantul.
Untuk masalah harga, bata
inovasi limbah abu ini dijual
dengan harga Rp. 650,00 per
keping. Saat ini pemasaran
bata abu limbah masih sekitar
kota Jogja sampai Klaten.
Teks oleh Aleicia Vidya
Alat pencetak bata inovasi
contoh penerapan bata
Tumpukan bata inovasi
Tumpukan Limbah Abu Gula
Bata Inovasi
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 56
TECHNOLOGY & INNOVATION
57. BATAKO
STYROFOAM
erawal dari belum adanya
Bpelayanan sampah yang
baik di desa Sukunan-
Gamping, membuat warga
setempat merasa perlu menyulap
sampah limbah rumah tangga
menjadi barang-barang yang
bermanfaat.
Sampah styrofoam yang
merupakan salah satu masalah
dijadikan warga desa Sukunan
untuk menunjukan kekreatifitasan
menciptakan batako dengan bahan
dasar styrofoam.
Peralatan yang sederhana
tak lantas menyurutkan semangat
warga untuk memproduksi batako
styrofoam ini, bahkan batako
styrofoam ini telah lulus uji oleh
salah satu universitas negeri di
Yogyakarta untuk masalah
kekuatannya.
Tidak hanya styrofoam,
sampah plastik, dan kertas juga
dimanfaatkan warga sebagai
furniture seperti meja dan kursi.
Styrofoam Menjadi
Batako
Sesuai dengan namanya
batako ini merupakan campuran
dengan perbandingan 1(semen):
3 (styrofoam):3(pasir), dan jika
ingin di tambahkan kapur mentah
sebagai perkat, perbandingan
yang digunakan adalah 1
(semen):3(styrofoam) :3(pasir):
1(kapur).
“Hampir sama dengan
batako biasa, hanya saja untuk
pembuatannya styrofoam digiling
terlebih dahulu dengan parut
kelapa yang mata pisaunya kasar
lalu digiling bersamaan dengan
campuran pasir dan semen dan
tidak dibakar.” jelas pak Harto
yang ditemui di kediamannya. Pak
Harto adalah salah satu pencetus
lahirnya batako styrofoam di desa
ini.
Lebih
Menguntungkan
S e p e r t i y a n g
diketahui limbah styrofoam
merupakan limbah yang
susah terurai, maka
pemanfaatan styrofoam
menjadi batako sudah pasti
menjadi salah satu solusi
dalam masalah tersebut.
“Lebih green karena kita
menggunakan metode 3R
(Reuse, Reduce, Recycle)
dan pastinya lebih hemat.”
jelas pak Harto.
Bukan Untuk
Kolom
Kelemahan batako
styrofoam ini, tidak bisa
digunakan untuk kolom, dan
hanya dapat digunakan untuk
dinding atau sekat.
Pemanfaatannya
Sudah terdapat 5
rumah yang menggunakan
batako styrofoam ini. Selain
sebagai dinding, batako ini
dimanfaatkan sebagai pot
tanaman pada sepanjang
jalan desa dan beberapa
kerajinan lainnya.
Teks oleh Aleicia Vidya
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 57
DESIGN PROJECT - WORLDWIDE
58. Teks oleh Agnes Ardiana
Ikatan Masa Lalu
akan Kotagede
Ikatan Masa Lalu
akan Kotagede
ANJANGSANA - JEJAK ARSITEKTUR
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 58
59. otagede atau yang biasa disebut
Ksebagai “kota perak” merupakan
s e b u a h k a w a s a n y a n g
menyimpan pesona luar biasa, terletak di sebelah
selatan kota Jogja. Tidak hanya kerajinan perak
saja, melainkan bangunan kunonya yang
merupakan perkawinan Jawa dan Kolonial.
Bahkan secara Internasional mengakui
kekhasan Kotagede, dan berusaha membangun
kembali. Kemudian lahirlah gerakan-gerakan
pelestarian Belanda seperti Rodi Besik (membeli,
membangun), Faster Parent (Bapak angkat), Nasir
Tamara (Tenaga Ahli) .
Sejarah
Dahulu Kotagede merupakan pusat
Kerajaan Mataram, kemudian berpindah ke
Pleret dan sekarang menjadi Masjid Mataram dan
makam, sehingga muncul periodesasi berupa
Trend Maska Mataraman. Pada masa itu
bangunan menunjukkan status social, seperti
joglo,limasan,kampung. Akibat trend
mengalahkan budaya kerajaan, maka abdi dalem
merosot.
Berdasarkan sudut pandang arsitektural,
banguna masjid dan makan Mataram terbuat
dari susunan bata yang menjulang tinggi seperti
sebuah candi, karena pada masa itu berkembang
Majapahit yang bercorak Hindu.
Abad 18 sekitar 300an rumah kuno
berkembang di 5 kelurahan. Setelah itu
muncullah bangunan Eropa, karena adanya kaum
pedagang atau orang-orang Kalang yang berhasil
dan memiliki uang lebih ingin membangun
rumah dengan trend eropa yang menerapkan
Barroque dan Art Deco.
Bangunan
otagede atau biasa disebut
Ksebagai “Kota Perak”. Kawasan
yang terletak di sebelah selatan
kota Jogja ini menyimpan pesona luar biasa.
Tidak hanya kerajinan perak saja, melainkan
bangunan kuno yang merupakan perkawinan
Jawa dan Kolonial.
Secara internasionalpun kekhasan
Kotagede diakui, dan banyak pihak berusaha
membangun kembali bangunan-bangunan kuno
tersebut. Kemudian lahirlah gerakan-gerakan
pelestarian Belanda seperti Rodi Besik (membeli,
membangun), Faster Parent (Bapak angkat), Nasir
Tamara (Tenaga Ahli).
Sejarah
Dahulu Kotagede merupakan pusat
Kerajaan Mataram. Awalnya Kerajaan Mataram
ditinggal berpindah ke Pleret dan sekarang
menjadi Masjid Mataram dan makam, sehingga
muncul periodesasi berupa trend Maska
Mataraman.
Pada masa itu bangunan menunjukkan
status sosial yang dapat dilihat dari bentuk
atapnya. Contonya rumah Joglo (dipakai
kalangan Raja), rumah Limasan (dipakai rakyat
biasa) dan rumah kampung (yang banyak di
perkampungan). Trend mengalahkan budaya
kerajaan dan menyebabkan budaya abdi dalem
merosot.
Berdasarkan sudut pandang arsitektural
bentuk bangunan masjid dan makam
menyerupai candi yang terbuat dari susunan
bata menjulang tinggi seperti sebuah candi, hal
ini dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu yang
berkembang di Kerajaan Majapahit.
Pada abad 18, sekitar ±300 rumah
kuno berkembang di 5 kelurahan. Setelah itu
munculah kaum pedagang atau orang-orang
Kalang yang berhasil dan memiliki uang lebih
yang ingin membangun rumah dengan tren
Eropa yang menerapkan gaya arsitektur
Baroque dan Art Deco.
2
1RumahOrangKalang
2GerbangmakamRaja
44
1
ANJANGSANA - JEJAK ARSITEKTUR
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 59
60. 3 Omah dhuwur 4 Konsul
Besi 5 Gardu Listrik 6 Detail
rumahkawasanKotagede
Bangunan
Beberapa contoh
bangunan kuno di Kotagede
antara lain Omah Dhuwur (yang
berarsitektur Eropa), gardu
listrik (gaya Belanda) dan rumah
model Jengki (tren 1960an, yang
meniru rumah juragan batik di
Pekalongan). Tidak hanya
peninggalan berupa bangunan
kuno, melainkan juga detail
arsitektural yang berupa boven,
roster dan konsul (konsul kayu
bernama baut dan yang
diterapkan pada bangunan klasik
Kotagede, kemudian beralih ke
konsul besi pada banguan
kolonial).
Keunikan dari bangunan
kolonial di Kotagede bila
dibandingkan dengan bangunan
kolonial pada umumnya yaitu
memiliki pagar tinggi yang
mengutamakan privacy, sehingga
ruang terbuka hijaunya tidak
terlihat . Oleh karena itu, yang
dapat mengetahui hanya pemilik,
kecuali tamu yang diperbolehkan
masuk.
Ketika gempa Jogja
tahun 2006, sebagian bangunan
kuno juga mengalami kerusakan,
karena belum memiliki tulangan.
“Saat ini tidak semua masyarakat
Kotagede berminat terhadap
bangunan kuno. Sehingga
sebagian orang yang masih
membangun rumah dengan
gaya-gaya kuno karena memiki
ikatan masa lalu”, tutur Pak
Erwito Wibowo, ketua RW 07
sekaligus Ketua Pusat Studi
Kebudayaan Kotagede.
3
4
5
6
ANJANGSANA - JEJAK ARSITEKTUR
ARÇAKA #1 | NOVEMBER 2013 60
63. WE
WANT
YOU!TO BE THE NEXT CONTRIBUTORS
FOR OUR NEXT ISSUE
ARÇAKA #2: EDISI 2014SEPEKAN ARSITEKTUR
#UAJY STUDENTS & EX-STUDENTS ONLY
kritik. saran. info : arcakauajy@gmail.com